Anak kuliahan memang memiliki waktu yang lebih bebas dibanding dengan anak sekolahan. Terkadang jadwal kuliah yang tidak menentu setiap harinya akan memengaruhi pola hidup mereka.
Tugas kuliah yang tidak sedikit juga biasanya akan membuat mahasiswa begadang untuk mengerjakannya. Selain itu, pesona gadget yang tiada tandingannya sering membuat mereka rela begadang demi bermain ponsel pintar tersebut. Dan banyak kebiasaan lain yang menyebabkan mahasiswa lebih senang terjaga pada malam hari.
Tentunya, kurang tidur yang terjadi memiliki efek samping untuk dirinya. Sebagai mahasiswa terkadang IPK menjadi tolak ukur kepintaran. Dan kurang tidur ternyata mempengaruhi keberhasilan IPK yang didapatkan.
Melansir dari CNNIndonesia, sebuah studi di Amerika Serikat menunjukkan bahwa mahasiswa yang mengalami gangguan tidur setiap malam dikaitakn dengan penurunan o,02 poin dari IPK mereka. Selain itu, mahasiswa kurang tidur juga 10 persen lebih mungkin membolos dari kelas dibandingkan dengan yang tidak.
Penelitian yang menganalisis 55.322 mahasiswa ini menemukan bahwa dengan waktu istirahat yang cukup dapat belajar serta menyelesaikan pekerjaan dan masalah lebih efisien. Sedangkan saat kurang tidur, tubuh cenderung merasa cemas, depresi, dan muncul penyakit lain yang dapat mengganggu efektivitas belajar.
Depresi akibat kurang tidur disebabkan karena penurunan neurotransmiter atau senyawa kimia di otak yang berfungsi mengatur suasana hati. Sehingga jika terus-menerus kurang tidur maka dapat memengaruhi suasana hati dan terjadi depresi.
Selain mengganggu kemampuan otak, efek dari kurang tidur dapat membahayakan kesehatan tubuh. Penyakit dapat timbul mulai dari yang ringan hingga penyakit berat.
Kurang tidur juga dapat memicu respon stres pada tubuh, sehingga terjadi pelepasan hormon kortisol dan norepenepherine yang berhubungan dengan resistensi insulin dan dapat memicu diabetes. Hal ini juga berpengaruh terhadap hormon yang mengontrol nafsu makan.
Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa orang yang memiliki jam tidur kurang dari 7 jam setiap malam berisiko terhadap penyakit jantung. Bahkan wanita dibawah 60 tahun yang hanya tidur 5 jam atau kurang di malam hari. memiliki risiko 2 kali lipat mengembangkan penyekit jantung.
Sebaiknya, atur waktu agar bisa tidur 7-8 jam setiap malamnya. Selain bermanfaat untuk kepintaran dengan tidur cukup juga dapat menjaga kesehatan tubuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H