Apa yang positif dari Bitcoin dan uang virtual lainnya?
Dengan bentuknya yang ada saat ini, Bitcoin dan uang virtual sejenisnya, yang jumlahnya mencapai lebih dari 1500 merk, menurut situs CoinMarketCap per tanggal 31 Maret 2018, dengan nilai kapitalisasi total $276 milyar dolar atau lebih dari Rp 3800 trilyun, dengan 45% pasar dikuasai oleh Bitcoin, kelihatan sangat menjanjikan. Dengan nilai kapitalisasi sebesar itu, uang virtual kelihatannya masih akan terus menjadi ladang bisnis alternatif yang cukup menjanjikan sampai beberapa tahun ke depan.
Dimaz Wijaya, pakar IT Indonesia dan Oscar Darmawan, CEO Bitcoin Indonesia, di dalam bukunya "Blockchain : Dari Bitcoin Untuk Dunia", menyadari kelebihan cara kerja blockchain yang terdesentralisasi ini menjanjikan transparansi dan kecepatan proses transaksi di masa mendatang. Kemustahilan untuk menghancurkan data blockchain ini tentu dapat diaplikasikan pada banyak segmen lain.Â
Sekarang bayangkan saat data-data sertifikat tanah, data lagu yang Anda karang, hak paten dari rumus atau formula ajaib yang Anda buat, saat semuanya itu dimasukkan ke dalam blockchain, maka itu tidak dapat dihapus, dan semua orang dapat menjadi hakim langsung tentang keaslian data yang Anda buat. ini berarti pembajakan dan pemalsuan, nyaris dapat ditekan sampai ke titik nol. Aset yang menjadi privasi Anda tidak akan dapat diinterupsi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.Â
Di luar semua itu, yang terbesar dari semuanya ialah remitan. Remitan adalah uang atau barang yang dikirimkan oleh TKI ke daerah asal.
Menurut Data Penempatan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, data dari situs milik BNP2TKI, selama periode 2017 remitansi TKI telah mencapai  8,75 milyar USD (Rp 119 trilyun), dan bisa dibayangkan berapa total potongan administrasi yang jatuh ke pihak bank dengan jumlah TKI tidak kurang dari 9 juta pekerja? Dengan menggunakan mekanisme blockchain, para TKI itu bisa langsung mengirimkan uangnya kepada keluarga mereka di kampung halamannya nyaris secara real-time,tanpa perantara, dan tanpa potongan administrasi dan biaya korespondensi bank yang dapat berkisar antara 5-30 USD per transaksi tergantung lokasi asal bank pengirim.
Dengan demikian, lepas dari aspek negatifnya, mesin bernama blockchain yang ada di balik Bitcoin dan uang virtual lainnya dapat dimanfaatkan dengan lebih bijaksana oleh pemerintah, untuk memecahkan banyak masalah kompleks yang selama ini belum ditemukan solusinya seperti permasalahan pembajakan, korupsi, pemerataan ekonomi dan hak paten, dan bisa jadi ada masalah lain yang bisa dipecahkan dengan menggunakan sistem shareterdesentralisasi ala blockchain, dan tentunya dalam hal ini, pemerintah perlu juga menyiapkan juga regulasi-regulasi yang dapat mengatur kemampuan blockchain yang amat mengagumkan itu.  Â
(Pardamean Panjaitan, Maret  2018, PUSAKA).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H