Mohon tunggu...
Puspa Arum Mekaridanto
Puspa Arum Mekaridanto Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hobi Mendaki Gunung? Jangan Sembarangan Buang Airnya

23 Juli 2018   15:39 Diperbarui: 23 Juli 2018   16:03 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini kegiatan mendaki gunung sudah banyak diminati oleh berbagai kalangan masyarakat. Terlebih bagi para pecinta alam, mendaki gunung menjadi kegiatan yang wajib.

Terkadang kegiatan mendaki gunung hanya dilakukan oleh para pendaki profesional. Tetapi tidak menutup kemungkinan untuk orang-orang awam yang ingin merasakan mendaki gunung mereka pun bisa asalkan didampingin oleh orang yang berpengalaman.

Mendaki gunung bukan merupakan kegiatan yang dapat dilakukan secara sembarang. Sangat diperlukan persiapan yang matang tanpa ada satu hal yang tertinggal.

Persiapan matang merupakan bagian penting sebelum melakukan pendakian. Jika salah-salah dalam melakukan persiapan, maka bisa terjadi hal yang tidak diinginkan nantinya.

Saah satu yang terpenting adalah memperlajari bagaimana melakukan aktivitas buang air saat melakukan pendakian. Tentunya aktivitas buang air saat mendaki gunung jauh berbeda saat berada di rumah. Diharapkan bagi calon pendaki mengetahui etika buang air sebelum melakukan pendakian.

Dikutip dari CNNIndonesia , berikut adalah beberapa etika buang air saat melakukan pendakian:

1. Mempersiapkan benda-benda pendukung untuk buang air

Pertama-tama siapkan alat gali untuk menggali tanah sedalam minimal 15 cm agar kotoran bisa terurai. Kemudaian, untuk menjaga privasi disarankan untuk membawa alat penutup agar aman. Untuk membersihkan organ genital bisa menggunakan tisu basah. Namun, tisu basah yang digunakan sebaiknya dimasukkan kedalam plastik dan dibawa pulang kembali. Jangan sampai malah dibuang sembarangan dan mengotori lingkungan sekitar.

2. Cari lokasi yang aman dan nyaman

Lokasi  yang aman dan nyaman merupakan faktor utama penunjang buang air. Usahakan cari tempat yang banyak pepohonan atau semak untuk menjaga privasi. Kemudian, cari tempat yang memiliki tekstur tanah lunak dan permukaannya tidak miring. Lalu, pastikan tempat tersebut aman dari segala gangguang binatang.

3. Memanfaatkan toilet darurat

Ketika dalam perjalanan pendakian ditemukan toilet darurat, maka gunakanlah semaksimal mungkin. Namun perlu diketahui bahwa di setiap gunung terdapat kebijakan tentang toilet yang berbeda. Belum tentu toilet ini terdapat disetiap pos pendakian. Untuk itu, saat menemukannya dalam perjalanan gunakanlah sebaik-baiknya agar tidak mengalami kesulitan nantinya.

4. Bijak memilih tempat untuk buang air

Tempat yang disarankan untuk melakukan buang air saat mendaki gunung adalah yang jauh dari area perkemahan. Selain itu, usahakan jangan dekat dengan jalur pendakian karena akan mengganggu pendaki lain yang akan melewati jalur tersebut. Dan yang terpenting hindari lokasi yang dekat dengan sumber air karena bisa mencemari air.

Mendaki gunung pada dasarnya memiliki berbagai macam manfaat, baik untuk kesehatan tubuh ataupun kegiatan sosial.

Diantaranya, dari sisi kesehatan, mendaki gunung kita dapat bertemu orang-orang baru sesama pecinta alam sehingga menambah relasi dengan orang lain. Pertolongan satu sama lain saat mendaki juga sangat dibutuhkan karena kegiatan ini tidak dapat dilakukan sendirian.

Meskipun mendaki gunung merupakan kegiatan yang melelahkan, hal ini tetap banyak dilakukan banyak orang karena bisa menikmati pemandangan yang hanya bisa didapatkan dengan mendaki hingga ke puncak. Terlebih pengalaman baru akan kita dapatkan di setiap kegiatan yang kita lakukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun