Bergegaslah, kawan... tuk sambut masa depan
Tetap berpegang tangan, saling berpelukan
Berikan senyuman tuk sebuah perpisahan!
Kenanglah sahabat... kita untuk slamanya!
Lantunan lagu ‘kita selamanya’ dari Bondan Prakoso and Fade2Black yang kudengar dari handphone milik salah satu taman di halaman perpustakaan tadi membuat aku teringat kembali dengan masa-masa SMA. Masa yang merupakan salah satu moment terindah dalam hidupku. Saat di mana aku diperkenalkan dengan cinta kepada orang yang lain yang awalnya bukan siapa-siapa dalam hidupku. Bahkan awalnya mereka sangat biasa, tak ada sedikit pun yang istimewa.
Seiring berjalannya waktu, semuanya berubah. Mereka yang awalnya biasa, sekarang menjadi luar biasa. Mereka mengajarkanku menerima kekurangan orang lain, menghargai perbedaan, dan tidak egois. Di sini aku diajarkan untuk lebih mandiri dan belajar bekerjasama dalam tim. Mereka mengajarkanku untuk lebih dewasa dan mengajarkanku membangun cinta.
Well, itu tadi bagaimana kita membangun cinta kepada sahabat. Lalu bagaimana dengan membangun cinta kepada pasangan? Saya rasa membangun cinta kepada pasangan juga tidak jauh berbeda. Membangun cinta pada dasarnya sama dengan belajar ber-partner. Di mana kita belajar untuk menerima orang lain untuk masuk ke dalam space kita. Awalnya mungkin tidak mudah, tapi itulah seninya. Kita harus belajar menerima perbedaan dan kekurangan, belajar berbagi dan bekerja sama serta saling percaya.
Ada bebrapa orang yang beranggapan bahwa, jika memiliki banyak persamaan berarti jodoh. Sehingga ada beberapa pasangan yang berusaha untuk menyukai apa yang disukai oleh pasangannya. Hingga akhirnya mereka kehilangan identitas atau jati dirinya. Sebenarnya, sebuah hubungan bukan diukur dari banyak atau sedikitnya persamaan, tapi sejauh mana kita bisa memperkaya dan mengerti satu sama lain dari perbedaan-perbedaan tersebut. Sehingga dalam perjalanannya kita bisa lebih menerima orang lain untuk masuk ke kehidupan kita.
Sebagai makhluk sosial kita tidak dapat hidup hidup sendiri. Kita pasti membutuhkan orang lain, baik untuk bekerja sama maupun tempat berbagi. Ada pepatah jawa yang berbunyi witing tresno jalaran soko kulino, yang artinya rasa suka itu muncul karena terbiasa. Komunikasi menjadi salah satu penentu tumbuhnya rasa cinta. Semakin sering bertemu dan berkomunikasi serta saling berbagi, rasa cinta bisa muncul dengan sendirinya. Sebaliknya, rasa cinta bisa saja hilang jika tidak ada lagi komunikasi. Intinya komunikasi merupakan salah satu pilar langgengnya suatu hubungan. Jika komunikasi hilang, maka hilang pula salah satu pilar tersebut.
Setiap orang butuh kepercayaan. Orang akan merasa dihargai jika diberi kepercayaan. Begitu juga dengan pasangan. Mereka akan merasa berharga jika adanya rasa saling percaya satu sama lain. Terlalu banyak prasangka buruk atau terlalu over protective juga membuat pasangan menjadi tidak nyaman. Mereka akan terasa terkekang dan merasa menjadi seorang narapidana yang selalu diawasi polisi. Membangun rasa saling percaya sangatlah penting dalam menjalani sebuah hubungan. Saling percaya juga merupakan salah satu wujud cinta yang dewasa.
Jadi, untuk dapat membangun cinta dengan pasangan sama seperti bagaimana kita ber-partner. Karena setiap orang itu unik, sehingga kita harus bisa menerima perbedaan dan kekurangan, belajar berbagi dan bekerja sama serta saling percaya satu sama lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H