Knalpot
Oleh : Purwanto Yakub
Raungan gagah perkasa dimasanya Jupiter MX, yang setia menghantar sang majikan menembus pagi menghantar pulang hingga petang. Ia tak pernah rewel apalagi ngambeg. Sepanjang tahun menemani perjalanan menghamba pada siswa nun jauh di pedalaman. Waktu terasa begitu cepat. Ternyata sudah 10th usianya.Â
Menaikinya seakan terasa muda lagi. Tarikanya masih menunjukan kekuatan yang lumayan. Medan lumpur dan jalanan berdebu terus dilalap tanpa ragu. Namun semua tentu terbatas dengan kemampuannya yang tersisa. Hingga suatu hari sang kuda besi menunjukan kelelahanya, kenalpot patah hingga terjatuh tak terasa.
Suara meraung kencang memekakan telinga, karena  tak lagi tersaring dan los menembus belantara .Â
Begitulah bila "suara" tak lagi ada saringan, yang terdengar hanyalah kebisingan tanpa nada. Suara yang keluar menujukan irama yang tidak lagi pantas untuk didengar.
Belajar dari suara knalpot, ucapan seseorang ditahun-tahun sekarang ini sungguh sangat memekakan telinga. Disana sini banyak bertebaran tulisan dan raungan yang memekakan telinga. Hingga sulit menemukan mana bener mana tidak. Kata orang bijak suara yang keluar menunjukan isi didalamnya, sebagai orang awam tentu harus pandai pandai memilah dan memilih mana suara yang bernada baik dan mana suara yang berirama tidak baik. sungguh hakekatnya sekarang ini banyak pelajaran yang dapat diambil dalam kehidupan sehari hari, bila menilik kondisi dinegeri ini. yang penting adalah apa yang dapat kita berikan pada negeri ini bukan apa yang kita dapat dari negeri ini.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI