'satunya kata dan perbuatan'
Sekarang ini terjadi tindak kekrasan dan penodongan serta goyahnya nilai-nilai budi luhur/baik serta goyahnya rasa tentram pada masyarakat. Ini adalah akibat goyahnya nilai 'kebenaran'. Sehingga yang jahat (penodong, perampok, pemerkosa hak, pembunuh) mendapatkan angin untuk berkembang, karena masyarakat yang baik (pembela kebenara) sering dirugikan oleh pengadilan. Iklim pengusutan sering dirasakan tidak menguntungkan bagi pembela kebenaran, nahkan yang berbuat jahat mendapatkan angin secara terang-terangan ataupun secara tersembunyi.
Bila suasana ini dibiarkan berlangsung. Tidak cepat disediakan 'senjata pamungkas', maka rasa tidak tentram akan menjadi-jadi dan rasa apatis akan menjadi penyakit.
Rupanya Allah tidak memberikan petunjuk kepada manusi sehingga yang benar tampak benar, dan yang adil tampak adil. Bila manusia itu belum mengamalkan 'satunya kata dan perbuatan' seperti yang sering kita dengung-dengungkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H