Persiapan yang keempat; Persiapan Finansial. Ini pembahasan yang bagi saya rada’ sensitif. Saya punya pengalaman sering disindir oleh sebagian orang tentang harga jual saya. Hanya karena saya separuh Bugis. ‘Panai-nya berapa?’ ‘Kamu dihargai berapa?’ ‘Pasti mahal, ya?’ Kalimat itu sudah menjadi momok. Dan saya tidak ingin menjadi wanita yang memberatkan pihak calon suami. Yang dimaksud Kesiapan finansial bagi pria adalah untuk sanggup menafkahi, dan kesiapan bagi perempuan untuk mengelola kebutuhan rumah tangga.
Persiapan yang kelima; Persiapan Sosial. Persiapandalam lingkup masyarakat. Hidup bertetangga dan terlibat dalam kegiatan bermasyarakat.
Dengan ilmu baru itu, saya berusaha menggenapi semua. Tugas selanjutnya adalah bagaimana akhirnya menyikapi kenyataan yang ada. Semisal bila nanti bertemu dengan pasangan, bagaimana harus memilih, bagaimana memutuskan segala pertimbangan. Benar-benar gamang. Hhe.
Seberapa banyak tanya tentang kapan nikah membuat saya semakin paham, pernikahan bukan perkara mudah, bukan perkara main-main, tanpa adanya persiapan mungkin akan sulit, tetapi ini bukan berarti tidak mungkin. Menikahlah bila memang diri sudah siap. Namun bila belum, selamat menjalankan ‘puasa’ bersama. kita bersabar dari segala macam godaan. Dan bersabar atas keputusan dari-Nya.
Selamat menjalankan hari-hari menata hati . Hhe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H