Mohon tunggu...
Puspo Lolailik Suprapto
Puspo Lolailik Suprapto Mohon Tunggu... Lainnya - Esais/Bookstagrammer

Nulis apa saja :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kumon: Antara Prestise dan Trauma, Menimbang Kesesuaian Metode Belajar untuk Setiap Anak

19 Agustus 2024   05:44 Diperbarui: 19 Agustus 2024   07:07 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kata Netizen Tentang Logo Kumon | Sumber: x.com/norenbliss

Metode Kumon yang menekankan pendekatan terstruktur dan berkelanjutan mungkin cocok untuk beberapa anak. 

Namun, banyak juga yang membutuhkan cara belajar yang lebih fleksibel atau bimbingan yang lebih intensif. 

Setiap anak itu unik dan tidak bisa disamakan begitu saja.

Itu baru soal cara belajar, belum lagi soal minat dan bakat. 

Mungkin saja seorang anak tidak menonjol dalam hal akademis, tetapi punya keunggulan di bidang lain. 

Inilah yang perlu lebih dipahami oleh para orang tua. 

Jangan memaksakan anak untuk unggul dalam hal-hal yang bukan minat dan bakatnya, karena bisa membuat anak frustasi.

Para Orang tua Sebaiknya Mencoba Program Trial Terlebih Dahulu

Saya paham bahwa orang tua ingin memberikan yang terbaik untuk anak mereka, dan mendaftarkan anak ke Kumon adalah salah satunya. 

Kadang, keinginan ini muncul karena tekanan dari orang tua lain yang juga mendaftarkan anak mereka ke sana. 

Ketika kondisi sosial sudah terlibat, sulit untuk menghindarinya. 

Bahkan jika orang tua tahu anaknya tidak berbakat di bidang akademis, mereka tetap akan mendaftarkan anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun