Salah satu cara manusia belajar adalah melalui pengamatan atau observasi. Hasil belajar tersebut tidak selalu direfleksikan dalam bentuk tindakan saat itu juga. Walaupun tidak langsung tertuju ke anak, namun anak sebagai anak aktif terus merekam apa yang terjadi pada lingkungannya. Sesuatu yang dipelajari dalam satu waktu mungkin akan direfleksikan dalam bentuk perilaku dalam waktu yang lain. Hal ini dapat diartikan bahwa hasil belajar anak dari lingkungan dapat saja tidak langsung terlihat, akan tetapi sangat dimungkinkan muncul dalam tahapan perkembangan selanjutnya. Konsekuensi terhadap perilaku tersebut berperan penting dalam belajar. Ketika perilaku yang diamati mendapat konsekuensi yang baik dan menyenangkan bagi model, maka anak cenderung untuk menirunya. Begitupun sebaliknya, bila perilaku yang diamati tersebut tidak mendapatkan konsekuensi yang positif, maka cenderung tidak ditiru. Konsekuensi yang didapatkan model ini dapat bersifat eksternal, yaitu seseorang mengatakan atau member sesuatu atas perilaku model terhadap dirinya. Selain itu juga dapat bersifat internal yang ditunjukkan dengan respon kepuasan pada diri model.
Keluarga memiliki peranan utama dalam mengasuh anak, di segala norma dan etika yang berlaku didalam lingkungan masyarakat, dan budayanya dapat diteruskan dari orang tua kepada anaknya dari generasi-generasi yang disesuaikan dengan perkembangan masyarakat. Keluarga memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia pendidikan moral dalam keluarga perlu ditanamkan pada sejak dini pada setiap individu. Walau bagaimana pun, selain tingkat pendidikan, moral individu juga menjadi tolak ukur berhasil tidaknya suatu pembangunan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memegang peranan penting serta sangat mempengaruhi perkembangan sikap dan intelektualitas generasi muda sebagai penerus bangsa.
SIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa Pendidikan karakter memainkan peran yang sangat penting dalam perkembangan anak usia dini. Pada tahap ini, anak-anak sedang mengembangkan dasar-dasar sikap, nilai, dan norma yang akan membentuk kepribadian mereka di masa depan. Melalui pendidikan karakter, anak-anak belajar untuk mengembangkan kualitas positif seperti kejujuran, kerjasama, disiplin, tanggung jawab, dan empati. Dalam lingkungan pendidikan karakter yang baik, anak-anak diberikan pemahaman tentang apa yang benar dan salah, serta bagaimana bertindak dengan baik dalam hubungan dengan orang lain dan dunia sekitar mereka. Selain itu, pendidikan karakter juga membantu memperkuat moralitas dan etika anak-anak, membantu mereka dalam menghadapi tantangan dan konflik dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan karakter yang efektif di usia dini membantu anak-anak membangun dasar yang kuat untuk kemajuan akademik dan kehidupan sosial mereka di masa depan, serta membantu mereka menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan berkontribusi positif bagi masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan karakter harus menjadi prioritas dalam sistem pendidikan anak usia dini, sehingga anak-anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu yang berintegritas dan baik hati.
DAFTAR PUSTAKA
Devianti, R., Sari, S. L., & Bangsawan, I. (2020). Pendidikan karakter untuk anak usia dini. Mitra Ash-Shibyan: Jurnal Pendidikan dan Konseling, 3(02), 67-78.
Rustini, T. (2012). Pendidikan karakter anak usia dini. Cakrawala Dini: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1).
Hasan, M., Aji, N. U. B., Suyitno, M., Pamuji, S. S., Rochmahtun, S., Wibowo, T. P., ... & Apriyanti, Y. O. (2023). Pendidikan karakter anak usia dini. Sada Kurnia Pustaka.
Izzaty, R. E. (2012). Pentingnya Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini: Sudut Pandang Psikologi Perkembangan Anak. Jurnal Pendidikan Karakter, 1(1), 1-9.
Puspytasari, H. H. (2022). Peran keluarga dalam pendidikan karakter bagi anak. Jurnal Pendidikan Islam, 6(1), 1-10.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H