Sudah lama bulan madu politik kita tinggalkan,dan sekarang "waktu kerja" yang menghampiri kehidupan bangsa dan negara.
Bagi saya, berbekal cermat mencatat jernih melihat ,hanya dapat menunggu bagaimana implementasi visi kemasyarakatan Indonesia abad 21 dijalankan oleh pemerintahan Jokowi -JK akan berjalan.
Bukan hanya berharap pada sebuah paket deregulasi dan paket program penyelamat sebagai solusi penawar kesejukan sesaat bagi bangsa, namun apakah tugas bagi para pemimpin untuk melanjutkan dan lebih memajukan lagi bisa terwujud.
Secara pribadi saya akan berkomentar positif demi kemajuan bangsa dan bernegara. Pemerintah perlu mendapat appresiasi juga walau implementasi masih berantakan pada level eksekusi lapangan .Banyak masukan dan kritikan, tapi bak raport merah bisa menjadi biru andai saja ada yang mau bersikap optimis untuk bangsa ini.
Jangan pernah pesimis mengatakan politik dan demokrasi kita salah jalan, namun peganglah asas kebebasan yang tak berbatas menjadi sebuah tanggung jawab, matang dan stabil.
Jangan pernah mengatakan ekonomi relatif tidak stabil namun katakan kita sedang dalam perlambatan ekonomi.
Akan ada optimisme menyangkut kelas konsumen, investasi dan bisnis sebagai pendorong utama ekonomi Indonesia, sehubungan dengan masuknya masyarakat ekonomi asean.
Indonesia akan memiliki struktur perekonomian yang kuat dan berimbang ketika pilar ketahanan pangan seperti perikanan, sumber daya alam, pertanian ditunjang dengan sumber daya manusia melalui pendidikan yang merata.
Pendidikan yang akan membuat kemajuan peradapan bangsa, menguasai ilmu pengetahuan , melek teknologi dan menghasilkan industri terapan sebagai terobosan akhir. Selain itu pencerdasan melalui pendidikan akan mematangkan masyarakat dalam kehidupan berpolitik, hukum dan beragama. Perubahan sebuah proses, kita harus optimis. Masyarakat kita akan menjadi cerdas.
Mulailah dengan mengatakan yang baik untuk negara kita, tidak ada ruginya juga.
Salam “Issue Indonesia Renaissance ” untuk pecinta dan para pemimpin Indonesia mendatang.