Mohon tunggu...
Puspita Mega Noviana
Puspita Mega Noviana Mohon Tunggu... Guru - Belajar sepanjang hayat

Artikel Populer, Bahasa dan Sastra

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Kepribadian Tokoh Utama dalam Cerpen

9 Desember 2022   02:15 Diperbarui: 9 Desember 2022   02:31 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendahuluan

Psikoanalisis merupakan teori yang mengkaji sastra sebagai sebuah produk kejiwaan pengarangnya. Teori ini berkembang dari teori Sigmund Freud yang mengungkapkan bahwa semua manusia sebenarnya memiliki libido (energi seksual) yang mendorong manusia untuk melakukan apa saja baik yang konstruktif maupun yang destruktif. 

Carl Gustav Jung adalah salah satu yang terkesan dengan ide-ide Freud. Namun, Jung kemudian membangun aliran sendiri dengan nama psikoanalitik. Banyak masyarakat yang menganggap bahwa Jung adalah tokoh psikoanalisis. Padahal, psikoanalisis dan psikoanalitik mempunyai perbedaan yang sangat esensial.

Ahmadi (2015: 22) mengungkapkan bahwa dalam paradigma psikoanalisis yang dipelopori oleh Freud, manusia sebenarnya hidup didorong oleh energi libdinal atau seks. Karena itu, mulai dari bayi sampai menjelang tua manusia tidak lepas dari seks. Adapun psikoanalitik yang dipelopori oleh Jung, memandang manusia sebagai sosok yang mempunyai energi libido tapi diarahkan ke energi kreatif dan tidak hanya ke seks-isme saja. Perbedaan kedua, psikoanalisis Freud sangat pesimistis memandang manusia sebab hanya meninjau kausalitas dan seks. Sedangkan, psikoanalitik memandang manusia secara optimistis, teleologis, dan kausalitas.

Jung sebagai seorang psikolog banyak mengarahkan kajiannya pada sastra lisan dan mite-mite kuno yang memiliki ciri primordial. Jung menyebut ciri tersebut dengan istilah arketipal. Menurut Jung, arketipe ialah suatu bentuk pikiran atau ide universal yang menciptakan gambaran-gambaran atau visi kehidupan yang normal berkaitan dengan aspek tertentu atau situasi tertentu. 

Konsep ketidaksadaran kolektif atau transpersonal merupakan salah satu diantara segi-segi teori kepribadian Jung yang paling original dan kontroversial. Ia merupakan sistem psike yang paling kuat dan paling berpengaruh. Jung menyebutnya dengan ketidaksadaran kolektif sebab semua orang mulai dari zaman purba sampai sekarang masih mempunyai arketipe yang sama dalam derajat yang berbeda (Ahmadi, 2015: 23).

Cerpen adalah salah satu karya sastra yang menceritakan kehidupan manusia. Termasuk kaitannya dengan pribadi manusia baik yang berhubungan dengan alam sadarnya, maupun dengan alam bawah sadarnya. Oleh karena itu, karya sastra yang berupa cerpen dapat dianalisis dengan pendekatan psikologi Carl Gustav Jung.

  • Sinopsis Cerpen Kurma Kiai Karnawi Karya Agus Noor

Cerpen Kurma Kiai Karnawi menampilkan tokoh Kiai Karnawi sebagai pemimpin spiritual yang memiliki banyak keunggulan. Sebagai pemimpin religius Karnawi dapat menjadi tokoh panutan karena kepribadiannya yang sederhana, terbuka, suka menolong, dan rendah hati. Kekuatan spiritual tokoh Kiai Karnawi memungkinkan begitu banyak orang memohonkan pertolongannya saat menghadapi aneka masalah dalam kehidupan. 

Keunggulan pribadi sebagai tokoh spiritual Karnawi dikukuhkan lagi karena ia memiliki sesuatu yang berkekuatan luar biasa. Ia memiliki buah kurma ajaib. Kurma itu didapatkan sang kiai dari pohon kurma yang ditanam sendiri oleh sang Nabi. Hanya Kiai Karnawi yang mendapatkan kurma seperti itu karena ia mengetahui persis pohon kurma yang ditanam sang nabi itu melalui ujian yang dilakukan nabi Khidir terhadapnya yang hadir dalam mimpi.

Kekuatan kurma itu memungkinkan Kiai Karnawi bisa menyelamatkan seorang yang sakit berat, nyaris mati karena menderita sakit yang diduga karena dianggap kena teluh (disantet), membantu seorang ibu yang tidak bisa melahirkan pada waktunya, mengeluarkan peluru yang bersarang di kepala seorang bocah ketika terjadi kerusuhan antara warga yang lahannya digusur oleh pengusaha asing. Selain itu, ada banyak kesaksian lain yang diceritakan tentang keunggulan Kiai Karnawi dengan buah kurma yang dimilikinya.

Umar Rais, seorang pengusaha mebel yang tergolong sukses, pernah menyampaikan kepada sopir pribadinya, Hanafi, perihal rencananya menjadi salah seorang calon walikota. Niat Umar Rais untuk ikut bertarung dalam pemilihan walikota, ditanggapi dingin oleh Hanafi. 

Hanafi menyampikan pendiriannya dengan mengingatkan sang majikan bahwa terlibat dalam politik itu merepotkan dan akan lebih susah. Banyak politikus menjadi bermasalah dan menjadi incaran KPK, dan Hanafi tidak ingin Rais berurusan dengan KPK. Umar Rais tetap pada pendiriannya karena dia yakin kolaborasi antara pengusaha dan politikus akan jauh lebih menguntungkan. Pengusaha harus dekat dengan politikus kalau mau mendapat proyek yang menguntungkan. Begitu Rais meyakinkan Hanafi.

Semangat Umar Rais mencalonkan diri dalam pemilihan walikota juga dilatarbelakangi kedekatannya dengan Kiai Karnawi. Untuk meyakinkan Hanafi Rais dengan entengnya berkata bahwa ia mencalonkan diri bukan atas kehendaknya sendiri melainkan karena telah mendapatkan restu dari Kiai Karnawi. 

Ia yakin Karnawi yang telah merestuinya akan melapangkan jalannya meraih kursi walikota. Lagi pula kekuatan buah kurma milik sang kiai dapat dijadikan sebagai sesuatu yang tidak terkalahkan dalam pertarung menjadi walikota. Sehari menjelang pemilihan walikota Hanfi diminta Rais mendatangi Kiai Karnawi untuk meminta satu biji kurma. Sang kiai memberikan buah kurma itu kepada Hanafi untuk diteruskan kepada Umar Rais.

Hanafi yang menerima buah kurma itu tampaknya yakin kalau Rais memakan buah kurma itu ia akan terpilih menjadi walikota. Dalam hati Hanafi masih menolak pencalonan manjikannya itu. Ia meolak karena akan terima dampak jika majikan terpilih. 

Dia pasti lebih direpotkan sebagai sopir. Kerepotan itu sudah Hanafi rasakan selama hari-hari persiapan menjelang pemilihan. Setiap hari harus ke mana-mana mengantar bahan kampanye termasuk amplop-amplop berisi uang. Hanafi, tak rela untuk keadaan seperti itu sehingga ia berniat menggagalkan majikannya menjadi walikota. Hanafi menggantikan buah kurma milik kiai dengan kurma yang dijual di tepi jalan. Buah kurma yang diterima dari kiai dimakan Hanafi dan kepada majikan diserahkan kurma yang dibelinya. Pada akhir cerita Hanafi tampaknya bingung karena dalam penghitungan suara Umar Rais dinyatakan unggul dan terplih menjadi walikota.

  • Psikoanalitik Carl Gustav Jung
  • Carl Gustav Jung adalah seorang berkebangsaan Jerman. Jung melakukan penyelidikan psikologi secara intensif dan kontinu sehingga ia berhasil memperoleh data-data penting tentang psikologi hingga membuatnya dikenal sebagai seorang pelopor psikologi analitik. Teori Jung dalam psikologi analitik yaitu teori struktur jiwa, fungsi jiwa, sikap jiwa, dan tipologi manusia (Prawira, 2014: 211).
  • Teori Struktur Jiwa

Menurut Jung, psyche adalah keseluruhan dari segala peristiwa kejiwaan, baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Selain itu, Jung juga mengemukakan pandangannya tentang struktur psyche. Pandangan Jung tentang struktur psyche sebagai berikut.

  • Alam sadar (kesadaran)
  • Alam tak sadar (ketidaksadaran)

Kesadaran berfungsi menyesuaikan diri dengan dunia luar, sedangkan ketidaksadaran berfungsi menyesuaikan diri dengan dunia dalam. Ketidaksadaran adalah kekuatan primer dari hidup kejiwaan manusia. Ketidaksaran merupakan sumber bagi kesadaran. Tidak adanya ketidaksadaran maka kesadaran tidak akan dapat bekerja. Oleh karena itu, ketidaksadaran tidak boleh lenyap.

  • Fungsi Jiwa

Gagasan penting dari Jung yaitu di dalam jiwa manusia terdapat kesadaran dengan empat fungsi yang fundamental yaitu dua fungsi yang rasional dan dua fungsi yang irasional. Fungsi-fungsi yang sifatnya rasional, misalnya tentang pikiran dan perasaan. Sementara fungsi-fungsi yang sifatnya irasional, misalnya pengindraan dan intuisi. Pada setiap individu yang normal dipastikan memiliki kesadaran dengan fungsi-fungsi tersebut. Lebih lanjut Jung menjelaskan bahwa pikiran dan perasaan pada manusia yang ia maksudkan tersebut dikatakan mempunyai fungsi yang rasional. 

Hal ini disebabkan kedua fungsi tersebut mempunyai tugas menilai pikiran dengan kriteria benar dan salah. Perasaan menilai dengan kriteria buruk dan baik. Sementara penginderaan dan intuisi mempunyai fungsi fundamental yang sifatnya irasional. Karena penginderaan dan intuisi tugasnya tidak memberikan penilaian tetapi hanyalah mengamati. Untuk membedakan pengertian yang sifatnya mendasar maka dalam hal ini pengamatan yang menggunakan indra disebutnya sebagai pengamatan. Sementara itu, pengamatan yang menggunakan insting disebutnya sebagai suatu intuisi dan sifatnya tidak disadari oleh manusia.

Fungsi-fungsi jiwa manusia menurut Jung dapat dituliskan seperti dalam tabel berikut ini.

  • Sikap Jiwa

Sikap jiwa adalah arah dari energi psikis umum atau libido yang menjelma dalam bentuk orientasi manusia terhadap dunianya. Arah aktivitas energi psikis itu dapat keluar ataupun ke dalam dan demikian pula arah orientasi manusia terhadap dunianya, dapat keluar ataupun ke dalam. Jadi berdasarkan sikap jiwanya manusia dapat digolongkan menjadi dua tipe yaitu manusia-manusia yang bertipe ekstrovert dan manusia-manusia yang bertipe introvert.

Menurut Jung, kesadaran manusia dalam mengadakan hubungan dengan dunia luar menunjukkan dua sikap utama yaitu introvert dan ekstrovert. Dikatakan bersikap introvert jika sikap kesadaran seseorang mengarah ke dalam dirinya sendiri. Sementara sikap yang ekstrovert artinya sikap kesadaran yang mengarah ke luar dirinya yaitu kepada alam sekitar dan manusia lain. Manusia yang mempunyai tipe sikap introvert umumnya mempunyai minat pokok pada dunia subjektif yang dijadikan sebagai asas-asas pertimbangan. Selain itu, orang dengan sikap bertipe introvert suka tenggelam dalam dirinya sendiri. Sementara, sikap orang bertipe ekstrovert umumnya mempunyai minat pokok kepada dunia luar dan menganggap dunia objektif sebagai nilai-nilai esensial dalam hidupnya.

Sifat-sifat manusia bertipe introvert dan ekstrovert menurut pandangan Jung dikemukakan sebagai berikut.

Sifat-sifat Manusia Bertipe Introvert

Sifat-sifat Manusia Bertipe Ekstrovert

  • Ia memiliki suatu kecenderungan dan lebih suka memasuki dunia imajiner, di samping memiliki kebebasan untuk merenungkan hal-hal yang bersifat kreatif.
  • Ia memiliki kecenderungan dan menyukai partisipasi pada realitas sosial dalam dunia objektif. Individu dengan sikap bersifat ekstrovert dalam peristiwa-peristiwa praktis umumnya lancar dalam pergaulan.
  • Ia termasuk indvidu yang produktif dan ekspresi-ekspresinya diwarnai oleh perasaan-perasaan subjektif. Pusat kesadaran dirinya adalah kepada egonya sendiri dan sedikit perhatian pada dunia luar.
  • Ia bersikap realistis, aktif dalam bekerja, dan komunikasi sosialnya baik serta bersifat ramah-tamah.
  • Ia memiliki perasaan halus dan cenderung untuk tidak melahirkan emosi secara menyolok. Ia mempunyai kebiasaan menunjukkan ekspresinya dengan cara-cara yang halus dan jarang ditemukan pada orang lain.
  • Ia berpembawaan riang gembira, bersikap spontan dan wajar dalam ekspresi serta menguasai perasaan.
  • Ia memiliki sikap yang umumnya sangat tertutup sehingga ketika terdapat konflik hanya disimpan dalam hati. Ia umumnya berusaha untuk dapat menyelesaikan sendiri segala permasalahan, termasuk timbulnya konflik-konflik pada dirinya.
  • Ia bersikap optimis, tidak putus asa menghadapi kegagalan atau dalam menghadapi konflik-konflik pekerjaan. Ia juga selalu tenang dan bersikap suka mengabdi.
  • Ia memiliki banyak pertimbangan sehingga ia sering suka mengadakan self analysis dan self critism.
  • Ia tidak begitu banyak pertimbangan dan kadang-kadang sering tidak terlalu banyak analisis serta kurang self critism serta berpikir kurang mendalam.
  • Ia bersifat sangat sensitif terhadap kritik. Pengalaman-pengalaman pribadi bersifat mengendap dalam kenangan yang kuat, lebih-lebih hal yang bersifat pujian atau celaan tentang dirinya.
  • Ia memiliki sifat yang relatif independen dalam mengeluarkan pendapat. Ia juga mempunyai cita-cita yang bebas.
  • Ia memiliki sifat yang pemurung dan selalu memiliki kecenderungan bersikap menyendiri.
  • Ia memiliki keletan dalam berpikir tetapi mempunyai pandangan bersifat pragmatis. Selain hal itu, ia bersifat keras hati.
  • Tipologi Manusia Menurut Jung

Berdasarkan komponen pokok kesadaran, Jung membuat empat kali dua atau delapan tipe, empat tipe ekstrovert dan empat lagi introvert. Dalam membuat penyandraan mengenai tipe-tipe tersebut selalu dikupasnya juga alam tak sadar, yang baginya merupakan realita yang sama pentingnya dengan kehidupan alam sadar. Kehidupan alam tak sadar itu berlawanan dengan kehidupan alam sadar. Jadi orang yang kesadarannya bertipe pemikir maka ketidaksadarannya adalah perasa, orang yang kesadarannya ekstrovert begitu selanjutnya.

Tipologi manusia menurut Jung dapat diikhtisarkan dalam tabel berikut ini.

  • Analisis Kepribadian Tokoh dalam Cerpen Kurma Kiai Karnawi Karya Agus Noor dengan Pendekatan Psikologi Carl Gustav Jung
  • Berikut ini analisis cerpen karya Agus Noor yang berjudul Kurma Kiai Karnawi. Cerpen ini menceritakan seorang yang bernama Kiai Karnawi sebagai salah satu representasi religiusisme. Dia mampu menyembuhkan orang sakit hanya dengan sebutir buah kurma. Pengalaman Kiai Karnawi dalam menyembuhkan orang berada di luar nalar. Cerita orang yang terlihat gosong terkena teluh, kemudian setelah memakan kurma dari Kiai Karnawi langsung mendapatkan semacam sengatan listrik. Tidak sampai di situ, orang tersebut juga mengeluarkan berbagai macam benda dari dalam tubuhnya yang membuat semua orang di situ terbelalak tak percaya. Hal ini tercermin dalam kutipan cerpen sebagai berikut.
  • Tubuh orang itu menghitam nyaris gosong sementara kulitnya kisut kering penuh sisik kasar dengan borok kering. Mulutnya perot, seakan ada yang mencengkeram rahang dan lehernya. Ia terbelalak seolah melihat maut yang begitu mengerikan. Sudah lebih delapan jam ia mengerang meregang berkelojotan. Orang-orang yakin: dia terkena teluh, dan hanya kematian yang bisa menyelamatkan.

            Kiai Karnawi yang diceritakan dalam cerpen ini adalah sosok yang sederhana yang mampu menyembuhkan orang yang kena teluh atau santet serta sakit-sakit yang tidak wajar. Pikiran dan perasaan Kiai Karnawi berjalan secara rasional. Dia berpikir bahwa dirinya adalah orang yang daif tidak berdaya. Selain itu, dia tidak suka mengobral ayat untuk menjadi bijak. Seperti yang terdapat dalam kutipan cerpen berikut ini.

"Sebelumnya, maafkan sahaya yang daif ini, Sinuhun," Kiai Karnawi bicara sopan, "bisakan Sinuhun memberi tahu terlebih dahulu, di manakah arah kiblat...."

"Tak perlu sebentar-bentar mengutip ayat, untuk menjadi bijak," ujar Kiai Karnawi, pada pengajian yang sempat Hanafi ikuti.

 Pendirian dan intuisi Kiai Karnawi berjalan secara irasional. Fungsi jiwanya berjalan tanpa penilaian hanya semata-mata melalui pengamatan sadar indriah dan pengamatan secara sadar naluriah. Kiai Karnawi memiliki pendirian bahwa dia bisa menyembuhkan orang sakit apapun dengan sebutir kurma. Selain itu, Kiai Karnawi mampu meredam konflik yang ada di masyarakat. Hal ini sejalan dengan intuisinya yang secara naluriah tergerak untuk menyelamatkan orang yang kesakitan. Hal ini terlihat dalam kutipan cerpen sebagai berikut.

Kiai Karnawi, yang dipanggil seorang tetangga, muncul. Beliau menatap penuh kelembutan pada orang yang tergeletak di kasur itu. Kesunyian yang mencemaskan membuat udara dalam kamar yang sudah pengap dan berbau amis terasa semakin berat. Beberapa orang yang tak tahan segera beranjak keluar dengan menahan mual. Kiai Karnawi mengeluarkan sebutir kurma, dan menyuapkan ke mulut orang itu.

Satu peluru nyasar mengenai seorang bocah, tepat menghunjam kepalanya. Kemunculan Kiai Karnawi mampu meredakan amuk buruh tani. Saat itu Kiai Karnawi berhasil menangkap sebutir peluru yang ditembakkan kepadanya (Hanafi suka membayangkan adegan ini secara slow motion seperti dalam film) dan langsung membentak komandan pasukan, agar menarik mundur semua aparat. Bocah yang kepalanya tertembak dibopong Kiai Karnawi, yang langsung menyuapkan sebutir kurma. Pelan-pelan, peluru yang menancap dalam kepala bocah itu menggeliat keluar. Dan lubang bekas peluru itu, menutup dengan sendirinya.

            Kiai Karnawi memiliki kepribadian dengan tipe ekstrovert atau terbuka. Orang yang ekstrovert terutama dipengaruhi oleh dunia objektif, yaitu dunia di luar dirinya. Orientasinya terutama tertuju ke luar. Pikiran, perasaan serta tindakan-tindakannya terutama ditentukan oleh lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan nonsosial. Dia bersikap positif terhadap masyarakat, hatinya terbuka, mudah bergaul, hubungan dengan orang lain lancar. Ciri-ciri sikap yang bertipe ekstrovert ini ada pada Kiai Karnawi. Sikap Kiai Karnawi yang terbuka terlihat ketika dia mengaku kepada Hanafi bahwa dirinya adalah kiai jadul dan berpenampilan ala kadarnya. Selain itu, baginya tidak perlu mengutip banyak ayat untuk menjadi bijak. Kiai Karnawi berusaha menunjukkan dirinya yang apa adanya kepada orang lain. Ciri-ciri ekstrovert tercermin dari kutipan cerpen sebagai berikut.

