4. Membangun Hubungan: Menciptakan dan memelihara hubungan yang saling percaya dan hormat dengan klien.
5. Mendorong Tindakan: Membantu klien untuk merancang dan melaksanakan rencana tindakan yang konkret untuk mencapai tujuan mereka.
6. Refleksi dan Pembelajaran Berkelanjutan: Mendorong klien untuk merefleksikan pengalaman mereka dan belajar dari setiap langkah dalam proses coaching.
TIRTA sebagai Alur Percakapan Coaching
TIRTA adalah akronim dari sebuah model yang digunakan dalam percakapan coaching untuk membantu struktur dan alur dialog antara coach dan klien. TIRTA terdiri dari:
1. Tujuan (T): Menetapkan tujuan yang jelas dan spesifik yang ingin dicapai oleh klien. Pada tahap ini, coach membantu klien untuk mengartikulasikan apa yang mereka inginkan dan mengapa itu penting bagi mereka.
2. Identifikasi (I): Mengidentifikasi sumber daya, kekuatan, dan hambatan yang ada. Coach dan klien bersama-sama mengeksplorasi apa yang sudah dimiliki klien dan apa yang mungkin menjadi tantangan dalam mencapai tujuan.
3. Rencana (R): Merancang rencana tindakan yang terperinci untuk mencapai tujuan. Ini termasuk langkah-langkah konkret yang akan diambil oleh klien dan bagaimana mereka akan mengatasi hambatan yang mungkin muncul.
4. Tindakan (T): Implementasi dari rencana yang telah dibuat. Coach mendukung klien dalam mengambil tindakan yang diperlukan dan memberikan umpan balik serta dorongan sepanjang proses.
5. Asesmen (A): Evaluasi dan refleksi terhadap hasil yang telah dicapai dan proses yang telah dilakukan. Coach dan klien bersama-sama meninjau apa yang berhasil, apa yang bisa diperbaiki, dan bagaimana langkah selanjutnya.
Supervisi Akademik Berbasis Coaching