Mohon tunggu...
Puspito Rahman
Puspito Rahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mari Menulis

Pelajar ~ EO | Volunteer | Socialprenenur | Sipil (Rakyat biasa) dalam proses belajar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Bulan Ramadan 2021: 3 Tradisi Ramadan Sarat Makna yang Berubah di Masa Pandemi

17 April 2021   00:03 Diperbarui: 17 April 2021   00:02 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                Patrol bukan kegiatan tanpa makna, hanya untuk berkumpul dan bernyanyi, tujuan dari kegiatan ini sebenarnya untuk membangunkan seluruh warga kampung, agar segera bersiap untuk sahur, bayangkan saja kalau sampai terlewat untuk sahur. Pasti ibadah puasa yang dijalani seharian akan terasa lebih mudah lelah dan mengantuk. Begitu lah pentingnya patrol.

                Ramadan 2021, kali ini berbeda, sebab untuk berkumpul terlalu lama, tanpa memperhatikan protokol kesehatan, juga berpeluang terjadi penularan virus. Hingga, agenda patrol dianjurkan untuk ditiadakan di beberapa daerah.

                Ketiga, Mudik. Kata mudik berasal dari akronim bahasa jawa, salah satunya cerita yang bermula dari jaman majapahit. Dimana pejabat-pejabat daerah yang tersebar di seluruh wilayah, saat momen tertentu mereka akan kembali ke pusat pemerintahan dan mengunjungi kampung halaman. Mudik dalam bahasa jawa Mulih Disik yang berarti pulang dulu (sebentar). Melansir dari kompas 6 juni 2018

                Namun, istilah mudik santer digunakan pada tahun 1970. Mudik sudah menjadi agenda wajib setelah pelaksanaan ibadah puasa di bulan ramadan. Saat mudik momen yang ditunggu bagi keluarga yang memiliki sanak saudara bekerja di perantauan. Sebab agenda mudik sendiri akan dilanjutkan dengan tradisi lebaran.

                Lebaran, pasca ibadah puasa  bulan ramadan, biasanya diisi dengan makan opor ayam, jajanan khas daerah, hingga berkumpul sanak saudara yang sudah merantau jauh untuk merekatkan tali persaudaraan. Begitulah pentingnya tradisi mudik, berawal dari mudik silaturahmi bisa lebih direkatkan.

                Bukan menjadi isu yang mudah untuk dilakukan, larangan mudik yang dikeluarkan oleh pemerintah dari rentang waktu 6 mei hingga 17 mei 2021. Namun masih ada pengecualian, bagi mereka yang nekat untuk mudik sebelum dan sesudah tanggal yang ditetapkan pemerintah diperbolehkan dan siperlancar mudiknya, tapi jangan terlalu lama untuk ijin cuti libur yaa, berpengaruh pada kinerja nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun