Mohon tunggu...
August Purwanto
August Purwanto Mohon Tunggu... -

Guru Sejarah SMA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Murid adalah Remaja

19 Desember 2013   15:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:44 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dalam aktivitas mengajar di SMA , ada kalanya terjadi hal-hal yang tidak mendukung dalam Proses Belajar- Mengajar. Dan tentu saja hal ini menjadi sebuah konflik antara guru dan murid. Ada perbedaan antara keinginan guru agar proses mengajar berjalan dengan lancar, sementara murid dengan persoalannya sendiri, baik persoalan yang dibawa dari rumah berupa masalah keluarga ataupun beban belajar yang menumpuk berupa tugas-tugas yang belum selesai dikerjakann atau akan adanya ulangan di hari itu, membuat murid tidak terlalu berminat mengikuti Proses Belajar – Mengajar

Perbedaan seperti itu akan memicu terjadinya konflik antara guru dengan murid di kelas. Sungguh hal ini merupakan sebuah keprihatinan. Haruskah guru dan murid yang harus disalahkan ?Sebenarnya tak layak jika harus mencari kambing hitam untuk disalah-salahkan. Lalu bagaimanakah solusi untuk mengatasi hal ini ?

Murid SMA adalah REMAJA.

Masa remaja adalah masa datangnya pubertas sampai usia sekitar delapan belas, merupakan masa transisi / peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Di masa ini hampir selalu merupakan masa-masa sulit bagi remaja itu sendiridan bagi orang tuanya.

Ada sejumlah alasan untuk ini:


  1. Remaja mulai mampu menyampaikan kebebasanya dan haknya untuk mengemukakan pendapatnya sendiri. Tidak dapat dihindarkan, ini bisa menciptakan ketegangan dan perselisihan, dan bisa menjauhkan ia dari keluarganya
  2. Remaja lebih mudah dipengaruhi teman-temannya. Ini berarti pengaruh orang tua pun melemah. Anak remaja berperilaku dan mempunyai kesenangan yang berbeda bahkan bertentangan dengan perilaku dan kesenangan keluarga
  3. Remaja mengalami perubahan fisik yang luar biasa, baik pertumbuhannya maupun seksualitasnya
  4. Remaja sering menjadi terlalu percaya diri dan bersamaan dengan emosinya yang biasanya meningkat, mengakibatkan ia sukar menerima nasihat orang tua
  5. Di masa remaja ini ada sejumlah kesulitan yang sering dialami yang betapapun menjemukan bagi remaja dan orang tua mereka, hal ini merupakan bagian yang normal dari proses perkembangannya.

Menurut berbagai literatur, kesulitan ( bahaya ) yang mungkin dialami kaum remaja, antara lain :


  1. Variasi kondisi kejiwaan, suatu saat mungkin ia terlihat pendiam, cemberut, dan mengasingkan diri tetapi pada saat yang lain ia terlihat sebaliknya-periang berseri-seri dan yakin. Perilaku yang sukar ditebak dan berubah-ubah ini normal. Hanya perlu diperhatikan jangan sampai remaja terjerumus dalam kesulitan, kesulitan di sekolah atau kesulitan dengan teman-temannya
  2. Rasa ingin tahu tentang seksual dan coba-coba, hal ini normal dan sehat. Rasa ingin tahu seksual dan bangkitnya birahi adalah normal dan sehat. Ingat, bahwa perilaku tertarik pada seks sendiri juga merupakan ciri yang normal pada perkembangan masa remaja. Rasa ingin tahu seksual dan birahi jelas menimbulkan bentuk-bentuk perilaku seksual
  3. Membolos. Perilaku membolos seringkali akibat meniru dan mengikuti teman-temannya, dan merupakan respon dari sikap orang tua yang terlalu ketat atau terlalu longgar
  4. Perilaku anti sosial, seperti suka mengganggu, berbohong, kejam dan agresif. Penyebabnya bisa bermacam-macam, tetapi yang mendasar adalah pengaruh buruk teman, dan kedisiplinan yang salah dari orang tua terutama bila terlalu keras atau terlalu lunak atau bahkan tidak ada kedisiplinan sama sekali
  5. Penyalahgunaan obat – obatan terlarang atau minum minuman beralkohol biasanya merupakan respon terhadap stres dan akibat meniru teman.

Bagaimana peran orang tua terhadap remaja ?

Secara umum masalah yang terjadi pada remaja dapat diatasi dengan baik jika orang tuanya termasuk orang tua yang “cukup baik”. Donald Winnicott, seorang psiko-analisis dari Inggris memperkenalkan istilah “Good enough mothering”. Ia menggunakan istilahini untuk mengacu pada kemampuan seorang ibu untuk mengenali dan memberi respon terhadap kebutuhan anaknya, tanpa harus menjadi ibu yang sempurna.

Tugas-tugas yang sebaiknya dilakukan oleh orang tua secara garis besar adalah:


  1. Memenuhi kebutuhan fisik yang paling pokok; sandang, pangan dan kesehatan
  2. Memberikan ikatan dan hubungan emosional, hubungan yang erat ini merupakan bagian penting dari perkembangan fisik dan emosional yang sehat dari seorang anak
  3. Memberikan suatu landasan yang kokoh, ini berarti memberikan suasana rumah dan kehidupan keluarga yang stabil
  4. Membimbing dan mengendalikan perilaku
  5. Memberikan berbagai pengalaman hidup yang normal, hal ini diperlukan untuk membantu anak anda matang dan akhirnya mampu menjadi seorang dewasa yang mandiri. Sebagian besar orang tua tanpa sadar telah memberikan pengalaman-pengalaman itu secara alami
  6. Mengajarkan cara berkomunikasi, orang tua yang baik mengajarkan anak untuk mampu menuangkan pikiran kedalam kata-kata dan memberi nama pada setiap gagasan, mengutarakan gagasan-gagasan yang rumit dan berbicara tentang hal-hal yang terkadang sulit untuk dibicarakan seperti ketakutan dan amarah
  7. Membantu anak anda menjadi bagian dari keluarga
  8. Memberi teladan.

Dengan memahami psikologi perkembangan remaja dan kemungkinan kesulitan yang ada dalam pemaparan tersebut,maka kerjasama secara konkrit dengan saling memberikan perhatian antara orang tua,murid dan guru guru mutlak diperlukandalam berperan membantu keberhasilan murid untuk menjalani masa remaja ini

“Di sini senang, di sana senang, di mana-mana hatiku senang”

Dalam tahun ajaran ini, beberapa murid “dikembalikan kepada orang tua” dengan berbagai alasan pelanggaran terhadap peraturan sekolah. Sebuah keprihatinan mendalam bagi sekolah. Dalam beberapa kasus, masalah dan kesulitan yang dialami murid tidak terlepas dari masalah yang dialami oleh orang tua. Tidak tertutup kemungkinan bahwa pada saat anak memasuki masa remaja dengan berbagai persoalan, orang tua juga memiliki persoalan dalam menjalankan tugasnya sebagai orang tua.

Di sekolah, selain terjadi Proses Belajar – Mengajar di kelas, juga ada kegiatan lain yang menunjang pembelajaran murid melalui kegiatan ekstra kurikuler yang diselenggarakan di luar jam pelajaran. Akan tetapi di antara banyaknya murid di sekolah, hanya sedikit yang mau mengikuti kegiatan ekstra kurikuler itu. Apakah murid yang tidak mau mengikuti kegiatan ekstra kurikuler bisa djiadikan petunjuk murid tidak bisa “menikmati” proses belajar ?

Tidak dipungkiri, kegiatan murid selain mengikuti Proses Belajar Mengajar di sekolah. ada juga yang mengikuti bimbingan belajar / les mata pelajaran. Dalam banyak kasus, murid yang memiliki masalah remaja adalah murid yang tidak bisa menikmati Proses Belajar Mengajar dan kegiatan ekstra kurikuler ataupun bimbingan belajar.

Di situlah letak permasalahannya, murid yang tidak mengikuti kegiatan apapun, akan lebih banyak waktunya tersita pada masalahnya dan cenderung menghabiskan waktunya dengan bergabung dengan teman yang sama-sama bermasalah. Oleh karenanya pintu Bimbingan dan Konseling di sekolah selalu terbuka bagi setip murid untuk mendapatkan bimbingan sekaligus berkonsultasi tentang persoalan yang dihadapi oleh murid.

Tulisan ini dikandung maksud agar murid SMA mengerti dan mampu menjalankan tugas-tugas perkembangan remaja dan bisa memahami makna ungkapan kepramukaan yang selalu diucapkan oleh romo Carolus OMI : “Di sini senang, di sana senang, di mana-mana hatiku senang”

Semoga anak-anak kita mampu menjalani masa remaja dengan menyenangkan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun