Mohon tunggu...
Frisca Melinda P
Frisca Melinda P Mohon Tunggu... Guru - Penyuka kopi dan penyuka hujan yang mencoba mengurai isi pikiran lewat kata.

Please enjoy my thought trough my poetries and stories.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

My Wish (Part 3)

21 Februari 2020   20:53 Diperbarui: 21 Februari 2020   21:07 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tuhan..apa kau mulai mendengar apa permintaanku beberapa waktu lalu?

Apa benar kau mulai mendekatkan hatinya kepadaku Tuhan?

Mengapa semakin hari rasanya tidak pernah sama lagi?

Setiap pagi aku harus belajar menata degup jantungku agar tidak berteriak dan bergemuruh dari dalam saat melihat dirinya.

Hai kau sang penawan hati...

Apa kau tau aku harus belajar bertingkah normal dan berbicara tanpa gugup saat berbicara padamu?

Saat matamu beradu pandang dengan mataku adalah hal yang bisa membuat jantungku berhenti sesaat.

Tatapan matamu seakan menarik bibirku untuk membalas senyummu tanpa bantahan sedikitpun.

Lalu setiap kali kita berbicara duniaku tiba-tiba hanya berisi suaramu saja.

Suaramu yang beberapa waktu lalu mulai aku rindukan.

Aku sendiri tidak tau sejak kapan tepatnya aku mulai berani curi pandang padamu 

Lalu secara tiba2 kau pun ku ketahui sesekali curi pandang padaku.

Tuhan...mengapa kehadirannya dan suaranya semakin hari semakin mengikat hatiku lekat?

Pesonanya seperti membuat duniaku berhenti berputar.

Tuhan....apa benar aku benar2 jatuh cinta kepadanya?

Apa benar hatiku sudah tertawan pesona dirinya?

Lalu bolehkah aku minta hal lain padamu Tuhan?

Semoga senyum itu tetap dan tak'kan pernah pergi.

Semoga kau bukan hanya datang dan menyapa

Meninggalkan rasa nyaman lalu meninggalkanku.

So this is my wish... jangan biarkan rasa cinta ini jadi luruh.

Maka jika benar itu adalah cinta...

Biarlah cinta itu tetap tinggal dan terus bertumbuh subur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun