Mohon tunggu...
PURWATMA PURWATMA
PURWATMA PURWATMA Mohon Tunggu... -

mensyukuri anugrah Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kebenaran

13 Juli 2014   04:46 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:30 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

'satunya kata dan perbuatan'

Sekarang ini terjadi tindak kekrasan dan penodongan serta goyahnya nilai-nilai budi luhur/baik serta goyahnya rasa tentram pada masyarakat. Ini adalah akibat goyahnya nilai 'kebenaran'. Sehingga yang jahat (penodong, perampok, pemerkosa hak, pembunuh) mendapatkan angin untuk berkembang, karena masyarakat yang baik (pembela kebenara) sering dirugikan oleh pengadilan. Iklim pengusutan sering dirasakan tidak menguntungkan bagi pembela kebenaran, nahkan yang berbuat jahat mendapatkan angin secara terang-terangan ataupun secara tersembunyi.

Bila suasana ini dibiarkan berlangsung. Tidak cepat disediakan 'senjata pamungkas', maka rasa tidak tentram akan menjadi-jadi dan rasa apatis akan menjadi penyakit.

Rupanya Allah tidak memberikan petunjuk kepada manusi sehingga yang benar tampak benar, dan yang adil tampak adil. Bila manusia itu belum mengamalkan 'satunya kata dan perbuatan' seperti yang sering kita dengung-dengungkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun