Aku balik menatapnya, maksudmu?
“Lihatlah kenyataan, selama setahun belakang ini dia hanya menghubungimu, menghubungimu, dan menghubungimu”
Lantas?
Pria itu memegang pundakku, “Kakak cemburu tahu” tertawa.
Untuk kalimat terakhir aku dibuat tertawa. Dan pikirku mulai menerawang. Meyakinkan hati untuk yang entah sudah ke berapa kali. dia pasti datang. Bersabarlah!. Aku tentu akan deg degan jika nanti menghadapinya. Atau aku tidak akan mau keluar karena malu. Malu tapi mau.
“Dia menghubungimu tapi tidak mengatakan pasti kapan menemuimu, kan?” pria dihadapanku masih melanjutkan, tetapi kali ini tidak terdengar bercanda, katanya serius, sinis.
“Kakak sebenarnya mau bilang apa sih?”
“Selama hampir dua tahun ini dia tidak pernah bilang akan datang, kapan?”
Aku terdiam. Bungkam.
“Cobalah sekali saja kamu ganti perhatikan Zuhud, sudah berkali-kali datang, berkali berharap. Sikap cuekmu buat dia patah semangat”
Eh? zuhud siapa, aku tidak mengerti!