Mohon tunggu...
Purwanto
Purwanto Mohon Tunggu... Guru - Belajar menulis

Pendidik Anak Berkebutuhan Khusus di SLB AC Dharmawanita Kabupaten Sidoarjo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sharing Pengalaman Lulus Seleksi Calon Guru Penggerak Angkatan ke IV Kemendikbud

3 Oktober 2021   10:29 Diperbarui: 3 Oktober 2021   11:12 12735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada Pertengahan bulan Maret 2021 saya mendapatkan informasi dari grup  whatsap guru ditempat kerja, bahwa ada rekruitmen guru penggerak Kemendikbud angkatan ke 4. Guru penggerak adalah Guru, baik ASN  atau Non ASN yang diproyeksikan oleh Kemendikbud sebagai agen perubahan yang inovatif dilingkungan sekolah tempatnya mengajar. 

Kedepan, Para Guru penggerak ini diprioritaskan untuk jadi kepala sekolah, kepala dinas pendidikan kabupaten/kota atau jabatan kepemimpinan lain  diseluruh sekolah di wilayah Republik Indonesia. 

Pada angkatan ke 4 ini, akan direkrut 8000 guru  penggerak dari 160 kabupaten/kota dari 31 provinsi yang tersebar di pulau pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Papua serta Maluku. Bagi mereka yang lulus seleksi program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan ke 4, Pendidikan mereka akan dimulai tanggal 8 Oktober 2021-Agustus 2022.

Untuk dapat menjadi seorang guru penggerak, seorang guru harus memenuhi persyaratan dasar yakni  terdaftar di Data Pokok Pendidik ( Dapodik) Kemendikbud, memiliki masa kerja minimal 5 tahun dan memiliki sisa masa kerja minimal 10 tahun. Jadi para guru penggerak ini usia maksimalnya adalah 50 tahun. 

Jika syarat diatas terpenuhi maka calon guru penggerak bisa mengikuti proses seleksi yang terbagi menjadi dua tahap:

1. Tahap pertama: 

Calon guru penggerak harus lulus tiga tes yakni:  Tes administrasi, tes menulis essay dan tes bakat Skolastik. 

2. Tahap kedua: 

Calon guru penggerak harus lulus dua tes lanjutan yakni: tes mengajar didepan asessor Kemendikbud Jakarta dilanjutkan dengan tes wawancara oleh asessor yang berbeda yang juga dari Kemendikbud. Kedua tes dilaksanakan secara daring melalui aplikasi google meet. 

Sebagai seorang guru SLB yang kesehariannya bergaul dengan anak berkebutuhan khusus yang cara berfikirnya sederhana, saya ada rasa minder juga ketika akan mendaftarkan diri. Rasa minder ini dihantui oleh ketakutan tidak bisa mengerjakan soal - soal yang rumit dan matematis dari Kemdikbud.

Berbekal niat ingin meningkatkan kompetensi diri agar bisa lebih bermanfaat pada lingkungan mengajar, setelah memenuhi persyaratan administratif, saya mengikuti tes tahap pertama yakni  tes menulis essay dan tes bakat skolastik.  

Pada waktu yg ditentukan oleh Kemendikbud, saya mengerjakan soal essay. Soal essay berupa puluhan pertanyaan seputar pengalaman cara menyelesaikan berbagai persoalan selama menjadi guru. 

Yang membuat tes ini melelahkan adalah panjangnya paragraf jawaban yang harus saya ketik agar memenuhi batas minimal karakter. Kadang ada satu soal yang batas minimal jawabannya 1500 karakter. 

Ada pula yang 1000 karakter dan yang terpendek jawaban harus diketik dalam 650 karakter. Pada saat mengerjakan tes ini, saran saya adalah fokuslah menjawab satu pertanyaan dulu hingga tuntas dengan memenuhi batas minimal jumlah karakter yang harus diketik baru beralih ke soal berikutnya.   Hal itu karena tiap soal memiliki keterkaitan jawaban dan anda bisa tumpang tindih menjawabnya bila tidak runtut dalam mengerjakannya.

Setelah selesai mengerjakan tes essai, dihari yang berbeda saya diharuskan mengerjakan tes bakat skolastik.  Tes ini seperti Tes CPNS. Berisi berbagai pertanyaan pilihan ganda seputar penalaran matematis dan kebahasaan. 

Pada tes ini, yang paling penting adalah management waktu. Bila ada soal yang sulit, beralihlah sementara pada soal yang lebih mudah. Setelah hampir semua soal terjawab, beralihlah kembali ke soal yang sulit tadi untuk menemukan jawabannya. Dengan begitu, anda tidak akan kehabisan waktu. 

Pada tanggal 9 Juli 2021, Hasil Tes essay dan Tes bakat Skolastik diumumkan oleh Kemendikbud  melalui surat edaran dan saya  alhamduliah dinyatakan LULUS. 

Lulus tes tahap pertama membuat saya harus siap mengikuti tes tahap kedua. Yang membuat saya kaget saat itu adalah panggilan tes tahap kedua tepatnya tes kemampuan mengajar didepan dua orang asessor Kemendikbud pada 19 Juli 2021, Panggilan tesnya baru disampaikan ke saya melalui WhatsApp pada  18 Juli 2021 malam hari pukul 22.10 WIB.  Dengan hanya punya waktu sekitar 16 jam, sayapun bismillah mempersiapkan diri. 

Tes Praktik mengajar dan berbagai pertanyaan pasca praktik durasinya memang hanya 40 menitan, namun persiapan alat peraga, jaringan dan ruangan khusus untuk praktik yang membuat saya gelagapan dan harus minta bantuan Admin sekolah saya ( Mas Lukman) yang cekatan menggunakan IT untuk membantu.  

Waktu selesai praktik mengajar, saya  ditanya  oleh dua orang asessor  tentang apakah kelemahan cara saya mengajar tadi dan bagaimana solusi seharusnya agar maksimal. 

Saya juga ditanya oleh kedua asessor, apa kelebihan saya tadi dalam mengajar dan apakah itu sudah saya lakukan selama ini dalam mengajar sehari hari. 

Jadi bagi anda yang akan mengikuti tes mengajar, tips dari saya adalah jauh - jauh hari  persiapkanlah ruangan, media pembelajaran, dan jaringan internet yang stabil serta seorang asisten agar lancar dalam pelaksanaan praktik mengajar. 

Satu lagi, anda harus jujur dalam bercerita tentang cara mengajar sehari - hari ketika ditanya Asessor,  karena asessor anda adalah dosen - dosen dan guru senior di Kemendikbud yang akan mendeteksi ketidakjujuran peserta. 

Tepat satu bulan setelah tes praktik mengajar,  pada tanggal 9 Agustus 2021 pukul 09.30 WIB saya sudah  kembali bersiap didepan layar laptop untuk persiapan tes terakhir yakni tes wawancara dengan dua orang Asessor Kemendikbud menggunakan google meets.  

Dua orang Asseor kali ini berbeda dari  dua asessor sebelumnya yg menguji kemampuan mengajar saya. pada pukul 10.00 - 11.00 WIB  saya menjalani wawancara mendalam dengan para asessor yang kompeten. Hal-hal yang ditanyakan oleh mereka antara lain:

1. Apa motivasi saya ikut seleksi guru penggerak?

2. Apa pengalaman saya yang paling berkesan selama menjadi guru?

3. Apa yang membuat saya tetap konsisten menjalani profesi guru? 

4. Pernahkah saya membimbing seseorang entah itu murid atau rekan guru mengembangkan diri hingga mereka berhasil dan itu bisa dibuktikan?

5. Apakah saya punya pengalaman berbeda pendapat dengan atasan dan bagaimana solusi saya agar perbedaan pendapat itu berakhir dengan baik tanpa rasa dendam

6. Apakah kendala yang akan saya alami bila nanti lulus jadi guru penggerak dalam menggerakkan komunitas ? 

7. Apakah pernah mengalami kejadian yang paling tidak mengenakkan saat berbeda pendapat dengan atasan dan bagaimana saya menyikapinya ? Dan lain lain 

Tips saya bila anda menjalani tes ini adalah mencatat berbagai pertanyaan yang saya alami diatas dan ditambah pengalaman dari calon guru penggerak selain saya yang lulus seleksi lalu mencari jawabannya dalam pengalaman anda selama ini menjadi guru. 

Usahakan jawaban anda jujur dan benar - benar berasal dari pengalaman anda selama ini dan tidak berasal dari hayalan atau rekayasa. Hal itu karena beberapa kali asessor menanyakan lagi  sepintas hal yang telah ditanyakan untuk mengetes kejujuran.  

Bila jawaban anda tidak konsisten, maka bisa dianggap anda mengarang cerita. 

Tepat pada tanggal 30 September 2021, di situs SIMPKB Kemendikbud, ditampilanlah surat edaran Dirjen GTK tertanggal 29 September 2021. Didalam surat Edaran itu Alhamdulillah saya dinyatakan LULUS  dan berhak mengikuti Pendidikan Guru Penggerak angkatan ke 4 yang akan dilaksanakan tanggal 8 Oktober 2021-Agustus 2022.

Selamat mencoba bapak ibu guru, mari menjadi guru penggerak bersama saya. Menggerakkan komunitas pendidikan kita masing - masing dengan berbagai inovasi dengan diniatkan  menebar ilmu yang bermanfaat pada sesama sebagai ibadah bekal menghadap  Allah SWT 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun