Mohon tunggu...
Puspa Agustin
Puspa Agustin Mohon Tunggu... Penulis - Penulis - Sastra Indonesia

Seseorang yang memiliki ketertarikan pada bidang kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

[Opini] Menjadi Orang Tua Tidak Ada Sekolahnya, Begitu Juga Menjadi Anak

17 Mei 2024   21:56 Diperbarui: 23 Agustus 2024   09:29 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: seorang anak perempuan dengan ibunya (Sumber gambar: Pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ya, umumnya setiap orang tua akan selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidup anaknya, tapi tidak mempersiapkan anak untuk kehilangan sosoknya.

Mungkin teman-teman pembaca yang sudah memiliki anak, sudah mulai mempersiapkan segala hal untuk sang anak.

Mulai dari mempersiapkan gizinya, pendidikannya, hingga mempersiapkan pemahaman ilmu agamanya, dan lain sebagainya. Bahkan mungkin, sudah ada yang mempersiapkan jodoh atau pasangan hidup untuk anaknya kelak.

Tapi, adakah dari teman-teman pembaca yang mempersiapkan anak kalian untuk kehilangan figur orang tua? Besar kemungkinan, tidak ada.

Karena tentunya setiap keluarga punya mimpi dan harapan untuk hidup terus bersama-sama selamanya. Paling tidak, sampai anak-anak menikah dan memberikan cucu-cucu yang mungil nan menggemaskan nantinya.

Namun layaknya sebuah perpisahan karena kematian, ini bukan suatu hal yang bisa dipilih, apalagi dihindari kuasa-Nya. Dan bagi yang ditinggalkan, ia harus berusaha belajar hidup dan merawat lukanya. Hal ini yang kerap tidak dibekali kepada kami yang ditinggalkan.

Mengajarkan yang tidak diajarkan

Sesuatu membuat saya tertegun dan menjadi berpikir. Ini ketika saya bertanya kepada adik saya, "kalau habis sholat kirim doa gak ke mama?". Dan jawabannya, dia tidak tahu bagaimana caranya.

Betul saja, tepatnya kami tidak tahu bagaimana caranya. Karena sebelumnya kami terbilang lengkap. Yang kami tahu mungkin hanya sebatas "Rabbighfir li, wa li walidayya, warham huma kama rabbayani shaghira". Jadi, kami tidak dipersiapkan untuk hal yang satu itu.

Sama seperti adik, saya juga tidak tahu cara tepatnya bagaimana. Saya hanya mempelajarinya dari beberapa sumber yang saya temui di internet. Dan pada akhirnya, itu yang bisa saya transfer ke adik saya.

Lain lagi ketika, hari ini tiba-tiba adik saya mengatakan, "kemarin mama ulang tahun, ya". Jelas, saya juga ingat ini, saya ingat tanggal ulang tahun ibu dan momen-momen ulang tahun terakhirnya yang pernah kami rayakan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun