Mohon tunggu...
Purwanto
Purwanto Mohon Tunggu... Guru - Belajar menulis

Pendidik Anak Berkebutuhan Khusus di SLB AC Dharmawanita Kabupaten Sidoarjo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Choacing dan Keterkaitannya dengan Peran Guru Sebagai Penuntun Pembelajaran Murid, Pembelajaran Berdiferensiasi dan Pembelajaran Sosial Emosional

3 April 2022   14:08 Diperbarui: 3 April 2022   15:56 3372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Coaching Dan Keterkaitannya Dengan Peran Guru Sebagai Penuntun Pembelajaran Murid, Pembelajaran Berdiferensiasi Dan Pembelajaran Sosial Emosional

Oleh : Purwanto, M. Pd

CGP kelas 100 A/ IV Kab. Sidoarjo

A. Pengertian Coaching dan keterkaitannya dengan Peran Guru Sebagai Penuntun     Pembelajaran murid

Coaching adalah sebuah  proses kolaborasi dua fihak yakni antara coach dengan coachee yang dilakukan dengan langkah – langkah pembicaraan yang sistematis dan berfokus pada hasil yakni menemukan solusi permasalahan yang sedang dialami coachee. 

Pada proses coaching, coach sebagai penuntun berusaha memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri dan pertumbuhan pribadi dari  coachee yang dituntunnya.

B. Keterkaitan antara coaching  dengan Peran guru sebagai Pemimpin  Pembelajaran murid

Dalam dunia pendidikan, keberadaan teori problem solving  yang menggunakan   pendekatan model coaching  ini sangat membantu guru dalam menjalankan perannya sebagai pemimpin pembelajaran. 

Coaching  ini apabila diaplikasikan oleh seorang guru sebagai penuntun pembelajaran kepada murid – muridnya maka hasilnya sangat membantu guru  dalam memfasilitasi peningkatan performa belajar, pengalaman hidup, pembelajaran diri dan pertumbuhan pribadi dari murid – murid yang dituntunnya. 

Selain itu, dengan menggunakan pendekatan model coaching ini, seorang guru akan mampu mendorong murid - muridnya terbiasa mengembangkan kemampuan murid dalam berkomunikasi, berkolaborasi dan berpikir kreatif selama proses coaching berlangsung untuk menggali potensinya sendiri sebagai bekal menyelesaikan permasalahan yang sedang dhadapinya guna mencapai kemerdekaan dalam belajar.

C. Keterkaitan antara Coaching dengan Pembelajaran Berdiferensiasi dan Pembelajaran Sosial Emosional

Guru sebagai penuntun pertumbuhan kepribadian dan  hasil belajar murid yang dianalogikan oleh Ki Hajar Dewantara seperti seorang petani yang sedang merawat tanaman agar tumbuh subur, sangat memerlukan berbagai cara agar pertumbuhan kepribadian dan hasil belajar muridnya berlangsung dengan baik. ada tiga cara yang saling melengkapi yang bisa digunakan guru yakni :

1. Menerapkan  Pembelajaran berdiferensiasi didalam kelas yang disesuaikan dengan minat, profil dan kesiapan belajar murid  sehingga pembelajaran dapat mengakomodir kebutuhan murid  yang beragam.

2.  Mengajarkan Pembelajaran emosi dan  Sosial pada murid – muridnya

3. Menerapkan pendekatan coaching pada murid yang membutuhkan tuntunan dalam   mengembangkan dirinya  yang dilakukan secara pribadi antara guru dan murid.

Keterkaitan antara  kemampuan melakukan pembelajaran berdiferensiasi, kemampuan melakukan pembelajaran sosial emosional dan kemampuan melakukan pendekatan coaching pada murid dapat dijelaskan sebagai berikut:

Ketika seorang guru selesai mengevaluasi hasil pembelajaran berdiferensiasi yang berbasis pada minat dan  profil belajar murid, untuk memaksimalkan tumbuhnya kepribadian dan hasil belajar murid, guru perlu melakukan coaching pada murid – murid tertentu yang hasil belajarnya dirasa kurang maksimal untuk menggali  lalu membantu murid menemukan solusi atas apa yang sedang dialami murid yang tadi menghambat kemajuan belajar murid. 

Dalam   memberikan coaching pada seorang murid, guru membutuhkan keterampilan sosial emosional seperti, kesadaran diri, kemampuan mengelola emosi, kemampuan berempati pada orang lain dan kemampuan mempertanggungjawabkan hasil coaching yang dilakukan pada muridnya. 

Pertanggungjawaan hasil coaching ini tentu ditujukan kepada si murid atau kepada pihak lain yang berkepentingan seperti kepala sekolah atau orang tua dari murid untuk dilakukan usaha bersama membantu murid meningkatkan kemampuan belajarnya.

Referensi 

Learning management System ( LMS) Calon guru Penggerak angkatan IV, 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun