Mohon tunggu...
PURWATMA PURWATMA
PURWATMA PURWATMA Mohon Tunggu... -

mensyukuri anugrah Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tanggap

13 Juli 2014   23:17 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:26 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Perlu pengalaman

Konon untuk menjadi pemimpin yang 'tanggap' memerlukan pengalaman ragam hidup, kasih sayang, obyektivitas, kehalusan rasa, sehingga dalam mendengar dan melihat tidak hanya kesan kuat yang tertangkap, tetapi juga yang kecil dan halus terdengar jelas. Mendengarkan bagi pemimpin yang 'tanggap' adalah mendengarkan suara musik 'stereo'. Tidak hanya nada keras dan amplitudo besar terdengar, tetapi nada yang halus pun tidak terlewatkan. Namun intisari 'tanggap' adalah tajamnya getaran kemanusiaan. Sehingga, meskipun teknologi sepesat roket ke bulan, kemanusiaan tetap menempati urutan utama. Manusia adalah manusia, bukan mesin. Sehingga kehalusan kemanusiaan tetap dituntut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun