Mohon tunggu...
Puspa Arum Mekaridanto
Puspa Arum Mekaridanto Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mi Instan di Tengah Darurat Bencana

1 Oktober 2018   14:40 Diperbarui: 1 Oktober 2018   14:42 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Bencana alam yang menimpa beberapa daerah di Indonesia belakangan ini menyebabkan kerusakan infrasturktur bagunan yang cukup parah sehingga dibutuhkan perbaikan secepatnya. Hal lain yang lebih penting untuk korban bencana adalah makanan.

Makanan manjadi kebutuhan pokok setiap manusia untuk bertahan hidup. Dalam keadaan darurat bencana, makanan menjadi hal yang susah didapatkan. Sumber makanan untuk para korban bencana biasanya mengandalkan bala bantuan dari pemerintah ataupun pihak lain.

Disayangkan kebanyakan dari bantuan makanan untuk korban bencana adalah berupa mi instan. Meskipun mi instan sebagai makanan yang praktis dan harganya relatif terjangkau, konsumsi mi instan nyatanya bisa membawa dampak negatif bagi kesehatan.

Dilansir dari CNNIndonesia, pakae gizi Fakultas Univesitas Indonesia dr. Ari Fachrial Syam sulit menampik sifat praktis mi instan yang cocok dalam penanggulangan bencana. Mudah disimpan dan mudah dimasak menurut Ari menjadi penyebab mi instan selalu jadi pilihan pertama untuk membantu korban bencana.

Namun dalam aspek nilai gizi, Ari menjelaskan bahwa mi instan tidak mencukupi kebutuhan gizi seseorang. Dominan dengan kandungan karbohidrat saja, khawatir konsumsi mi instan dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan masalah kesehatan baru.

Idealnya manusia setiap hari membutuhkan makro nutrien yang seimbang, tidak hanya karbohidrat, tapi juga protein dan lemak. Beberapa orang yang memiliki riwayat gangguan kesehatan dianjurkan lebih berhati-hati konsumsi mi instan ini.

Memang telah lama diketahui bahwa mengkonsumsi mi instan setiap hari memiliki dampak buruk bagi kesehatan. Berbagai macam penyakit bisa menyerang seseorang yang terus memakannya.

Mengkonsumsi mi instan dengan frekuensi yang cukup sering berarti sama saja mengkonsumsi kalori dengan jumlah yang tinggi, karbohidrat, kandungan lemak jenuh, sehingga bahan zodium dan zat kimia sintetis bisphenil A yang memicu masalah obsitas dan sindrom cardiometabolic.

Obesita yang terjadi karena mi instan dikarenakan sejumlah besar lemak dan natrium yang terkandung di dalamnya menyebabkan resistensi air dalam tubuh.

Selain itu, monosodium glutamate atau MSG yang terdapat dalam mi instan bukan hanya menyebabkan kekurangan nutrisi untuk tubuh, hal ini jika dilakuakan terus menerus akan menyebabkan kanker. MSG juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan lainnya seperti memicu sakit kepala, mengganggu sistem pernapasan, dan lainnya.

Mi instan dapat menghambat nutrisi masuk ke dalam tubuh, ini juga menjadikan pencernaan dalam tubuh terganggu. Pencernaan yang baik memerlukan bantuan nutrisi dan mineral yang banyak. Sehingga, para penggemar mi instan sering mengalami sembelit atau susah buang air besar. Atau bahkan menyebabkan lambung dan usus bocor.

Bagi wanita, konsumsi mi instan berlebih bisa memicu ketidakstablian hormon estrogen yang juga memicu masalah metabolisme tubuh. Ibu hamil yang sering mengkonsumsi mi instan dapat berdampak buruk bagi kesehatan janin. Tak jarang hal ini mengakibatkan keguguran.

Untuk itu, sebaiknya makanan untuk korban bencana tidak selalu harus mi instan. Makanan lainnya yang bisa menjadi solusi saat darurat bencana yaitu seperti makanan kaleng sarden, kornet, abon, ikan kering, dan rendang yang bisa tahan di suhu kamar dan tidak perlu disimpan dalam lemari es.

Jika memang terpaksa hanya tersedia mi instan maka bisa ditambahkan sayuran seperti sayi dan telur untuk setidaknya menambah nutrisi. Bagaimanapun juga, dalam keadaan darurat bencana seperti sekarang ini tidak banyak hal yang bisa dilakukan para korban selain menunggu bantuan datang dari berbagai pihak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun