Sebagai contoh, Putin, diktator Rusia. Pada pemilu Presiden tahun 2012 di Grozny, Putin diklaim mendapatkan 1.482 suara. Padahal, di daerah tersebut hanya ada 1.389 pemilih. Namun kenyataannya, Putin berhasil memperoleh 107% suara di dapil tersebut.Â
Tetapi, ternyata strategi ini juga sudah diterapkan di Indonesia. Seperti, pada Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2024, ditemukan banyak kasus penggelembungan suara. Salah satunya di tempat pemungutan suara 34 Rengas Ciputat Timur, yang mana salah satu kandidatnya melonjak sekitar 1.000% dalam perolehan suaranya dari 86 suara menjadi 886 suara. Miris!
Sistem Berbagi ke Orang Terdekat
Selain penggelembungan pemungutan suara, Mikal menemukan masih banyak orang yang iri terhadap diktator-diktator ini. Pemilu yang jujur masih tidak bisa membuat pesaingnya puas, apalagi yang curang. Oleh karena itu, sebagai pemimpin tunggal, penting untuk tidak pelit dalam berbagi. Namun, sistem berbagi ini bersifat selektif dalam artian hanya berlaku untuk orang-orang terdekat saja.Â
Orang-orang terdekat bisa berasal dari keluarga, rekan politik, bahkan mitra bisnis. Hubungan yang saling menguntungkan ini saling terbentuk, dan membuat kekuasaan diktator ini bisa bertahan lebih lama dan kerabat-kerabatnya bisa hidup makmur.
Contohnya, istri diktator Rumania yang sukses meraih gelar doktor kehormatan meskipun hanya tamat Sekolah Dasar (SD). Atau, gaya hidup mewah dari para pangeran Arab yang mengadakan pesta narkoba dan memiliki binatang-binatang peliharaan yang unik.
Sistem berbagi ini juga merupakan kunci kesuksesan dari Soeharto dalam menjalankan Orde Baru-nya. Beliau membagikan kekayaan negara kepada orang-orang terdekatnya, seperti perwira yang setia diberi kilang minyak, rekan bisnis mendapat konsesi, dan politisi menduduki posisi strategis. Adil, kan?
Inilah 4 praktik licik yang selalu berhasil diterapkan di negara Indonesia. Walaupun negara demokrasi, di mana pengadilannya independen, tetapi sistem-sistem ini tetap menjadi pondasi kokoh menuju kediktatoran.
Untuk itu, jika Anda membaca buku ini sebagai hiburan, pasti akan membuat kamu tertawa terbahak-bahak. Namun, jika Anda memperhatikan buku ini lebih mendalam sebagai gambaran masa depan suram bagi Indonesia, Anda akan menyadari bahwa ada seseorang yang sudah menerapkan kiat-kiat menjadi diktator ini.
Identitas BukuÂ
Judul: Kiat Menjadi Diktator
Penulis: Mikal Hem