Mohon tunggu...
Puspitasari Megahana
Puspitasari Megahana Mohon Tunggu... Guru - Guru SMKN 12 Jakarta

Guru Penggerak Angkatan 5 Jakarta Utara

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan

2 Juli 2024   08:12 Diperbarui: 2 Juli 2024   08:15 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Refleksi Pembelajaran Modul 3.1: Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan


Setelah kegiatan eksplorasi bersama instruktur, esensi dari modul 3.1 tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin menjadi lebih jelas bagi saya. Esensi utamanya adalah bahwa setiap keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin harus berakar pada prinsip-prinsip moral dan etika yang kuat. 

Hal ini tidak hanya memastikan bahwa keputusan tersebut adil dan benar, tetapi juga membangun kepercayaan dan integritas dalam kepemimpinan. Nilai-nilai kebajikan seperti kejujuran, keadilan, tanggung jawab, dan kepedulian harus menjadi landasan dalam setiap tindakan dan keputusan pemimpin. 

Saya memilih esensi ini karena saya percaya bahwa pemimpin yang berpegang teguh pada nilai-nilai kebajikan akan mampu menciptakan lingkungan yang positif dan mendukung bagi semua pihak yang terlibat, terutama murid-murid dalam konteks pendidikan.


Pengalaman Menerapkan Konsep dalam Modul 3.1

a. Komunitas Sekolah/Lembaga Saya

Dalam komunitas sekolah saya, saya berusaha menerapkan konsep pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan dengan melibatkan semua pihak yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Setiap kali menghadapi situasi yang memerlukan keputusan penting, saya mengajak guru, staf, dan bahkan murid untuk berdiskusi dan memberikan masukan. Saya memastikan bahwa setiap keputusan didasarkan pada prinsip-prinsip keadilan, kejujuran, dan tanggung jawab.

Contoh konkretnya adalah saat kami harus memutuskan kebijakan baru terkait tata tertib sekolah. Saya mengadakan beberapa pertemuan dengan berbagai kelompok, mendengarkan pandangan dan kekhawatiran mereka, dan mencari solusi yang dapat diterima oleh semua pihak. Proses ini tidak hanya menghasilkan keputusan yang lebih baik tetapi juga memperkuat rasa memiliki dan kepercayaan di antara semua anggota komunitas sekolah.

b. Keberhasilan, Tantangan, dan Solusi

Saya merasa berhasil dalam menerapkan konsep dari modul 3.1 ini dalam banyak aspek, terutama dalam menciptakan lingkungan yang inklusif dan adil. Namun, ada beberapa tantangan yang saya hadapi:


Tidak semua orang di komunitas sekolah saya terbuka terhadap perubahan, terutama jika mereka merasa keputusan tersebut akan mengganggu kenyamanan mereka.

Misalnya, ketika kami memperkenalkan kebijakan baru yang lebih ketat terkait disiplin murid, beberapa guru merasa ini akan menambah beban kerja mereka. Untuk mengatasi ini, saya mengadakan sesi diskusi terbuka di mana semua orang dapat menyampaikan kekhawatiran mereka. Saya juga memberikan pelatihan dan dukungan tambahan untuk membantu mereka beradaptasi dengan kebijakan baru.

Kadang-kadang, situasi yang dihadapi sangat kompleks dan melibatkan banyak pihak dengan kepentingan yang berbeda-beda. Misalnya, dalam kasus konflik antara dua kelompok murid yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda, sulit untuk menemukan solusi yang memuaskan semua pihak. 

Saya menggunakan pendekatan sembilan langkah pengambilan keputusan etis untuk mengurai kompleksitas situasi ini. Saya melibatkan mediator eksternal yang netral dan berpengalaman dalam menangani konflik antarbudaya. Kami mengadakan beberapa sesi mediasi dan workshop tentang keberagaman dan toleransi untuk membantu murid memahami perspektif satu sama lain.

Pengambilan keputusan yang melibatkan banyak pihak dan mempertimbangkan berbagai nilai kebajikan membutuhkan waktu dan sumber daya yang tidak sedikit. 

Terkadang, keputusan harus diambil dengan cepat, dan proses yang ideal tidak selalu bisa diterapkan. Saya berusaha membuat prioritas dan menyederhanakan proses tanpa mengorbankan prinsip dasar nilai-nilai kebajikan. Saya juga membangun tim kerja yang terdiri dari perwakilan berbagai pihak untuk mempercepat proses pengambilan keputusan saat dibutuhkan.

Dalam skala 1-10, keyakinan dan kepercayaan diri saya dalam membawakan modul ini pada rekan-rekan Calon Guru Penggerak (CGP) adalah 8. Saya memilih angka ini karena saya merasa cukup yakin dengan pemahaman dan pengalaman saya dalam menerapkan konsep ini di komunitas sekolah saya. Saya percaya bahwa nilai-nilai kebajikan sangat penting dalam pengambilan keputusan dan saya memiliki berbagai contoh praktis untuk dibagikan.

Namun, saya juga menyadari bahwa masih ada ruang untuk belajar dan meningkatkan keterampilan saya dalam mengatasi tantangan yang lebih kompleks dan dinamis. Dengan terus mengembangkan diri dan berbagi pengalaman dengan rekan-rekan, saya yakin bahwa angka ini dapat meningkat seiring waktu.

Modul 3.1 tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan memberikan panduan yang berharga bagi pemimpin, khususnya dalam konteks pendidikan. Dengan berpegang pada prinsip-prinsip kebajikan universal, pemimpin dapat membuat keputusan yang tidak hanya efektif tetapi juga adil dan bermoral. 

Meskipun menghadapi tantangan, pendekatan yang sistematis dan melibatkan semua pihak dapat membantu mengatasi hambatan dan menciptakan lingkungan yang mendukung dan inklusif bagi semua anggota komunitas. Dengan keyakinan dan pengalaman yang terus berkembang, saya siap untuk berbagi dan menerapkan konsep ini lebih lanjut, baik dalam lingkungan sekolah maupun dalam lingkup yang lebih luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun