Pesta demokrasi di Indonesia baru saja terjadi. Dimana rakyat berlomba-lomba dalam menggunakan hak pilihnya. Meskipun demikian ada pula rakyat yang memilih golput. Hal ini dolarenakan banyaknya anggota dari setiap parpol yang mendaftarkan diri menjadi anggota legislative sehingga rakyat menjadi bingung manakah anggota yang harus dipilih.
Sedangkan pesta demokrasi pemilihan Presiden barulah akan dilaksanakan. Terdapat dua kandidat calon presiden yaitu Jokowi (dari PDI-P) dan Prabowo (dari Gerindra). Dimana Jokowi akan didampingi Jusuf Kala atau JK (dari Golkar) sedangkan Prabowo akan didampingi oleh Hatta Rajasa (dari PAN). Dari kedua calon kandidat presiden tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Calon Presiden Jokowi memiliki sifat sopan dan halus dalam berkata. Calon Presiden Prabowo memiliki sifat Nasionalisme yang tinggi. Sedangkan kedua wakil presiden memiliki keahlian dalam bidang ekonomi. Kemudian munculah pertanyaan, Presiden seperti apa yang menjadi impian rakyat Indonesia? Apakah seperti Jokowi ataukah seperti Prabowo? Hal ini barulah akan terjawab setelah dilakukan pemilihan umum.
Apabila melihat dari hasil koalisi memang pasangan Prabowo-Hatta jauh lebih unggul dibandingkan pasangan Jokowi-JK. Karena Prabowo-Hatta mendapat dukungan dari Gerindra, PAN, PKS, PPP, Golkar, dan juga Demokrat meskipun hanya informal sebab secara formal Partai Demokrat mengatakan bahwa partai tersebut adalah partai nonblok tetapi akan mendukung pasangan yang sesuai dengan visi danh misi partai democrat. Sedangkan dari pasangan Jokowi-JK mendapat dukungan dari PDI-P, Nasdem, PKB, dan Hanura.
Akan tetapi presentase koalisi tidak menjamin bahwa pasangan tersebut akan menang. Karena apabila pasangan tersebut tidak dapat meyakinkan kadernya baik dari kalangan bawah sampai kalangan atas maka itu akan sia-sia. Untuk itu kedua pasangan sekarang barulah berlomba-lomba untuk mendaptkan hati rakyat.
Alangkah baiknya apabila dalam pesta demokrasi ini kedua pasangan kandidat calon presiden masih menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi yang ada. Dan tidak menggunakan jalan hitam untuk memenangkan pesta tersebut. Serta kelak apabila salah satu kandidat tidak terpilih maka pasangan tersebut dapat menerima dengan besar hati dan bias mendukung upaya yang dilakukan pasangan pemenang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H