"Hehe, saya ini memang kiai jadul," Kiai Karnawi tertawa terkekeh, sambil melirik Hanafi. Langsung membuat Hanafi tertunduk. Ia yakin, Kiai Karnawi bisa membaca yang dipendam dalam hatinya.

Sehari-hari Kiai Karnawi hanya berpeci hitam---yang sudah kusam---dan mengenakan sarung komprang, serta baju model kemeja warna gelap. Tapi kesederhanaannya itulah yang membuat ia terlihat lebih berwibawa. Dan ini yang kemudian membuat Hanafi terkesan: meskipun jarang mengutip ayat-ayat, nasehatnya disimak dan dipatuhi. Bukan kiai yang suka mengobral ayat, begitu komentar orang-orang. "Tak perlu sebentar-bentar mengutip ayat, untuk menjadi bijak," ujar Kiai Karnawi, pada pengajian yang sempat Hanafi ikuti.

Melalui cerpen ini, Agus Noor memberikan kritik sosial berkenaan dengan sosok pemimpin teladan. Dia menciptakan tokoh Kiai Karnawi bukan tanpa alasan. Agus Noor berpandangan bahwa seorang pemimpin hendaknya mau melayani masyarakat atau orang yang dipimpinnya. Ini terlihat dari cara Kiai Karnawi berbaur dengan berbagai golongan masyarakat. Seorang pemimpin hendaknya juga bijak serta netral. Ini terlihat dari upaya Kiai meredam konflik antara aparat dan masyarakat.

Agus Noor juga mencoba mengungkap realitas yang sedemikian dekat dengan masyarakat yaitu KKN. Hal ini tercermin dari keinginan Umar untuk terjun di politik. Karena Umar berpandangan bahwa menjadi pengusaha saja tidak cukup, tanpa ada dukungan politik atau mengenal kolega di pemerintahan. Maka, tidak heran sekarang ini para pengusaha berbondong-bondong masuk ke dunia politik. Agus Noor mengkritik para penguasa yang dengan dalih amanah menduduki kursi pemerintahan. Setelah terpilih mereka menggunakan uang rakyat baik untuk memperkaya diri sendiri atau memperkaya partai.

  • Penutup

Teori psikoanalisis menganggap bahwa karya sastra sebagai gejala dari pengarangnya. Dalam diri sastrawan gejalanya muncul dalam bentuk karya kreatif. Oleh karena itu, dengan anggapan ini tokoh-tokoh dalam sebuah cerpen, misalnya akan diperlakukan seperti manusia yang hidup di dalam lamunan si pengarang. Konflik-konflik kejiwaan yang dialami tokoh-tokoh itu dapat dipandang sebagai pencerminan atau representasi dari konflik kejiwaan pengarangnya sendiri. Akan tetapi perlu diingat, bahwa pencerminan ini berlangsung secara tanpa disadari oleh si pengarang cerpen itu sendiri dan sering kali dalam bentuk yang sudah terdistorsi, seperti halnya yang terjadi dengan mimpi. Dengan kata lain, ketidaksadaran pengarang bekerja melalui aktivitas penciptaan cerpennya. Jadi, karya sastra sebenarnya merupakan wujud tersembunyi atas hasrat pengarangnya dalam ketidaksadaran.

 

Daftar Pustaka

Ahmadi, Anas. (2015). Psikologi Menulis. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Prawira, Purwa Atmaja. (2014). Psikologi Kepribadian dengan Perspektif Baru. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Cerpen Kompas. Minggu, 7 Oktober 2012. Kurma Kiai Karnawi Karya Agus Noor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun