Mohon tunggu...
August Purwanto
August Purwanto Mohon Tunggu... -

Guru Sejarah SMA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Siswa SMA adalah Remaja Tingkat Atas

12 Oktober 2013   15:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:38 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai seorang guru (pendidik), bila murid-murid kita berasal dari keluarga yang harmonis dan bahagia, maka tugas kita akan semakin mudah. Tetapi bila murid kita TIDAK berasal dari keluarga yang harmonis dan bahagia, maka tugas kita menjadi semakin PENTING. (Walau lebih mudah mendidik anak-anak yang "sudah baik", tetapi tugas pendidik yang sejati adalah mendidik mereka yang masih "mencari jalannya" ini. Kalimat tersebut adalah status facebook  dari seorang alumni, yang sekarang sedang menempuh pendidikan di USD Yogyakarta, yang menginspirasi adanya tulisan ini. Statement tersebut tidak salah, dan bahkan 100 % benar. Dalam kenyataan yang ada, jika ada siswa yang bermasalah di sekolah , mayoritasnya dari masalahnya bersumber dari lingkungan keluarga, menyusul lingkungan pergaulannya. Artinya bukan dari siswa itu sendiri. Ibaratnya anak justru menjadi korban dari masalah yang ada dalam keluarganya atau lingkungan pergaulannya. Di sinilah peran guru tidak akan hanya sebagai pengajar, tetapi akan lebih besar perannya sebagai pendamping anak-anak remaja. Remaja . . . . Remaja yang sedang bersekolah di SMP aku namai Remaja tingkat pertama, sesuai dengan kepanjangan dari SMP Remaja yang sedang bersekolah di SMA aku namai Remaja tingkat atas, sesuai dengan kepanjangan dari SMA Remaja merupakan sebuah situasi yang sungguh sangat rawan, karena peralihan antara masa anak-anak  dan masa dewasa Pada masa ini masa2 peralihan sedang terjadi dan kadang tidak begitu disadari oleh orang tua maupun guru, sehingga hasilnya adalah konflik berkepanjangan di antara ke dua belah pihak. Jika konflik ini tidak tertangani dengan baik, tidak tertutup kemungkinan bahwa anak SMA yang memasuki masa remaja tingkat atas, akan mengalami kegagalan dalam menjalankan tugasnya sebagai siswa bahkan kadang mengalami kegagalan sebagai seorang remaja Bahkan aku pernah nyeletuk juga kepada siswa di kelas, bahwa mendadani ( memperbaiki ) anak bermasalah itu benar, tetapi akan lebih benar mendadani orang tuanya. Karena masalah itu berasal dari orang tuanya Nah loh .... Apakah anak menyadari persoalan ini ? Bagaimana dengan para orang tua ? Apakah orang tua sudah berhasil menjalankan perannya sebagai orang tua ? Siapakah yang "berhak" memberikan pendampingan kepada orang tua ? Oleh karena itu, jika ada pertemuan antara sekolah dengan orang tua, hadirilah dengan penuh semangat, dan janganlah mewakilkan. Di situlah ada interaksi yang positif antara sekolah dan orang tua siswa, yang tentunya akan sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan siswa yang sekaligus anak dari orang tuanya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun