Mohon tunggu...
Puspita Anggraeni Susanto
Puspita Anggraeni Susanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebaya Korean Style: Inovasi atau Ancaman Terhadap Warisan Budaya

21 Juni 2024   14:34 Diperbarui: 21 Juni 2024   14:54 2086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar:DeviantArt

Jika Anda memasukkan kata kunci "kebaya Korea" ke dalam kotak pencarian Google, media sosial, atau situs web bisnis, Anda akan menemukan banyak hasil yang mencakup kata-kata seperti "kebaya Korea", "kebaya Korea", "hanbok", "lace", "hijab", dan lain-lain yang terkait dengan kebaya dan Korea. 

Sebagian besar orang melihat kebaya Korean Style sebagai seni yang menggabungkan dua budaya untuk membuat sesuatu yang baru dan menarik. 

Menurut Kamus Mode (2011), kebaya adalah pakaian tradisional wanita Indonesia yang terdiri dari atasan atau blus berlengan panjang yang dipadukan dengan bawahan sarung atau kain panjang yang melilit tubuh dari pinggang hingga ujung mata kaki. Meskipun demikian, gaya kebaya Korea memiliki beberapa fitur yang membedakannya dari gaya kebaya tradisional Indonesia, seperti penggunaan warna pastel dan crop top yang pendek.

Kontroversi tentang akulturasi budaya muncul sebagai akibat dari fenomena kebaya Korean Style ini. Di satu sisi, ada orang yang percaya bahwa perpaduan ini merupakan cara untuk menunjukkan penghargaan dan kreativitas dengan menggabungkan elemen dari dua budaya yang berbeda, membuat sesuatu yang baru dan menarik bagi generasi muda. 

Kebaya Korean Style dengan warna-warna pastel dan desain yang lebih modern seperti crop top telah menarik banyak orang, terutama kaum muda, yang melihatnya sebagai cara untuk tetap trendi sambil menghormati warisan budaya mereka. Namun, ada beberapa orang yang khawatir bahwa gaya kebaya Korea dapat menghilangkan nilai kebaya tradisional Indonesia. 

Kritikus berpendapat bahwa mengubah kebaya lebih jauh dari bentuk aslinya dapat mengaburkannya sebagai simbol budaya Indonesia. Apakah tren ini merupakan indikasi bahwa budaya kita mulai kehilangan ciri khasnya? Bagaimana masyarakat melihat perubahan ini? Apakah tren ini akan tetap ada atau akan berhenti untuk sementara waktu? Bagaimana kita bisa mempertahankan jati diri budaya kita saat terkena dampak budaya lain?

"Korean Style" telah berkembang menjadi ikon mode modern yang menarik perhatian anak-anak Indonesia. Terlepas dari fakta bahwa fenomena ini membawa warna baru ke dunia mode, efeknya terhadap kesadaran dan penghargaan terhadap budaya Indonesia harus dikaji secara menyeluruh. 

Ketika orang menggunakan kebaya dengan gaya Korea, mereka seringkali tidak benar-benar memahami nilai-nilai budaya dan tradisi Indonesia. Banyak generasi muda mengadopsi gaya ini hanya untuk mengikuti tren fashion dunia tanpa mempertimbangkan makna historis dan simbolis kebaya tradisional Indonesia.

Memelihara identitas budaya dalam menghadapi pengaruh budaya asing seperti gaya kebaya "Korea" menimbulkan pertanyaan yang mendalam tentang bagaimana kita sebagai masyarakat dapat mempertahankan kekhasan dan keunikan budaya Indonesia sebagai identitas Indonesia. 

Identitas budaya adalah bagian penting dari jati diri suatu bangsa. Di Indonesia, yang kaya akan keragaman budaya dari Sabang hingga Merauke, menjaga kekhasan budaya adalah bagian penting dari membangun persatuan dan rasa bangga akan warisan nenek moyang. Ketika tren global seperti kebaya "Korean Style" menjadi populer, ada kemungkinan bahwa budaya lokal akan terpengaruh atau bahkan terdistorsi oleh tren tersebut. Ini dapat membahayakan prinsip budaya yang telah diwariskan.

Ketika orang mengikuti tren kebaya "Korea Style", mereka mungkin kurang memahami prinsip, kebiasaan, dan makna budaya asli Indonesia. Generasi muda yang lebih terpapar pada budaya populer dan media sosial di seluruh dunia mungkin lebih cenderung mengidentifikasi diri dengan budaya asing daripada budaya lokal mereka sendiri. Ini dapat menyebabkan kebanggaan budaya Indonesia menurun dan dominasi budaya asing menjadi lebih kuat. 

Terdapat perbedaan pendapat dalam masyarakat tentang tren ini. Ada yang melihatnya sebagai kesempatan untuk meningkatkan apresiasi budaya Indonesia di seluruh dunia, sementara yang lain mungkin khawatir tentang kehilangan ciri khas budaya lokal. Perbedaan pendapat tentang cara terbaik untuk menanggapi adopsi budaya asing tanpa mengorbankan identitas lokal muncul di forum publik, platform budaya, dan media sosial.

Untuk melindungi kebaya tradisional Indonesia dari pengaruh gaya "Korea Style", ada beberapa pendekatan yang berhasil. Pertama, memperkenalkan sejarah dan nilai-nilai kebaya tradisional melalui pendidikan dan kampanye sosial media. Kedua, meningkatkan kesadaran publik dengan mempromosikan kebaya tradisional di acara resmi dan festival budaya. Ketiga, mendukung inovasi dalam desain kebaya dengan menghormati motif lokal. 

Terakhir, membuat kebijakan yang mendukung pelaku industri kreatif lokal dan memberikan penghargaan kepada mereka yang membuat kebaya. Metode ini memungkinkan kebaya tradisional tetap menjadi bagian penting dari warisan budaya Indonesia tanpa terpengaruh oleh tren mode global yang melanggar nilai-nilai budaya asli.

Kebaya Korean Style adalah perpaduan menarik antara budaya Indonesia dan Korea dalam fashion kontemporer. Terlepas dari kenyataan bahwa gaya ini inovatif, ia menimbulkan pertanyaan tentang keaslian dan identitas kebaya tradisional Indonesia. 

Melalui pendidikan, promosi yang bijaksana, dan inovasi desain yang menghormati warisan tradisional, penting untuk meningkatkan pemahaman tentang nilai-nilai budaya lokal. Tujuannya adalah untuk menjaga keberlanjutan kebaya tradisional sebagai bagian penting dari warisan budaya Indonesia, tanpa terdistorsi oleh tren global yang tidak sejalan dengan nilai-nilai budaya asli.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun