5. Hubungan dengan Diskursus Politik
Penggeledahan ini terjadi dalam konteks politik yang kompleks. Foucault akan menunjukkan bahwa hukum sering kali tidak dapat dipisahkan dari kekuatan politik. Proses hukum terhadap tokoh politik seperti Hasto bisa menjadi bagian dari perebutan kekuasaan yang lebih luas di balik layar. Dalam diskursus ini, Foucault mengingatkan kita untuk melihat tidak hanya apa yang dikatakan secara eksplisit, tetapi juga apa yang tidak dikatakan narasi yang dikesampingkan atau ditekan.
6. Refleksi terhadap Transparansi dan Oposisi
Foucault akan mempertanyakan bagaimana masyarakat menerima narasi penggeledahan ini: apakah dianggap transparan dan adil, atau justru mencurigai adanya manipulasi? Penggeledahan dapat dipandang sebagai upaya transparansi oleh institusi hukum, tetapi Foucault mengingatkan bahwa transparansi juga bisa menjadi alat kekuasaan untuk mengontrol opini publik.
Melalui lensa Foucault, penggeledahan rumah Hasto Kristiyanto oleh KPK bukan hanya tentang hukum, tetapi juga tentang dinamika kekuasaan dan pembentukan narasi kebenaran dalam politik Indonesia. Peristiwa ini mencerminkan relasi kompleks antara politik, hukum, dan masyarakat dalam membangun sistem yang lebih transparan, meskipun sering kali penuh dengan ambiguitas.
Artikel ini bisa diakhiri dengan pertanyaan reflektif:
- Apakah tindakan seperti ini benar-benar murni penegakan hukum, atau ada dimensi kekuasaan yang lebih luas?
- Bagaimana masyarakat dapat memelihara sikap kritis terhadap hubungan antara hukum dan politik?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H