Mohon tunggu...
Purwanti Asih Anna Levi
Purwanti Asih Anna Levi Mohon Tunggu... Sekretaris - Seorang perempuan yang suka menulis :)

Lulusan Program Magister Lingkungan dan Perkotaan (PMLP) UNIKA Soegijapranata Semarang dan sedang belajar menulis yang baik :)

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Efek Rumah Kaca ala Debat Calon Walikota

14 Februari 2015   23:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:10 812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alkisah di sebuah acara debat dalam kampanye pemilihan walikota di suatu kota. Ada satu pertanyaan yang diajukan kepada seorang calon walikota.

Penanya: “Seandainya Bapak terpilih menjadi walikota, program-program apa yang akan Bapak lakukan untuk mengurangi ancaman efek rumah kaca?”

Calon walikota menjawab dengan rasa pede tingkat dewa: “Bila saya dipilih untuk memimpin kota ini, tentu saja saya akan instruksikan untuk melarang pembangunan rumah-rumah berkaca untuk mengurangi ancaman efek rumah kaca”.

Penanya: ?????...........

Bermacam-macam reaksi penonton acara debat tersebut. Ada yang bengong karena tidak mudeng, ada yang tertawa terkikik, ada yang nyengir kuda, ada yang menahan tawa sampai mules dan ada pula yang bisik-bisik bingung dengan penonton sebelahnya yang juga sama-sama bingungnya.

Hadeeww.....begitulah salah satu gambaran pemahaman masyarakat tentang efek rumah kaca. Bahkan setingkat calon walikotapun belum tentu paham tentang efek rumah kaca. Untunglah sang calon walikota itu tidak terpilih, lha kalau terpilih nanti bagaimana ya kira-kira, apa ya semua bangunan berkaca di kota sono itu harus ditutup semua kacanya, gelap dong?

Oke biar kita tidak diketawain orang karena sok tau, mari kita bareng-bareng mencoba memahami apa itu efek rumah kaca, bagaimana proses terjadinya, apa hubungannya dengan gas rumah kaca, pemanasan global, perubahan iklim, dampaknya pada kita and so on and so on..... Semoga kalau misalnya kita nanti mau nyalon walikota atau ketua RT, kita agak-agak mudeng dikitlah kalau ada yang nanyain tentang itu.

Apa itu efek rumah kaca (green house effect )?

Wikipedia mendefinisikan efek rumah kaca sebagai proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya.

[caption id="attachment_351094" align="aligncenter" width="300" caption="dok.ecolifetips.wordpress.com"][/caption]

Fungsi efek rumah kaca (ERK)

ERK ini sangat dibutuhkan untuk menjaga suhu permukaan bumi agar tetap hangat. Tanpa ERK permukaan bumi akan tertutup oleh lapisan es. Sebagai perbandingan, planet Mars yang memiliki lapisan atmosfer tipis dan tidak memiliki ERK, memiliki suhu rata-rata -32° Celcius.

Bagaimana proses terjadinya efek rumah kaca?

[caption id="attachment_351077" align="aligncenter" width="500" caption="dok.polimerabduh.wordpress.com"]

14239020911682728822
14239020911682728822
[/caption]

  1. Sinar matahari memancarkan energi berupa radiasi ultraviolet ke bumi yang akan diterima oleh bumi di mana energi tersebut 25% dipantulkan kembali oleh awan atau partikel lain di atmosfer, 25% diserap awan, 45% diabsorpsi permukaan bumi serta 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi.
  2. Energi yang dipantulkan kembali oleh bumi dalam bentuk radiasi inframerah. Atmosfer akan meneruskan radiasi inframerah ini ke luar angkasa. Namun dengan adanya gas rumah kaca yang terperangkap di atmosfer akan menyebabkan dipantulkannya kembali radiasi inframerah ini ke bumi. Ditambah dengan radiasi ultraviolet dari matahari, akan menyebabkan naiknya suhu permukaan bumi.


Apa itu gas rumah kaca (GRK)?

GRK adalah gas-gas di atmosfer yang bersifat memantulkan radiasi infra merah dan berfungsi menjaga suhu permukaan bumi agar tetap hangat.

Disebut GRK karena sistem kerja gas-gas tersebut di atmosfer bumi mirip dengan cara kerja rumah kaca yang berfungsi menahan panas matahari di dalamnya agar suhu di dalam rumah kaca tetap hangat, dengan begitu tanaman di dalamnya pun akan dapat tumbuh dengan baik karena memiliki panas matahari yang cukup.

[caption id="attachment_351078" align="aligncenter" width="300" caption="dok.tunjungbudiwati.wordpress.com"]

1423903045417497599
1423903045417497599
[/caption]

GRK yang paling banyak adalah uap air yang mencapai atmosfer (dari penguapan air dari laut, danau dan sungai), karbon dioksida (dari berbagai proses alami seperti letusan gunung berapi; pernapasan hewan dan manusia dan pembakaran material organik), metana, nitrogen oksida, dan gas-gas lain.

Kapan efek rumah kaca menjadi ancaman bagi kita?

Jika konsentrasi GRK telah melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya maka akan terjadi peningkatan suhu permukaan bumi atau yang disebut pemanasan global.

