Mohon tunggu...
Puspa Sari Dewi
Puspa Sari Dewi Mohon Tunggu... Penulis - A lifelong learner

Author of Seni Memaknai Hidup & Novella Ranum Email : 1991saripuspa@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ada Getir dan Khawatir Setiap Mengulang Tahun di Bulan dan Tanggal yang Sama

28 Oktober 2022   07:16 Diperbarui: 28 Oktober 2022   17:30 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu ruh melihat diri ini yang diam dengan mata tertutup dan tanpa gerakan perut juga dada akibat putusnya embusan nafas terakhir. Ruh ingin sekali kembali memasuki ragaku. Ingin mengulang kembali menjalani kehidupan dengan sebaik mungkin. Namun, ruhku tak punya kuasa. Malaikat menuntunnya pergi meninggalkan ragaku bersama orang-orang yang sedang mengerumuniku.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Beberapa hari lalu, aku melihat huruf "A" kapital berukuran besar di sebuah mall di Singapura. Dengan seketika terlintas di benak bahwa perjalanan hidup ini aku ibaratkan seperti huruf "A" kapital tersebut. Yang mana titik sudut atas diibaratkan sebagai titik kelahiran kita ke dunia. Dua garis berlawanan seperti arah jalan kebaikan dan garis lainnya adalah jalan sesat. Lalu satu garis yang menghubungkan dua garis berlawanan itu aku ibaratkan sebagai jembatan atau jalan hijrah. Sedangkan dua titik bawah merupakan titik akhir kita setelah melewati garis kehidupan, yaitu titik surga dan neraka.

Bagaimana? Bisa dipahami? Entahlah, ada-ada saja penemuanku ini.

Jadi, mula-mula kita terlahir di satu titik yang sama. Kemudian kita mulai tumbuh menjadi anak-anak, remaja, dewasa, hingga tua. Di saat transformasi masa-masa itulah kita sendiri yang memilih ingin menjalani hidup di jalan yang baik atau buruk. Aku yakin, semua orang mendambakan titik akhir perjalanan hidupnya yaitu surga. Namun, kebanyakan dari kita tak sadar bahwa kita telah memilih jalan yang salah.

Ada sebagian yang sadar dan hijrah ke jalan yang benar dengan berbelok melewati garis (yang kusebut sebagai jembatan) yang menghubungkan dua garis berlawanan tersebut. Namun, ada juga yang awalnya sudah benar melewati jalan yang baik, tetapi mereka terbawa arus oleh lingkungan hingga berbelok melewati jembatan tersebut ke arah garis yang salah.

Hingga akhirnya, mereka yang telah berjalan melewati lebih dari garis penghubung (jembatan) tersebut, semakin mendekat titik akhir perjalanan hidup. Orang-orang yang berada di jalan kebenaran akan mudah saat mengalami hisab dan ada kemungkinan untuk berkumpul dengan orang-orang saleh di surga. Namun, orang-orang yang berada pada jalur garis keburukan dan tak sempat bertaubat hingga titik ajal menjemput, akan mengalami hisab yang sulit serta dengan mudah mereka dimasukkan ke neraka.

Di usiaku yang sudah menduduki kepala tiga ini masih terus belajar dan berusaha untuk memperbaiki diri. Meskipun sulit akibat godaan dan hawa nafsu yang terkadang menghampiri.

Di usia ke-31 ini, membuatku semakin mengerti akan esensi hidup di dunia, bahwa sewaktu-waktu aku akan meninggalkan dunia ini dan apa pun yang ada di bumi hanya titipan. Semua yang ada pada diri sewaktu-waktu akan Dia ambil dengan maksud yang terkadang berbeda-beda. Ada yang Allah cabut nikmat harta dengan tujuan sebagai pembelajaran untuk kita supaya lebih memanfaatkan harta ke jalan yang lebih berkah. Ada juga yang Allah cabut nikmat harta karena alasan lain yang terkadang tak masuk akal. Namun, perlu kita pahami bahwa akal dan logika manusia terbatas. Sedangkan Allah Maha Tahu segalanya yang ada di bumi dan di langit, yang awal dan yang akhir.

Semoga di usia sekarang ini, aku bisa lebih memaknai hidup dengan penuh seni yang berwarna serta bermakna. Diberi kemudahan dan kelancaran dalam setiap usaha. Kesehatan dan keselamatan yang mengiringi. Juga semakin istikamah untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat hingga maut memisahkan.

Aku hanya ingin hidupku bisa meninggalkan bekas yang baik di hati orang-orang yang mengenalku. Yang ketika masaku di dunia telah usai, mereka hanya mengingat kebaikanku tanpa menemukan keburukan dari diri ini. Aku hanya ingin Allah selalu menutup aib-aibku hingga aku tiada, bahkan hingga dunia ini hancur tak sersisa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun