Mohon tunggu...
Makmun Rasyid
Makmun Rasyid Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pembelajar Abadi

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mewujudkan Kemandirian dan Kesejahteraan Rakyat

30 November 2014   09:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:28 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[Foto diambil dari situs Amazon.com]

Judul: Revolusi dari Desa - Saatnya dalam Pembangunan Percaya Sepenuhnya kepada Rakyat

Penulis: Dr. Yansen, TP., M.Si

Penerbit: Elex Media Komputindo

Terbit: Cetakan I, 2014

Tebal: 180 Halaman



Ketersedian dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi masalah klasik buat pemerintah Republik Indonesia dalam mewujudkan dan mengimplementasikan gagasan-gagasan tentang pembangunan di berbagai bidang, salah satunya “pembangunan desa”. Sumber Daya Alam (SDA) yang terhampar luas, masyarakat yang multikulturalisme, inklusif, sifat gotong royong dan lainnya belum bisa menjadi problem solving-nya.

Data BPS per Januari 2014 tercatat, sebanyak 25 Juta orang yang masuk ke dalam kategori miskin. Pemerintahan per lima tahun silih berganti, ide, gagasan dan paradigma pun ikut berganti. Tetapi tetap kita jumpai pandangan yang keliru, yaitu menempatkan masyarakat pada pihak yang lemah dan tidak berdaya, padahal Tuhan telah memberikan kelengkapan dan sarana luar biasa di Negara Indonesia Republik Indonesia.

Paradigma-paradigma yang dicoba oleh pemerintah, dengan harapan masyakarat Indonesia dapat menjadi masyarakat yang keluar dari kolom kemiskinan. Paradigma tersebut yaitu Paradigma Pertumbuhan – dalam penerapannya belum bisa meningkatkan kesejateraan masyarakat; Paradigma Pemerataan; Paradigma SDM; Paradigma partisipatif yang berpijak pada keinginan masyarakat; Dari kesemuan paradigm itu, Bupati Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, Dr Yansen membuat sebuah gagasan baru yang ia namakan Gerakan Desa Membangun (GERDEMA), dengan motto “Berubah, Maju, Sejahtera”.

Dr Yansen di dalam mengaplikasikan gagasannya tidaklah mudah. Gagasan ini akan dapat terlaksana tatkala pemeritnahnya yang baik, swastanya yang baik dan masyarakatnya yang baik berjalan dengan ideal dan seiring. Keseriusan Yansen dalam GERDAMA menjadi salah satu poin penting dalam misi Pembangunan Kabupaten Malinau. Membangun memang mudah dikatakan tetapi kenyataannya sungguh tidak mudah dilaksanakan. Akhirnya, pembangunan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat belum terwujudkan.

Permasalahan-permasalahan yang terjadi di desa-desa tidaklah sama, karenanya ukuran dan kadar dosis obat yang diberikan tidak bisa sama. Solusi yang diterapkan yaitu – sebagaimana inti dari konsep GERDAMA.

Pertama: percaya sepenuhnya kepada masyarakat. Dalam memberikan kepercayaan, aparatur pemerintahan bertugas sebagai fasilitator, pendamping. Dana 1 miliar lebih yang diberikan kepada desa bisa dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan desa tersebut. Masyarakat desa menggunakan anggaran dana – dengan fasilitator pemerintah desa – dengan efektif dan efesien.

Kedua: memandirikan masyarakat. Artinya, potensi masyarakat yang baik harus didukung dengan ide yang cemerlang. Masyarakat Malinau menyambut baik gagasan GERDAMA Dr Yansen, karena sekarang mereka bisa menikmati hasilnya. Alasan sederhananya, bermula dari poin pertama, pembangunan tersebut diserahkan kepada masyarakat dan akhirnya dirasakan oleh masyarakat Malinau sendiri.

Buku “Revolusi dari Desa - Saatnya dalam Pembangunan Percaya Sepenuhnya kepada Rakyat” karya Dr Yansen ini, hakikatnya sentilan halus buat para pemerintah pusat dan Yansen tidak lupa ingin mencontohkan kepada desa-desa lainnya dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia yang ditopang dengan Sumber Daya Alam yang banyak. Di balik hal itu, ada yang menjadikan masyarakat desa 'tunduk' kepada gagasan pemerintah, ketika pemerintah desa atau skala luas pemerintah pusat telah menjadi pribadi yang ikhlas, integritas yang tinggi, akuntabilitas dan transparansi dalam mengelola kebijakan pemerintahan. Dengan modal demikian - menurut buku ini - masyarakat akan mengikuti dengan sendirinya.

Penulis menyebut sosok Yansen dengan seorang tokoh “revolusioner desa”, yang patut kita banggakan dan pemerintah harus berterima kasih. Buku ini juga hadir untuk menjawab perlbagai persoaalan yang selama ini oleh pemerintah pusat dalam membuat konsep yang komprehensif belum juga terkonsepkan dengan baik dan sempurna. Selamat Membaca @RSTKQ

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun