Mohon tunggu...
Ita Friedrich
Ita Friedrich Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Istri dan Ibu dari 2 anak laki2 yang cakep. Baik hati dan tidak sombong ( haaaalaaah), suka bercanda, suka main petak umpet... Berusaha menolong sebisa mungkin...tapi kalau tidak bisa yaaa mau bagaimana lagi.... Suka jahil tapi suka menyesali kejailannya.... dan sayang banget ma rakyat jelata, suka makanan tradisional, jajan pasar, dan kopi pahit...suka keluyurun di tempat kumuh.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Samarmu

20 Februari 2014   01:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:39 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seuntai kata rindu bernada sendu
Mengalun dikeheningan senja yang syahdu
Terpaku dan terlena ku dalam remang membisu
Seperti dinginnya angin malam ku rasakan beku
Terlalu lama menanti rasa yang tiada tentu
--
Ada sebengkal cerita yang masih tertinggal di sini
Yang ingin ku hapus dari sebuah rindu di hati
Namun ku tak mampu mengusik atau menghindari
Entah sampai kapan ku harus berlari
Melupakan semua gulana menghuni diri
--
Di senja temaram dalam belaian nada
Mengembara semua ingantan tentang kitau
Dan jejakmu yang samar kian nyata
Berdiri dengan senyum manja menggoda
Menembus setiap relung jiwa tuk bangkit melangkah bersama
--
Leonberg, 19.02.2014
By Ita Friedrich

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun