Mohon tunggu...
Puspo Lolailik Suprapto
Puspo Lolailik Suprapto Mohon Tunggu... Lainnya - Esais/Bookstagrammer

Nulis apa saja :)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mungkinkah Donald Trump Mengikuti Jejak Cerita Darth Sidious?

18 Juli 2024   20:36 Diperbarui: 18 Juli 2024   20:47 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Donald Trump mengepalkan tangannya sesaat setelah mengalami luka tembak di telinga pada kampanye di Pennsylvania (BBC.com)

Calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menjadi berita utama dalam beberapa hari terakhir. Ini disebabkan oleh kabar mengejutkan tentang dugaan upaya pembunuhan oleh seorang pria bernama Thomas Matthew Crooks.

Saat Trump berbicara di acara kampanye di dekat Butler, Pennsylvania, Crooks menembaknya dari atap gedung terdekat dengan senapan AR-15. Tragisnya, seorang penonton bernama Corey Comperatore tewas dan dua penonton lainnya terluka parah sebelum pelaku ditembak mati oleh tim penembak jitu Secret Service.

Namun, pembicaraan tentang upaya pembunuhan Donald Trump tidak berhenti di situ. Di media sosial, banyak diskusi menarik tentang dampak politik dari penembakan tersebut, termasuk bagaimana hal itu akan mempengaruhi pemerintahan Trump jika ia terpilih.

Selain itu, muncul asumsi menarik yang mengaitkan Trump dengan alur cerita Darth Sidious atau Kaisar Palpatine dari seri film Star Wars. Salah satu pandangan ini diungkapkan oleh kanal YouTube bernama TM Productions.

Meskipun hanya spekulasi, memprediksi dampak politik dari penembakan Trump memang menarik. Jadi, mungkinkah Trump mengikuti jejak cerita Darth Sidious?

Donald Trump dan Darth Sidious

Bagi yang belum pernah menonton Star Wars Episode III Revenge of the Sith, film ini menceritakan tentang seorang politisi populer bernama Palpatine. Di mata masyarakat galaksi, Palpatine dikenal karena membawa ide-ide populis yang sangat disukai.

Namun, di balik popularitasnya, Palpatine sebenarnya adalah Darth Sidious yang memiliki pandangan politik radikal. Dia ingin mengubah sistem politik galaksi dari republik menjadi kekaisaran. Menyadari ide ini sulit diterima, Palpatine merekayasa upaya pembunuhan terhadap dirinya sendiri untuk membenarkan perubahan radikal tersebut.

Salah satu strategi utama Palpatine adalah memanipulasi kelompok Jedi agar mencoba membunuhnya. Ketika upaya itu gagal, ia memanfaatkan simpati publik untuk meraih kekuasaan penuh. Dengan mengeksploitasi ancaman yang diciptakannya sendiri, Sidious berhasil mengubah Republik Galaktik menjadi Kekaisaran Galaktik, menjadikannya Kaisar yang otoriter.

Dalam politik, manuver strategis Palpatine sering dikaitkan dengan teori manajemen krisis. Naomi Klein dalam bukunya The Shock Doctrine menjelaskan bahwa krisis sering digunakan oleh pemerintah untuk memberlakukan kebijakan tidak populer atau memperluas kekuasaan. Palpatine dengan cerdik memanfaatkan krisis upaya pembunuhannya untuk keuntungan politiknya.

Secara spekulatif, teori ini juga bisa diterapkan pada upaya pembunuhan Trump. Dalam konteks spekulasi politik, insiden penembakannya bisa dimanfaatkan untuk menggalang dukungan, menciptakan narasi, "Kami melawan mereka," serta memberikan justifikasi untuk tindakan lebih tegas dengan alasan menjaga keamanan dan stabilitas.

Dari sudut pandang psikologis, kejadian kekerasan dan ancaman terhadap seorang pemimpin seringkali dimanfaatkan untuk memanipulasi perasaan masyarakat. Menurut teori psikologi sosial, rasa takut dan tidak aman dapat mendorong masyarakat untuk lebih mendukung tindakan ekstrem yang dianggap dapat menjamin keamanan.

Dalam kasus Sidious, ancaman dari Jedi dan gerakan separatis dimanfaatkan untuk menimbulkan ketakutan yang cukup besar sehingga rakyat mendukung pembentukan Kekaisaran. Jika kita mengaitkan pandangan ini dengan insiden penembakan terhadap Donald Trump, sekali lagi dari perspektif spekulasi politik, maka insiden tersebut mampu mendapatkan dukungan dalam menciptakan tatanan yang lebih ketat, dengan menempatkan dirinya sebagai satu-satunya yang bisa melawan ancaman terhadap Amerika.

Namun, apakah kita dapat benar-benar memanfaatkan pandangan ini untuk mempertimbangkan masa depan kepemimpinan Trump jika ia terpilih?

Bagaimana Fiksi Berperan dalam Realitas Politik?

Meskipun Star Wars adalah fiksi yang jauh berbeda dengan dunia nyata, terutama dalam konteks penembakan Donald Trump, strategi manipulasi kekuasaan dan eksploitasi krisis untuk keuntungan politik tetaplah relevan. Bagaimanapun, setiap peristiwa politik selalu memiliki konsekuensi yang signifikan.

Pemimpin yang pandai dalam politik secara alami akan memanfaatkan momen krisis untuk memperkuat pengaruh mereka, tanpa memandang apakah kejadian tersebut direncanakan secara politis atau tidak.

Terhubung dengan hal itu, perbandingan antara percobaan pembunuhan terhadap Donald Trump dan kembalinya Kaisar Palpatine dalam seri Star Wars menggambarkan bagaimana sebuah krisis dapat dimanfaatkan untuk kepentingan politik.

Dengan memahami cara pemimpin memanipulasi situasi dalam fiksi dan kehidupan nyata, kita bisa lebih kritis dalam menilai peristiwa politik dan tujuan di baliknya. Hal ini mengajarkan pentingnya untuk selalu waspada terhadap upaya pemimpin yang mungkin memanfaatkan krisis untuk memperkuat kekuasaan mereka, baik dalam cerita fiksi ilmiah maupun dalam konteks politik dunia nyata saat ini.

Namun, perlu diingat bahwa pembahasan ini hanyalah untuk mempertimbangkan berbagai kemungkinan dan tidak boleh dianggap sebagai prediksi atau klaim tentang masa depan. Tujuannya adalah untuk mendorong pemikiran kritis terhadap berbagai peristiwa politik yang terjadi di sekitar kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun