H. Syaiful Huda atau akrab disapa Mas Huda adalah Staf Khusus Menteri Desa Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) periode jabatan 2014-2019. Dia dikenal sebagai aktivis yang mempunyai komitmen tinggi terhadap urusan petani dan isu perdesaan. Komitmen tersebut dapat ditelusuri dari berbagai aktivitas organisasi yang digelutinya sejak remaja.Â
Pada tahun 1998, Mas Huda menginisiasi pembentukan Kelompok Petani Maleber Baros (KPMB). Organisasi petani ini mencoba membantu perjuangan petani di Kabupaten Cianjur dalam mendapatkan hak-hak agraria mereka dalam menghadapi kelompok pengusaha yang  dibekingi oknum penguasa pada saat itu. Konflik lahan di kawasan Maleber Baros merupakan salah satu konflik lahan besar di wilayah Jawa Barat.Â
Dalam konfik ini petani harus menghadapi pengusaha besar yang bergerak di perkebunan teh. Konflik yang melibatkan lahan seluas 300 hektare ini seringkali menempatkan para petani di posisi lemah. Dengan terorganisir dalam KPMB, nilai tawar petani menjadi meningkat dan mendapatkan posisi tawar lebih di hadapan pengusaha serta pemerintah setempat.Â
Untuk memperluas jaringan di antara pembela hak tani, di tahun 1999, pria kelahiran Tuban 22 April 1977 ini bergabung dengan Paguyuban Petani Tatar Sunda (PATAS) Jawa Barat. Langkah ini cukup strategis mengingat tekanan terhadap gerakan kaum tani dari para pengusaha dan oknum penguasa saat itu kian kuat. Dengan memperluas jaringan, berbagai bentuk aksi dari para petani mendapatkan perhatian dan dukungan luas dari publik.Â
Upaya membela kaum tani dan warga perdesaan ini terus menjadi concern Mas Huda. Di Tahun 2000, saat terpilih salah satu pengurus besar (PB) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dia meminta untuk ditempatkan di Lembaga Advokasi Agraria PB PMII. Pilihan ini menjadi bagian dari komitmen Mas Huda untuk terus bersentuhan dengan isu-isu pembelaan terhadap hak-hak kaum tani.Â
Dengan aktif di Lembaga Advokasi Agraria PB PMII, ruang pendampingan dan pembelaan akan lebih luas. Selain itu ruang perjuangan Mas Huda mulai menyentuh isu-isu perburuhan. Berbagai konflik buruh dengan pemodal mulai dia advokasi melalui Serikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi) Jawa Barat di mana dirinya aktif sebagai sekretaris.Â
Di tahun 2002 Mas Huda memutuskan untuk terjun ke dunia politik dengan menjabat sebagai wakil sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Barat. Pilihan ini dilandasi dengan pemikiran jika pergerakan membela hak kaum tani dan buruh akan lebih efektif melalui jalur-jalur politik. Keputusannya memilih PKB sebagai perahu politiknya juga dilandasi atas kesamaan nilai-nilai spiritual yang dia yakini dengan yang diperjuangkan oleh partai yang lahir dari rahim Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) tersebut. Â
Sebagai seorang yang pernah nyantri di Pesantren Tebu Ireng Jombang dan Mambaul Ma'arif Denanyar tentu dirinya merasa nyaman berjuang di partai politik bergaris Ahlus Sunah Wal Jamaah. Karir politik Mas Huda membawanya banyak bersentuhan dengan berbagai jabatan politik mulai dari anggota DPRD Jawa Barat, Sekretaris DPW PKB Jawa Barat, Wakil ketua DKW Garda Bangsa Jawa Barat, hingga Staf Khusus Mendes PDTT.Â
Hari ini, Mas Huda mendapatkan mandat sebagai Ketua DPW PKB Jawa Barat secara aklamasi dari 27 DPC PKB se-Jawa Barat. Tugas yang tidak mudah, mengingat perolehan suara PKB di Jawa Barat hanya 7 kursi dari 50 kursi atau 120 ribu suara pemilih. Tantangan didepan mata tersebut, akan menjadi pertimbangan dalam menentukan kompoisisi Struktur dan Personil dalam menentukan pengurus DPW PKB Jawa Barat periode 2017-2022.
Dari berbagai jabatan publik maupun jabatan politis tersebut ada benang merah yang bisa ditarik yakni jabatan-jabatan tersebut tetap dalam koridor perjuangan untuk mengubah nasib petani di kawasan perdesaan untuk lebih sejahtera. Hal ini tidak terlepas dari impian dan cita-cita di masa kecilnya Mas Huda untuk melihat masyarakat Indonesia yang mandiri, sejahtera, dan berbudi luhur suatu saat nanti.
Selamat yah, Mas....