Saya menyadari, sebagai lulusan Sastra Indonesia yang nantinya akan bergelut di bidang kreatif, perlu untuk kita menjadi manusia yang sekreatif mungkin. Sebagai seseorang yang akan berkecimpung di dunia kerja kreatif, sepertinya pengalaman kerja bisa diakali dengan portofolio.
Tapi bagaimana caranya membuat portofolio sementara pengalaman kerja saja belum ada? Nah, lagi-lagi saya mau bilang, inilah enaknya jurusan Sastra Indonesia. Sebagai individu yang kreatif, lulusan Sastra Indonesia bisa mengisi portofolio dengan dummy project.
Untuk yang belum tahu dummy project itu apa, dummy project adalah fake project atau projek palsu yang dibuat sebagai gambaran atau contoh kerja untuk ditunjukkan ke klien, dengan tujuan agar klien dapat melihat bagaimana kualitas dari hasil kerja kita. Jadi, untuk lulusan Sastra Indonesia atau siapapun yang mempunyai ketertarikan untuk menyeburkan diri ke industri kreatif namun belum ada pengalaman, dummy project bisa menjadi solusi awal kalian untuk mendapatkan pekerjaan.
Tapi bagaimana cara membuat dummy project?
Tapi bagaimana cara membuat dummy project? Nah, inilah tantangan pertama yang akan dihadapi. Mungkin beberapa dari kalian juga bertanya-tanya tentang bagaimana bentuk dari si dummy project itu?
Sebagai seseorang yang akan berkecimpung di bidang kekreatifan, kita tidak akan hanya dituntut untuk kreatif, namun juga harus piawai dalam memanfaatkan kemajuan teknologi saat ini. Jika memang memiliki niat dan tekad yang besar, tentunya kalian pasti bisa menemukan cara terbaik dalam menyelesaikan tantangan pertama ini.
Sesuaikan saja dummy project yang kalian hendak buat dengan bidang kreatif yang akan kalian tuju. Misalnya, jika kalian ingin bekerja sebagai Copywriter, kalian bisa mempelajari dan menganalisa beberapa bentuk iklan terlebih pada teksnya. Sebab Copywriter umumnya bekerja membuat teks singkat yang persuasif.
Jika sudah berhasil menyelesaikan tantangan tersebut, inilah langkah berikutnya
Jika kalian sudah berhasil menyelesaikan tantangan tersebut, langkah berikutnya yang bisa dilakukan adalah mempublikasikan hasil karya. Baiknya hasil kerja itu dipublikasi di LinkedIn, karena di sana banyak recruiter yang mencari kandidat untuk mengisi posisi yang sedang dibutuhkan di perusahaan mereka. Jadi selain memiliki portofolio kalian juga perlu mengoptimalkan akun LinkedIn, agar dapat menarik para recruiter.
Percaya atau tidak, hal yang saya tuliskan di atas juga merupakan hal yang telah saya lakukan sebelumnya hingga saya bisa berada pada pekerjaan saya saat ini.Â
Jadi, lulusan Sastra Indonesia kerja apa? Untuk kalian yang masih dilanda kegalauan perihal ini, semoga semesta menunjukkan jalannya dan kalian segera menemukan jawabannya. Tetap semangat!