Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lombok Utara menunjukkan bahwa tidak ada perempuan yang menjabat sebagai kepala desa di Kabupaten Lombok Utara pada tahun 2016-2018. Begitu pula, di Kabupaten Lombok Barat, hanya ada satu kepala desa perempuan dari 114 desa sejak tahun 2014. Kondisi ini sangat memprihatinkan dan membuat banyak orang, terutama kelompok masyarakat sipil, merasa pesimis.
Belajar Kepemimpinan Kepala Desa di Nusa Tenggara Barat
Meski budaya patriarki masih kuat di Lombok, beberapa kepala desa perempuan di Lombok Barat (Desa Labuhan Lombok), Lombok Timur (Desa Sesaot), dan Lombok Tengah (Desa Saba') berhasil menjaga semangat demokrasi yang mulai memudar di tingkat nasional.
Ketua Majelis Adat Sasak, Lalu Sajim Sastrawan, mengatakan bahwa keberhasilan otonomi daerah bergantung pada tiga hal: demokrasi, pelayanan, dan pemberdayaan masyarakat.
Kepedulian kepala desa perempuan yang tangguh, seperti Ibu Yuni Hari Seni dari Desa Sesaot, Ibu Baiq Muliati dari Desa Saba', dan Ibu Siti Zaenab Masarro dari Desa Labuhan Lombok, telah menularkan semangat untuk pembangunan yang inklusif.
Demokrasi, seperti yang dicontohkan oleh Kepala Desa Sesaot, Yuni Hari Seni, melihat pemimpin tidak hanya sebagai pelaksana pembangunan, tetapi juga sebagai mediator konflik. Kepala Desa Baiq Mulyati, Yuni Hari Seni, dan Siti Zaenab Masarro memanfaatkan Balai Mediasi untuk berdialog dengan masyarakat dan meredakan konflik yang sering berisiko tinggi.
Sebagai contoh, Kepala Desa Zaenab menolak pembukaan tambak ikan bersama warga, sementara Kepala Desa Yuni sering berkeliling malam hari dengan motor untuk menyapa warga dan menengahi perkelahian antar mereka.
Kepala Desa Yuni memulai tugasnya dengan membuka PAUD di desanya untuk memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat. Dia juga menyediakan layanan administrasi, seperti akta kelahiran, dengan biaya yang terjangkau.
Kepala Desa Baiq Muliati berhasil memberdayakan petani tembakau perempuan di daerahnya, sementara Kepala Desa Yuni mengembangkan pariwisata berbasis ekologi yang membuat Desa Sesaot mendapatkan sertifikasi desa wisata berkelanjutan.