Ajakan bela negara beberapa waktu terakhir ini cukup intens muncul di media. Masuk dalam trend perbincangan banyak kalangan di medsos, dan kopdar (istilah sekarang) di warkop. Muncul banyak persepsi terkait apa dan bagaimana sebenarnya Bela Negara itu? Terlepas dari berbagai pengertian yang tidak seragam, bela negara adalah tindakan aktif dari setiap warga negara untuk ikut mem- BELA Negara nya. (itu pemahaman penulis).
Ikut membela Negara di jaman sekarang sangat berbeda dibandingkan dengan puluhan tahun yang lalu, khususnya sejak tahun 1945 Kemerdekaan RI. Perbedaannya bahkan sangat kontras.
Dari mulai bangkit berperang menggunakan senjata, menguras energy phisik, berhari-hari, berminggu-minggu bahkan bulan dan tahun tidak membersihkan diri karena harus tetap berjaga manakala musuh datang. Nyawa-pun menjadi taruhannya. Kini semuanya berubah. Bela Negara tidak lagi harus berangkat berperang membawa senjata.
Teman saya adalah seorang nutritionist. Pengetahuannya tentang nutrisi cukup baik. Kandungan nutrisi dalam produk makanan dengan mudah bisa dijelaskannya dengan baik. Termasuk perbandingan antara zat gizi makro dan zat gizi mikro yang terkandung didalamnya.
Lalu efeknya terhadap tubuh ketika harus mengkonsumsinya. Tidak berhenti disitu, dia juga bisa menjelaskan fungsi vitamin dan mineral dalam produk makanan/minuman itu secara detail termasuk fungsinya bagi tumbuh.
Sebut saja subjek yang mengkonsumsi makanan itu adalah Balita. Lalu dia akan menjelaskan dengan rinci, berapa kalori yang dibutuhkan oleh Balita untuk kebutuhan sehari. Sumber Kalori itu diperoleh dari Zat Gizi Makro yaitu Protein, Karbohidrat dan Lemak. Berapa kalori yang dihasilkan per 1 gram Protein, Karbohidrat dan Lemak.Â
Lalu fungsinya apa untuk menunjang tumbuh kembang balita. Selain zat gizi makro, dia akan menyarankan zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral yang juga harus diberikan kepada balita, supaya tumbuh kembangnya lebih optimal. Saya sangat senang ketika dia menjelaskannya dengan sangat detail dan pengetahuan yang disampaikannya cukup valid dan bermanfaat.
Di tempat yang berbeda, ada seorang teman bekerja sebagai guru. Pekerjaannya sebagai guru sangat dinikmati sekaligus dihidupinya. Tidak terlewatkan satu hari tanpa Persiapan materi, termasuk bahan-bahan pendukung yang dibutuhkannya sehari-harinya. Motivasinya adalah : "Bagaimana supaya ketika dia mengajar di depan murid-muridnya, semua materi bisa disampaikan dengan baik".
Hal yang paling disyukurinya adalah ketika semua anak didiknya paham sekaligus menguasai materi yang diajarkannya dengan baik. Prinsip yang menjadi pegangannya adalah: Guru harus mengajarkan prinsip-prinsip kebenaran universal. Menjunjung tinggi keberagaman yang menghasilkan harmony dilingkungan kita.
Perbedaan menjadi Anugrah yang harus disyukuri karena latar belakang masing-masing murid jelas sangat berbeda. Guru yang baik juga adalah yang bisa men-transform anak didiknya dari pemikiran yang sektarian kepada pemikiran yang terbuka dan bersahabat.
Ada lagi teman saya seorang PNS. Baginya bekerja sebagai PNS adalah panggilan. Menjadi "pelayan publik" memang menjadi impian nya sejak kecil. Ada perasaan bahagia yang dirasakannya ketika bisa menolong orang lain untuk mempercepat pengurusan dokumen penting yang diperlukannya.
Senyum manis terlihat dari raut wajahnya, manakala ada orang yang datang ke kantornya minta bantuannya untuk mengurus dokumen yang diperlukannya. Aksi nya sigap dan langsung dikerjakannya, diselesaikannya se-segera mungkin.
Tenaga office boy di kantor saya juga tidak luput dari perhatian saya. Pekerjaannya menyiapkan minuman pagi dan sore kepada seluruh karyawan menjadi main job nya sehari-hari. Termasuk ketika ada karyawan yang memerlukan bantuannya untuk melakukan sesuatu, dengan senang hati akan dia kerjakan.
Pada saat saya tanya, apa motivasinya?, "Saya ingin memastikan bapak ibu bisa bekerja dengan nyaman dan tidak terganggung dengan ha-hal kecil yang semestinya bisa saya kerjakan Pak", jawabnya.
Sebagai apapun posisi kita, dimanapun kita berada, adalah menjadi sebuah keharusan untuk mengerjakannya sebaik yang kita bisa. Orang lain tertolong oleh karena pekerjaan kita adalah bukti bahwa kita ikut berperan aktif dalam "membela negara". Hanya berkoar-koar tentu akan meaningless dibandingkan dengan ikut memberikan kontribusi ditempat kita masing-masing sesuai role kita.
Kerja nyata dan memberi manfaat, jauh lebih meaningful. Lalu jika semuanya sudah berjalan demikian, derajat kita akan naik, value juga ikut naik. Kita ikut aktif bela negara untuk lebih baik. Martabat negara baik, karena orang-orang yang didalamnya berfungsi dengan baik dan tidak im-potent.
Ask not what your company can do for you -- ask what you can do for your country. (John F. Kennedy), mengingatkan kita bahwa kontribusi masing-masing person menjadi sangat crucial ikut bela negara. Menunggu Negara melakukan sesuatu dulu baru kita melakukan sesuatu untuk bela negara menjadi salah kaprah dan kontra produktif, apalagi hanya dengan koar-koar saja dan merangkai kata-kata yang bagus.
Ayo berkontribusi, sekecil apapun, sebagai apapun, dan dimanapun.
Purwanto Siagian, 19 Des 2018
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI