Masyarakat Informasi Perspektif Manuel Castells
Masyarakat informasi pertama kali berasal dari Jepang pada tahun 1960-an. Dalam bukunya Denis Mcquail (2011) Â mengatakan pada dasarnya jika diruntut awal sejarahnya, ternyata masyarakat informasi tidak terlepas dari konsep masyarakat 'pasca-industrial'dari Daniel Bell pada tahun 1977.Â
Perkembangan masyarakat informasi secara umum akan dikaitkan dengan adanya kemajuan teknologi informasi yang mempengaruhi di segala bidang.Â
Oleh karenanya, selain Daniel Bell , dua tokoh yang pionir dalam mengkaji perkembangan teknologi informasi adalah Manuel Castells (1996). Keduanya juga termasuk ahli dalam perkembangan teori masyarakat informasi.Â
Jika Bell menyebut masyarakat informasi dengan sebutan masyarakat pasca-industrial, maka Castells menyebutnya dengan istilah "zaman informasi".
Bagi Castells, dikatakan bahwa kemajuan teknologi informasi telah menyediakan "dasar materi" bagi "perluasan pervasive" dari apa yang disebut bentuk jejaring sosial dari organisasi dalam setiap keadaan struktur sosial (Rahma Sugihartati, 2014:39).Â
Baca juga : Berikut adalah Dampak Perkembangan Teknologi yang Harus Kita Ketahui
Pervasive adalah suatu bentuk dimana teknologi telah menyatu terhadap pemakai teknologi dan lingkungannya sehingga teknologi tersebut bukan suatu hal yang khusus. Bisa dikatakan teknologi tersebut sudah menjadi bagian dalam hidupnya. Misalnya penggunaan smartphone oleh seseorang untuk aktivitasnya sehari-hari. Ketika smartphone tersebut ketinggalan, maka akan menimbulkan ketidakpastian perasaan.
Manuel Castells memiliki banyak pandangan terhadap perkembangan masyarakat informasi. Dua diantaranya adalah mengenai konsep informasionalisme dan masyarakat jaringan.Â
Tulisan ini akan mengulas seperti apa gambaran umum masyarakat informasi berdasarkan perspektif dari Manuel Castells. Secara umum, ada enam hal yang menjadi gambaran masyarakat informasi menurut perspektif Manuel Castells tersebut, yakni informasionalisme, masyarakat jaringan (network society), perekonomian global atau ekonomi informasional, transformasi angkatan kerja, global city dan cyberculture.
Baca juga : Cashless Society, Hegemoni di Balik Serapan Teknologi
Dalam pandangan Castells, teknologi komputer dan aliran informasi telah mengubah dunia bahkan hingga menimbulkan permasalahan pada bidang sosial, ekonomi, dan budaya. Istilah informasionalisme yang dikenalkan Castells adalah suatu mode perkembangan dimana sumber utama produktivitas terletak pada optimalisasi kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi berbasis pengetahuan dan informasi.Â
Jadi, tidak hanya bardasarkan pada kekuatan modal. Seperti halnya konsep smart city, pada dasarnya adalah memandang sebuah informasi dan pengetahuan memainkan peranan penting dalam kepengelolaan kota.Â
Menurut Castells (2000) dalam Rahma (2014), bahwa penerapan pengetahuan (knowledge) dan informasi menghasilkan suatu proses inovasi teknik yang sifatnya akumulatif serta berpengaruh signifikan terhadap organisasi sosial.Â
Baca juga : Generasi Milenial dalam Menghadapi Tantangan Teknologi Komunikasi dan Budaya
Sehingga perkembangan masyarakat diakhir abad ke-19 yang dipengaruhi oleh perkembangan informasi dan teknologi informasi disebut sebagai masyarakat jaringan (network society).
Masyarakat Jaringan (Network Society)
Castells melalui konsepnya tentang masyarakat jaringan (network society) Â mengembangkan konsep Daniel Bell pada awal tahun 1970-an. Berawal dari adanya revolusi informasi di Amerika pada tahun 1970-an mengakibatkan terjadinya perubahan luar biasa pada pengelolaan dan peran informasi, melahirkan restruksturisasi fundamental pada sistem kapitalis yang disebut sebagai "kapitalisme informasional".Â
Selanjutnya dari sinilah  muncul istilah "masyarakat informasi". Kedua istilah diatas muncul didasarkan pada "informasionalisme". Perkembangan masyarakat pada abad ke-19 yang dipengaruhi oleh perkembangan informasi dan teknologi informasi disebut sebagai masyarakat jaringan atau yang lazim disebut sebagai network society (Rahma Sugihartati, 2014:61).
Dengan adanya jaringan (network) memungkinkan komunikasi berjalan kesemua arah, pada level struktur manapun, tanpa perlu diwakilkan. Produktivas dan efisiensi kerja organisasi/ institusi akan semakin berkembang pesat dengan adanya perkembangan teknologi informasi dan jaringan informasi.Â
Dengan adanya jaringan ini, maka seyogyanya pemberdayaan masyakarat informasi dapat dilakukan ke semua lapisan masyarakat, pada level struktur mana saja, dimanapun dan kapanpun. Jaringan menjadi hal penting karena dengan adanya jaringan setiap individu berhubungan satu sama lain, saling terbuka, mampu berkembang, dinamis, dan mampu bergerak ke arah yang lebih baik.Â
Adanya jaringan ini juga membuat kapitalisme semakin mendunia dan teroganisasi. Hal ini tergambar pada perkembangan perusahaan transnasional yang luar biasa berkembang di berbagai negara, tidak akan terjadi tanpa dukungan teknologi informasi. Adanya teknologi informasi disini memadukan jaringan kerja dan komunikasi secara terintegrasi.
Ekonomi pada dasarnya mengalami dinamika perubahan dari waktu ke waktu. Dinamika tersebut ditandai dengan perubahan bentuk ekonomi tradisional menjadi ekonomi baru. Ekonomi yang ada saat ini adalah ekonomi yang baru dimana dikenal dengan ekonomi yang informasional dan global.Â
Perekonomian informasional adalah perekenomian perusahaan, perekonomian di suatu wilayah atau Negara, yang sumber produktivitas dan daya saingnya sangat tergantung pada dukungan ilmu pengetahuan, informasi dan teknologi pengolahan yang mereka miliki, termasuk teknologi manajemen dan manajemen teknologi (Rahma Sugihartati, 2014:61).
Kemunculan ekonomi informasional global yang baru semakin menguntungkan organisasi ataupun Negara, ekonomi ini bersifat informasional karena produktivitas dan daya saing dari unit-unit dan agen-agen dalam ekonomi ini secara mendasar tergantung pada kapasitas mereka untuk menghasilkan, memproses dan mengaplikasikan pengetahuan dan informasi secara efisien.Â
Sifat eknomi ini adalah mengglobal karena mempunyai kapasitas untuk bekerja sebagai unit secara real-time pada skala dunia (planetary), melewati batas-batas Negara dan terjadi karena adanya teknologi komunikasi dan informasi.Â
Dengan bangkitnya ekonomi informasional yang bersifat global ini muncul bentuk organisasional yang baru yakni perusahaan jaringan [network enterprise], yaitu bentuk spesifik perusahaan yang sistem sarananya dibangun dari titik temu sejumlah segmen sistem tujuan otonom.
Perusahaan jaringan ini adalah perwujudan dari kultur ekonomi informasional global yang memungkinkan transformasi tanda-tanda ke komoditas seperti informasi dan pengetahuan.Â
Pada era masyarakat informasi ini, dalam kontek ekonomi informasional, satu hal penting yang disebut Castells (1996) adalah "Jaringan", yang sifatnya terbuka, mampu melakukan ekspansi tanpa batas, dinamis dan mampu berinovasi tanpa merusak sistem.\
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H