Mohon tunggu...
PURWATMA PURWATMA
PURWATMA PURWATMA Mohon Tunggu... -

mensyukuri anugrah Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Memanusiakan Manusia

22 Juni 2014   17:15 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:49 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Tahun 1912 benua Eropa pernah dilanda degradasi moral yang bersumber dari ajaran filsuf Jerman Nietsche yang mengumandangkan pandangan hidup : "moral dan agama itu omong kosong, karena tidak akan menyelesaikan persoalan, justru membuat ruwet persoalan yang yang seharusnya dapat diselesaikan dengan singkat dan mudah. bila ingin jaya dan sukses di dunia ini, fantasi tentang Tuhan harus dimusnahkan dalam lubuk hati tiap manusia.kalau tidak, dia akan terhambat oleh fantasinya sendiri, terjerat dan tidak maju". ini tentang dasar filsafatnya.

tentang praktek mengatur negara Nietsche juga mempunyai pendapat yang agak nyentrik : "demokrasi itu omong kosong. rakyat yang lemah dan tolol tidak mungkin diberi kekuasaan. dunia tidak akan damai oleh kekuasaan orang-orang tolol. perdamaian antar bangsa juga omong kosong, kalau yang punya kekuasaan adalah orang-orang tolol. kekuasaan timbul dari orang-orang yang berkuasa. untuk dapat berkuasa dia harus kuat, cerdas dan megah. suatu negara dapat maju bila dipimpin oleh orang yang kuat, cerdas dan megah. orang yang lemah, minggir. perdamaian antar bangsa juga harus dipimpin oleh bangsa yang kuat, cerdas dan dari ras membanggakan".

***

Jerman akhirnya menganut filsafat ini, yang menelorkan Nazi dengan Hitler sebagai pemimpinnya. langkah dan sepak terjangnya telah tercatat dalam sejarah yang paling mengesankan kotornya. korban pembunuhan secara besar besaran dengan senjata maupun racun di kamar gas. tidak ada lagi pertimbangan moral. untuk mempercepat cita-cita menguasai dunia, dia ciptakan semboyan : "hari ini Eropa, besok dunia kita kuasai".

namun sejarah membuktikan bahwa kekuasaan yang semena-mena atas dasar kekuatan manusia semata, tidak berumur panjang. tentara sekutu bersatu dan menumpas Nazi.

sebenarnya, manusia secara bertahap dan terencana berusaha melenyapkan peranan ajaran yang bersumber dari wahyu Tuhan ini, sesuai dengan perkembangan masyarakatnya. bermacam-macam caranya, sehingga bila kita renungkan masalah ini selalu saja timbul. Karena sifat manusia dikendalikan oleh nafsunya ingin mencari jalan pintas, memperoleh kebahagiaan hidup di dunia.

Tokoh-tokoh seperti Bakunin, Karl Marx, Thomas Aguino, Adam Smith, Sigmund Freud, Voltaire, Adler, mendasarkan pandangan hidupnya pada kekuatan jasmaniah manusia secara pribadi maupun secara berkelompok untuk bergerak maju dengan mengabaikan moral, apalagi agama.

perkembangan dunia sampai pada puncaknya, yang materialistis, kapitalis dan sosialis. mereka ternyata gersang, haus dan sakit rokhaniahnya. kering karena tidak mendapat pengobatan. gersang oleh kurangnya tanaman benih iman dalam dadanya.

itulah sebabnya bagaimanapun maju berpikirnya filsafat hidup, bila mendasarkan semata-mata pada kemampuan dan kekuatan manusia, akan menemukan kegersangan. karena melupakan bagian hidup yang mutlak yaitu roh, yang nantinya akan hidup abadi.

di jaman teknologi maju dan komputer, di mana manusia telah diperlakukan sebagai bagian mesin dan komputer, gerakan memanusiakan manusia mutlak diperlukan. untuk mengembalikan harkat manusia kepada fungsi khalifah di muka bumi yang sebenarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun