Mohon tunggu...
Purwanti Panacea
Purwanti Panacea Mohon Tunggu... -

Siswi SMA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bukan "Ilmu" Semusim

11 April 2012   07:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:46 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara etimologi kata ilmu berasal dari bahasa Arab yaitu "ilm" yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan sebagainya.

Sering kali kita beranggapan bahwa ilmu adalah sebuah rasa dimana kita telah mengetahui banyak hal, padahal ilmu bukan sekadar pengetahuan, akan  tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.

Tidak sedikit manusia, terutama pelajar seperti saya yang memiliki pandangan bahwa orang yang berilmu adalah orang yang memiliki "nilai" raport atau nilai ulangan yang baik, nilai yang melebihi kriteria ketuntasan minimim, nilai yang tinggi melebihi teman-teman dikelasnya padahal menurut saya "nilai" yang tinggi tersebut tidak akan bermanfaat jika didapat dengan cara yang tidak wajar, sebut saja curang.

Sobat, sebenarnya tujuan bersekolah itu untuk apa? untuk mendapatkan ilmu? mendapat nilai yang baik agar dapat lulus dengan mudah, sedangkan untuk mendapat nilai itu kita menghalalkan segala cara? atau agar kita dipandang kaum intelektual oleh kebanyakan orang karena sekolah kita yang notabene sekolah favorit?

Ya, mungkin nilai merupakan target utama seorang pelajar disekolah, seorang pelajar dikategorikan pintar karena nilai, bukan karena ilmu. Memang benar patokan untuk kenaikan kelas, kelulusan, dll itu sekarang hanya dilihat dari nilai saja. Tapi pada dasarnya tujuan utama sekolah ialah menuntut ilmu. Nilai yang kita dapat merupakan gambaran ilmu yang kita punya saat itu. Maka dari itu jika ingin nilai yang baik cobalah tingkatkan ilmu, berajarlah dengan sungguh-sungguh bukan berbuat curang ketika ulangan. Manfaat dari belajar dengan sungguh-sungguh tidak dirasakan oleh orang lain, melainkan diri kita.  Kita akan berbangga hati jika lulus sekolah/ kuliah dengan nilai yang baik. Ilmu yang kita peroleh dengan baik selamanya akan bermanfaat sobat, jangan takut untuk jujur dalam mengasah kemampuan, jangan nodai niat tulusmu untuk meraih cita-cita yang tinggi dengan cara curang dalam belajar, yaitu mencontek.

Ilmu lebih mulia dibandingkan harta, ilmu yang  yang bermanfaat Insha Allah akan menuntun kita ke surga. Dengan belajar secara continue dan didasari niat yang ikhlas kita akan masuk pada klasifikasi orang yang berilmu. Ilmu bukan musiman, ilmu yang baik sampai kapanpun akan bermanfaat. Baik itu ketika kita berada dibangku sekolah, memasuki dunia kerja, terjun dalam masyarakat. Ilmu akan terus berguna sampai akhir hayat.
Jika masih ada yang berprinsip bahwa tujuan bersekolah untuk mencari nilai, segera ubah pandanganmu. Ilmu yang baik sudah pasti menghasilkan nilai yang baik pula. Tetapi nilai baik belum tentu dihasilkan oleh ilmu yang baik. Jadi cobalah menjadikan tujuan utama sekolah untuk menuntut ilmu dengan ikhlas. Apapun yang dilakukan dengan ikhlas pasti akan berbuah manis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun