Bandung- Kamis(24/8) sudah tidak asing didengar diberbagai kalangan saat ini mengenai metode penanaman hidroponik. Hidroponik merupakan teknologi bercocok tanam tanpa menggunakan tanah melainkan menggunakan air dan larutan nutrisi sebagai media tumbuh.
Wangunsari farm merupakan salah satu tempat budidaya tumbuhan dengan menggunakan teknologi tersebut. "mulanya ada karena hobi sih, waktu itu covid, aktivitas diluar berhenti, namun kan kebutuhan bahan pangan harus tetap ada, makanya membuat hidroponik kecil kecilan, menanam sawi, kangkung dengan bahan paralon dan sampe saat ini sudah berjalan hampir 4 tahun dengan banyak upgrade ilmu" ujar Acep selaku pengelola Wangunsari farmAda sekitar 8 greenhouse dengan bermacam macam jenis tumbuhan, mulai dari sawi, kangkung, selederi, juga ada beberapa greenhouse yang berisikan buah melon.
Atep mengatakan "Penyiraman melon menggunakan sistem irigasi tetes, nah penyiramannya dilakukan perjam, misal perjam alatnya mengeluarka berapa mililiter air, dan itu otomatis"
Ada pula uji coba penanaman buah strawberry hidroponik dengan sistem DFT, yang mana sistem tersebut menggunakan  media air yang menggenang. "Lagi coba buat budidaya Strawberry, ini strawberry Israel cuma gagal, bentuknya tidak menarik dan rasanya seperti arben, yang berhasil ini Strawberry Korea, lagi mulai diperbanyak" Ujar Acep
"Untuk kualitas buah dan sayur memang lebih bagus dari hidroponik, bersih dan tidak terkontamisani bahan kimia lain, jika dibandingkan dengan buah dan sayur organik"
Menurut keterangan yang didapatkan buah dan sayur ini kemudian didistribusikan ke supermarket. Adapun supermarket yang sudah bekerjasama antara lain Setiabudi Market, Nanakam Fresh Market dan ada pula yang membeli langsung ke Wangunsari Farm untuk petik sendiri dan menjadi sarana edukasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H