[caption id="attachment_351083" align="aligncenter" width="300" caption="dok.hendryferdinan.wordpress.com"]

1423904399968736342
1423904399968736342
[/caption]

Pemanasan global ini akan mengakibatkan adanya perubahan iklim, yaitu suatu keadaan berubahnya pola iklim dunia. Dampak perubahan iklim antara lain perubahan pola musim hujan dan musim kemarau, cuaca ekstrim, perubahan arah angin akibat kacaunya perubahan aliran udara panas dan dingin, badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air akan menjadi lebih besar, pencairan gunung es di kutub, naiknya suhu permukaan laut yang menyebabkan rob, dsb. Hal ini tentu saja akan menimbulkan gangguan ekologis yang mengancam keberlanjutan ekosistem di bumi, termasuk keberlanjutan hidup manusia.

Kontribusi manusia pada efek rumah kaca

Manusia berkontribusi langsung maupun tidak langsung dalam mengubah komposisi atmosfer global yang mempengaruhi ERK antara lain melalui:


  • Pembakaran bahan bakar fosil dan material organik untuk penggunaan transportasi, produksi energi, pemanasan dan pendinginan bangunan serta manufaktur menghasilkan emisi yang akan menambah karbon dioksida di atmosfer.
  • Deforestasi (penebangan hutan) menyebabkan berkurangnya jumlah pohon yang membantu menciptakan keseimbangan gas di atmosfer dengan menyerap karbon dioksida dan melepaskan oksigen melalui proses fotosintesis.
  • Beberapa praktek pertanian dan perubahan pemanfaatan lahan meningkatkan kadar metana dan nitrogen oksida, seperti penggunaan pupuk dan obat kimia, praktek pembakaran jerami di sawah dan pembakaran untuk membuka lahan baru.
  • Pertumbuhan penduduk. Semakin banyak orang akan semakin banyak aktivitas yang menggunakan bahan bakar fosil seperti untuk keperluan rumah tangga, transportasi dan manufaktur.


[caption id="attachment_351080" align="aligncenter" width="300" caption="dok.lensaindonesia.com"]

14239032741721334532
14239032741721334532
[/caption]

Hal-hal praktis untuk mencegah ancaman efek rumah kaca

Gaya hidup ramah lingkungan akan membantu mengurangi peningkatan GRK. Sebenarnya kita sendiri dapat mengukur seberapa ramah lingkungan gaya hidup kita, dengan karbon kalkulator sebagaimana sudah diulas oleh kompasianer Sahroha Lumbanraja di sini. Berikut ini beberapa hal yang bisa kita lakukan:

Sampah:


  • Tidak membakar sampah, karena proses pembakarannya akan mengeluarkan emisi karbon dioksida. Terkait hal ini UU No. 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah melarang membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis pengelolaan sampah.
  • Tidak membuang sampah sembarangan karena proses pembusukan sampah organik di ruang terbuka akan menghasilkan karbon dioksida dan metana.
  • Terapkan prinsip 3R dalam pengelolaan sampah rumah tangga.
    [caption id="attachment_351084" align="aligncenter" width="300" caption="dok.hermawandiki.blogspot.com"]
    1423905207832135007
    1423905207832135007
    [/caption]


Energi:


  • Hemat energi yang berasal dari pembakaran bahan bakar tak terbarukan (fosil) maupun yang terbarukan (material organik seperti kayu bakar).
  • Hemat dalam pemakaian energi listrik karena sebagian besar pembangkit listrik menggunakan energi dari bahan bakar tak terbarukan.
  • Gunakan BBM beroktan tinggi untuk mengurangi emisi gas buang.
  • Tidak mengaktifkan screen saver karena screen saver memakan energi dan mengeluarkan emisi karbon dioksida.
    [caption id="attachment_351088" align="aligncenter" width="300" caption="dok.ciricara.com"]
    1423907368487316653
    1423907368487316653
    [/caption]


Produk ramah lingkungan:


  • Gunakan produk ramah lingkungan (hasil pertanian organik, pupuk organik dsb) untuk mengurangi emisi GRK.
  • Kurangi penggunaan barang-barang plastik karena hampir semua sampah plastik akan menghasilkan GRK ketika dibakar.
  • Hemat kertas untuk mengurangi penebangan hutan.


Penghijauan:


  • Menanam pohon sebanyak mungkin di lingkungan sekitar kita untuk mengurangi karbon dioksida dan menambah oksigen sehingga membantu menciptakan keseimbangan gas di atmosfer.
  • Menanam pohon bambu karena mampu menyerap karbon dioksida 4x lebih banyak dari jenis tanaman lain.


[caption id="attachment_351090" align="aligncenter" width="277" caption="dok.fairuzelsaid.wordpress.com"]

14239074431585033544
14239074431585033544
[/caption]

Salam go green!

***********

Sumber:

http://id.wikipedia.org/wiki/Efek_rumah_kaca

http://id.wikipedia.org/wiki/Gas_rumah_kaca

The United States Environmental Protection Agency. http://www.epa.gov/climatechange/impacts-adaptation/coasts.html

http://www.perubahaniklim.net/apa-itu-perubahan-iklim.htm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun