Atas Kemahakuasaan Tuhan, dengan sekejap berubahlah anak gadisnya yang durhaka itu menjadi batu.
Perubahan dimulai dari bawah kaki hingga badan. Ketika itu anaknya menangis dan meminta kepada ibunya untuk mengampuninya. Waktu sudah terlambat. Kini tubuhnya telah menjadi batu seutuhnya. Batu ini mengeluarkan air seperti orang menangis. Oleh karena nya lah legenda ini disebut sebagai "Batu Menangis".
Begitulah kisah legenda yang sangat menyayat hati. Seorang anak satu-satunya yang diharapkan menjadi pelipur lara si ibu memiliki karakter yang sangat jauh dari kata "shalihah".Â
Harapan orang tua menjadikan anak-anaknya adalah menjadi pribadi yang senantiasa taat kepada orang tuanya. Bertutur kata yang santun dan selalu berwajah yang ceria ketika di hadapan orang tua khususnya ibu adalah kewajiban seorang anak. Perjuangan orang tua khususnya ibu yang telah melahirkan sejak kecil hingga dewasa bukanlah perjuangan yang ringan.Â
Tak terhitung peluh keringat, jiwa, dan raga dipertaruhkan untuk anaknya bisa tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang baik. Namun, sangat disayangkan jika kita membalas dengan keburukan. Kita terlahir di dunia ini adalah sebuah anugerah terindah, betapa banyak orang di luar sana yang menginginkan anak, namun ada juga yang sampai detik ini pun belum dikarunia seorang anak.
Marilah di awal tahun 2021, kita memperbaiki diri kita dan minta ma'af tidak perlu menunggu momen hari raya Idul Fitri, jika saat ini kita masih diberikan umur dan kesempatan. Mintalah ampun dan maaf atas kesalahan yang seringkali kita lakukan pada ibu kita dan berjanji kepada beliau untuk tidak mengulangi lagi. Kesalahan yang lalu biar melebur dalam ampunannya.
Yakinlah, dengan memperbaiki diri dan memohon restunya dalam aktivitas apapun, semoga kita senantiasa dalam kebaikan dan keberkahan hidup.
Salam hormat untuk Ibunda yang telah menjadi penyemangat dan pendorong kesuksesan hingga detik ini.
Salam dari Ananda yang selalu Mendo'akanmu dari kejauhan,
Purwanto
Balikpapan, 10012021