Mohon tunggu...
Puspo Lolailik Suprapto
Puspo Lolailik Suprapto Mohon Tunggu... Lainnya - Esais/Bookstagrammer

Nulis apa saja :)

Selanjutnya

Tutup

Book

Menciptakan Sejarah, dari Perspektif Kolonial ke Pandangan Lokal dalam Penulisan Sejarah Indonesia

1 September 2024   13:53 Diperbarui: 1 September 2024   13:55 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Dunia Revolusi | Sumber: Obor, Jakarta

Perspektif atau sudut pandang adalah aspek penting yang sudah lama menjadi bagian dari metodologi, terutama dalam historiografi atau penulisan sejarah Indonesia. 

Ini adalah alat utama yang digunakan oleh para sejarawan untuk memahami dan menginterpretasikan realitas atau masalah tertentu, serta untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.

Mohammad Ali adalah sejarawan Indonesia pertama yang berusaha menciptakan perspektif yang menurutnya "Khas Indonesia" dalam penulisan sejarah negara ini. 

Ia berpendapat bahwa sudut pandang ini tidak hanya akan mencerminkan perasaan, tetapi juga kepentingan Indonesia dalam memahami dan menceritakan kembali pengalaman masa lalunya.

Dalam bukunya Pengantar Ilmu Sedjarah Indonesia (1963), Mohammad Ali dengan tegas menolak penulisan sejarah Indonesia yang dibuat dari sudut pandang Belanda.

Ia menolak historiografi Indonesia yang didasarkan pada perspektif dan kepentingan kolonial (Nerlandosentris), dan sebagai gantinya, ia menawarkan pendekatan yang lebih fokus pada kepentingan dan pandangan Indonesia, yang dikenal sebagai perspektif Indonesiasentris.

Mohammad Ali menekankan pentingnya mengembangkan metodologi yang berfokus pada perspektif Indonesia (Indonesiasentris).

Menurutnya, hanya dengan pendekatan ini sejarah Indonesia bisa ditempatkan sebagai yang utama, bukan lagi di pinggiran. 

Usulan Ali ini mendapat dukungan dari universitas-universitas terkemuka di Indonesia, seperti Universitas Indonesia di bawah kepemimpinan R. Mohammad Ali dan Universitas Gadjah Mada di bawah Sartono Kartodirdjo.

Pada akhirnya, antara tahun 1970 hingga akhir 1990-an, historiografi dengan perspektif Indonesiasentris mengalami masa kejayaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun