Mohon tunggu...
Puspita DewiM
Puspita DewiM Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana

Mahasiswa Pascasarjana.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Stres Kerja & Kompensasi Guru

13 Desember 2021   21:18 Diperbarui: 15 Desember 2021   11:08 1177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Guru adalah manusia yang tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan. Guru memainkan peran penting dalam membangun dan melatih generasi masa depan menuju kesuksesan. Dasar pencapaian para siswa adalah keterlibatan mendalam pada pembelajaran dan keterlibatan guru sendiri dalam mengajar. Reza dan Widodo (2013) mengatakan bahwa pendidikan memiliki korelasi dengan perkembangan ekonomi suatu bangsa. Maka kualitas pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk ditingkatkan. Kualitas pendidikan di sekolah di tentukan oleh kinerja guru.

Dalam pendidikan, jika kurangnya dukungan dan otonomi, tuntutan pekerjaan, hubungan rekan kerja, kejelasan tugas, konflik proses dan struktur pendidikan dengan kebutuhan dan aspirasi pribadi guru dapat menjadi sumber stres. Phiters (1995) mengatakan bahwa mengajar adalah salah satu profesi dengan tingkat stres yang tinggi. Stres kerja telah menjadi bidang studi sejak lama melekat pada manusia. Stres dianggap sebagai produk dari interaksi dinamis antara orang, konteks sosial dan organisasi dimana dia bekerja. Stres dipandang efek negatif psikologis yang dihasilkan dari aspek pekerjaan.

Stres sebagai istilah umum yang di terapkan pada tekanan yang dirasakan orang dalam hidup. Stres disini mengacu pada stress yang berhubungan dengan  pekerjaan guru. Awal analisis tentang stres guru diturunkan oleh Kyriacou dan Sutcliffe (2004) yang memandang stres guru sebagai pola reaksi yang difasilitasi oleh evaluasi risiko terhadap kebanggaan atau kesejahteraan guru dengan mengelola perangkat yang diaktifkan untuk mengurangi tekanan yang tampak. 

Gambaran stres yang berhubungan dengan pekerjaan guru dalam hal perasaan negatif yang tidak bahagia seperti tekanan, hambatan, kegugupan dan depresi yang ditemukan pada guru dalam beberapa aspek pekerjaannya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan stres yang berhubungan dengan pekerjaan guru sebagai suatu bentuk respon yang terjadi ketika tuntutan pekerjaan yang ditawarkan tidak sesuai dengan pengetahuan, keterampilan atau kemampuan guru. Selain stres kerja adapun pentingnya kompensasi terhadap guru.

Kompensasi adalah semua pendapatan bernilai uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima oleh karyawan sebagai imbalan atas jasa yang telah di berikan untuk perusahaan (Pramono, 2020). Mendefinisikan kompensasi sebagai segala bentuk pembayaran atau imbalan yang diberikan kepada karyawan yang telah memberikan jasanya dalam menyelesaikan pekerjaan. Kompensasi adalah salah satu alasan dasar untuk karyawan  dalam mencari pekerjaan. Karyawan diberi kompensasi atas jasa dan usaha yang mereka lakukan dalam pekerjaan mereka.

Kompensasi salah satu kebutuhan yang mempengaruhi motivasi yang pada gilirannya mempengaruhi kinerja guru. Tujuan dari setiap kompensasi yang baik adalah untuk menarik, memotivasi dan mempertahankan yang baik untuk pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu, kompensasi harus diakui sebagai faktor utama yang mempengaruhi kinerja guru. 

Ada jenis-jenis Kompensasi yaitu salah satunya kompensasi finansial dan non finansial. Upah/Gaji merupakan kategori kompensasi finansial. Fakta menunjukkan bahwa masih minimnya upah yang di berikan kepada para guru di beberapa sekolah dasar yang membuat beberapa guru mencari cara memenuhi kebutuhannya. Salah satunya memiliki pekerjaan sampingan  yang berdampak pada kinerja guru

Kinerja guru adalah upaya guru dalam meningkatkan siswa prestasi belajar melalui pengajaran (Wahyudi,dkk. 2012). Selain itu, di dalam kinerja guru adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh guru berkenaan dengan peran, tugas dan tanggung jawab yang di embannya atas dasar kemampuan profesionalnya (Setiyati, 2014)  
Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja guru.

Seorang guru yang baik tidak hanya mengajar di cara yang bisa memuaskan kelas dengan gaya mengajarnya yang meninjol tetapi juga mengatur waktu dan tugas lain yang diberikan kepadanya selain mengajar seperti mengelola etika dan disiplin di kelas, memastikan interaksi siswa dan memelihara hubungan yang tepat dengan orang tua siswa dan administrasi lembaga pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun