Perasaan bahagia ketika merawat tanaman akan berdampak positif pada pertumbuhan tanaman. Pada saat kita sedang merawat tanaman, perasaan kita berupa emosi melalui visual pandangan mata memancarkan energi yang ditangkap oleh tanaman dan mungkin dicerna oleh tanaman disebarkan keseluruh bagian tanaman dari akar sampai daun dalam bentuk sesuai dengan emosi yang diterima. Tanaman bisa tumbuh sehat, subur, berbuah tiada henti atau mungkin sebaliknya layu, lambat tumbuh, susah berbuah, rentan  terkena hama.Â
Perasaan seseorang dalam bentuk emosi yang ditangkap oleh tanaman dapat mempengaruhi tumbuh kembang tanaman.
Sebagai percobaan dua tanaman dirawat bersamaan, di tempat berbeda, penyiraman, pemberian nutrisi semuanya dilakukan sama, yang membedakan adalah tanaman pertama dirawat menggunakan perasaan tenang, senang, bahagia sedangkan perawatan tanaman kedua tanpa perasaan apapun, tiga bulan berikutnya kedua tanaman didekatkan, terlihat perbedaan yang signifikan pada kedua tanaman tersebut, tanaman pertama tumbuh subur hampir dua kali lipat dari pertumbuhan tanaman kedua.
Ada proses timbal balik terjadi yang dapat dirasakan langsung dan tidak langsung pada saat bersentuhan dengan tanaman. Efek psikologi yang muncul pada seorang 'anggap saja seorang 'perawat tanaman dapat direspon oleh tanaman, mungkin tidak berlebihan saya mengatakan merawat tanaman berkelanjutan akan menghadirkan Chemistry diantara perawat dan tanaman 'so sweet haha...
Dopamin merupakan hormon sekaligus neurotransmitter yang memberikan perasaan baik. Hormon ini juga berkaitan dengan sensasi-sensasi yang menyenangkan (pleasure), membantu proses belajar, sistem motorik, dan daya ingat.
Serotonin juga merupakan hormon dan neurotransmitter yang berfungsi untuk mengontrol suasana hati, kemampuan belajar, memori, Â hingga fungsi otak. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa bakteri usus juga dapat menghasilkan serotonin melalui stimulasi sel-sel.
Endorfin berfungsi memberikan efek relaksasi pada saat tubuh mengalami stress atau menghadapi kondisi yang tidak nyaman. Endorfin tidak hanya dikenal sebagai pereda nyeri, tapi juga sebagai penyebab munculnya perasaan euforia apabila hormon ini mengalir dalam jumlah besar.
Sayangnya, produksi hormon-hormon bahagia dalam tubuh tidak selalu sama. Untuk meningkatkan produksi hormon bahagia, ada beberapa cara alami yang bisa dilakukan, yaitu:
Beberapa kegiatan seperti berkebun atau merawat tanaman, memelihara hewan peliharaan, bersepeda, jalan kaki, dan berinteraksi sosial dapat dilakukan untuk meningkatkan hormon dopamin, endorfin, dan serotonin dalam tubuh.
Keempat hormon tersebut mungkin tidak terkait dan berhubungan  langsung dengan tanaman yang kita rawat. Memelihara ataupun melihat tanaman hijau bisa bermanfaat untuk psikologis. Dilansir dari Bustle, memandang tanaman hijau bisa membuat seseorang merasa tenang dan bahagia saat memandangnya saja.
Psikolog klinis di California, Carla Marie Manly, menuturkan kesehatan mental kita sangat dipengaruhi lingkungan fisik. Selain
asupan makanan yang baik, Anda juga bisa merawat diri dengan memelihara tanaman.
Penjelasan tersebut mengarahkan pandangan kita pada keterkaitan emosi pada saat merawat tanaman atau memelihara hewan, pada hewan peliharaan misalnya, hewan peliharaan mampu memahami perintah majikan tanpa mengerti bahasa lisan, artinya hewan dapat berkomunikasi dengan bahasa non-verbal.
Sudah pasti tidak bisa disamakan dengan hewan peliharaan, namun tanaman juga mahluk hidup yang memiliki energi gelombang dan manusia bisa memanipulasi pertumbuhan melalui energi tersebut.
Bagaimana proses respirasi aerob' sehingga tanaman dapat bergerak, artinya ada peluang manusia bisa berkomunikasi searah bahkan tidak menutup kemungkinan komunikasi dua arah akan terjadi seiring perkembangan teknologi.
Mungkin saya bagian dari orang yang menunggu perkembangan teknologi tanaman yang khususon dibidang gelombang energi tersebut.
Â
Penulis: Purwa Nur Alam
Sumber referensi:
       : University of Exeter tahun 2014,
       : CNN.Indonesia
       : Fimela.com/beauty
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H