Mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat yang menjunjung tinggi idealismenya. Orientasi nilai-nilai idealisme itu dibuktikan dengan peduli terhadap kepada problematika yang ada di sekelilingnya termasuk pemilu legislatif (kemarin) dan pilpres pada tanggal 9 Juli 2014 nanti.
Mahasiswa harus menunjukkan sikap politiknya yang netral tetapi tetap mewarnai perkembangan politik yang memberikan suara kebenaran dan menjadi problem solver serta kontrol sosio-politic yang ada. Mahasiswa selama ini dikenal dengan the moral force dan agent of social change harus kita pegang terus, kita harus menciptakan hegemoni politik baru dengan ikut turut memberikan wacana kepada masyarakat terkait siapa pemimpin yang harus kita pada pemilu nanti.
Sikap mahasiswa yang netral sejatinya menolak politik money yang membuat hiruk pikuk perpolitikan Indonesia menjadi buruk, tugas seorang yang netral hanya memberikan wacana dan suara pembaharuan tetapi tidak ikut menentukan sikap masyarakat dan ikut kepada sistem politik yang bias negatif.
Saya tidak khawatir sekalipun partai tertentu masuk ke dalam kampus yang tujuannya mahasiswa dijadikan alat penggelembungan suara, karena saya yakin mahasiswa akan netral selagi menjunjung tinggi sikap politik mahasiswa yang netral tersebut. Jika ada mahasiswa yang tidak bersikap netral maka kemahasiswaannya perlu dipertanyakan, mahasiswa menjadi agen perubahan dan bukan alat politik partai tertentu.
Catatan kecil di pagi hari
Depok. 29 April 2014
Muhammad Makmun Rasyid
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H