Mohon tunggu...
Purwanti Asih Anna Levi
Purwanti Asih Anna Levi Mohon Tunggu... Sekretaris - Seorang perempuan yang suka menulis :)

Lulusan Program Magister Lingkungan dan Perkotaan (PMLP) UNIKA Soegijapranata Semarang dan sedang belajar menulis yang baik :)

Selanjutnya

Tutup

Nature

Paparan Mikroplastik terhadap Manusia melalui Lingkungan

17 Desember 2021   10:52 Diperbarui: 17 Desember 2021   10:57 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masyarakat umum dapat terpapar mikroplastik dari berbagai sumber, antara lain:

  • * Mikroplastik primer dalam kosmetik; khususnya pasta gigi.
  • * Makanan yang terkontaminasi melalui lingkungan, misalnya kerang biru dan tiram.
  • * Makanan yang terkontaminasi oleh manufaktur.
  • * Debu dalam ruangan yang mengandung mis. serat tekstil sintetis dan serpihan cat.
  • * Debu yang dihasilkan dari pembersihan dan perawatan barang-barang plastik dan permukaan yang dilapisi/dicat (Carsten Lassen, Steffen Foss Hansen, Kerstin Magnusson, Fredrik Norn, Nanna Isabella Bloch Hartmann, Pernille Rehne Jensen, Torkel Gissel Nielsen, & Anna Brinch, 2015).

Di lingkungan kerja, paparan kerja terhadap mikroplastik primer dapat terjadi dengan menggunakan mikroplastik primer dalam proses manufaktur dan paparan mikroplastik sekunder dapat terjadi melalui berbagai proses di mana barang-barang plastik atau permukaan yang dicat dipotong, digiling, dihancurkan, dll. (Carsten Lassen, Steffen Foss Hansen, Kerstin Magnusson, Fredrik Norn, Nanna Isabella Bloch Hartmann, Pernille Rehne Jensen, Torkel Gissel Nielsen, & Anna Brinch, 2015).

Selain kemungkinan efek toksisitas partikel, zat berbahaya di dalam mikroplastik atau teradsorpsi ke permukaan dapat berkontribusi pada paparan makanan manusia terhadap berbagai zat berbahaya seperti beberapa ftalat atau PCB. Pentingnya debu dalam ruangan (di antaranya mungkin plastik) untuk paparan anak-anak tertentu telah ditunjukkan untuk beberapa zat berbahaya dan, sampai batas tertentu, mekanisme serupa mungkin berlaku sehubungan dengan paparan mikroplastik yang terkait dengan zat berbahaya dari sumber lain (Carsten Lassen, Steffen Foss Hansen, Kerstin Magnusson, Fredrik Norn, Nanna Isabella Bloch Hartmann, Pernille Rehne Jensen, Torkel Gissel Nielsen, & Anna Brinch, 2015).

Mikroplastik dapat terakumulasi pada hewan laut, beberapa di antaranya digunakan untuk konsumsi manusia. Pada beberapa hewan, mikroplastik dapat ditranslokasi dari saluran pencernaan dan disimpan di bagian lain dari hewan (Carsten Lassen, Steffen Foss Hansen, Kerstin Magnusson, Fredrik Norn, Nanna Isabella Bloch Hartmann, Pernille Rehne Jensen, Torkel Gissel Nielsen, & Anna Brinch, 2015).

REFERENSI:

Chunhui Wang, Jian Zhao, & Baoshan Xing, 202; Journal of Hazardous Materials 407 (2021) 124357. Environmental source, fate, and toxicity of microplastics. Journal homepage: www.elsevier.com/locate/jhazma

Hale, R. C., Seeley, M. E., La Guardia, M. J., Mai, L., & Zeng, E. Y. (2020). A Global Perspective on Microplastics. Journal of Geophysical Research: Oceans, 125, e2018JC014719. https://doi.org/10.1029/2018JC014719

Boucher, J. and Friot D. (2017). Primary Microplastics in the Oceans: A Global Evaluation of Sources. Gland, Switzerland: IUCN. 43pp. DOI: dx.doi.org/10.2305/IUCN.CH.2017.01.en

Carsten Lassen, Steffen Foss Hansen, Kerstin Magnusson, Fredrik Norn, Nanna Isabella Bloch Hartmann, Pernille Rehne Jensen, Torkel Gissel Nielsen, & Anna Brinch, 2015. Microplastics - Occurrence, effects and sources of releases to the environment in Denmark. The Danish Environmental Protection Agency Strandgade 29 1401 Copenhagen K www.eng.mst.dk

Won Joon Shim & Richard C. Thomposon, 2015. Arch Environ Contam Toxicol (2015) 69:265--268 DOI 10.1007/s00244-015-0216. ISBN no. 978-87-93352-80-3

https://residentialwastesystems.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun