Mohon tunggu...
Ita Friedrich
Ita Friedrich Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Istri dan Ibu dari 2 anak laki2 yang cakep. Baik hati dan tidak sombong ( haaaalaaah), suka bercanda, suka main petak umpet... Berusaha menolong sebisa mungkin...tapi kalau tidak bisa yaaa mau bagaimana lagi.... Suka jahil tapi suka menyesali kejailannya.... dan sayang banget ma rakyat jelata, suka makanan tradisional, jajan pasar, dan kopi pahit...suka keluyurun di tempat kumuh.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Peluh Cinta Kita

22 Februari 2016   04:01 Diperbarui: 22 Februari 2016   04:15 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Peluh Cinta Kita

Ketika temaram berkedip datang
Disaat ku terpana dalam bayang
Melambai lembut sebuah asa pelan berdendang
Menguntai rasa menjadi rindu yang terbentang
--
Bibir ini ternganga tiada sadari
Menanti hati yang berlalu kini kembali
Tinggalkan semua melintas mimpi
Di persimpangan senja yang biasa kita lalui
Dengan bait syahdu dalam dentang kasih abadi
--
Derap resah membelai gelisah
Mengusap hampa uraikan semua kisah
Sejumput mesra yang kita lalui dalam setiap desah
Berpeluk dengan peluh cinta luapkan semua hasrat dan terkulai penuh pasrah
--
Leonberg, 22.02.2016
By Ita Friedrich

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun