Mohon tunggu...
Muhammad Eko Purwanto
Muhammad Eko Purwanto Mohon Tunggu... Dosen - ALUMNI S3 UNINUS Bandung

Kuberanikan diri mengubah arah pikiran dan laku. Menyadarinya tanpa belenggu, dan identitas diri. Memulai hidup, merajut hidup yang baru. Bersama Maha Mendidik, temukan diri dalam kesejatian. Saatnya berdamai dengan kesederhanaan. Mensahabati kebahagiaan yang membebaskan. Cinta, kebaikan, dan hidup yang bermakna, tanpa kemelekatan yang mengikat. Hidup berlimpah dalam syafaat ilmu. Mendidikku keluar dari kehampaan. Hidup dengan yang Maha Segalanya, Menjadi awal dan akhirnya dari kemulyaan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Merekonstruksi Kehidupan Melalui Pendidikan!?

10 Oktober 2024   12:08 Diperbarui: 10 Oktober 2024   12:15 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Dok. Pribadi.

Oleh. Muhammad Eko Purwanto

Pagi ini, tiba-tiba mahasiswa saya nge'chat' setelah membaca tulisan saya di Kompasisana berjudul. "Gelar Akademik Kehormatan untuk Orang-orang Terhormat ?!" Begini katanya:

Mahasiswa: Bpk yg baik hati ... saya mau nanya ... dulu waktu bapak kuliah ada yg dobel ga pak? soalnya saya juga di tawarin kuliah di hukum kelas karyawan, tapi takut otaknya ga mampu  ini aja bingung bagi waktunya, kadang baca materi bapak aja, tulisannya saya tempel di stang motor .. sambil berangkat kerja ... hhe

Saya: Iya. Saya dulu kuliahnya dobel2 ... sy meninggalkan kampus selama 7 th, Alhamdulillah, sy bisa menyelesaikan 4 gelar ...

Mahasiswa: Mantap ... bapak adalah inspirasiku bagi tipnya pak... bagaimana cara membagi waktu untuk belajar dan kerja ... KLO mau kuliah dobel

Saya: He .. he .. he .. kapan2 kita ngopi bareng di warteg ...

Chating di atas cukup menginspirasi saya untuk sekedar mengkonstruksi kata-kata yang mungkin berguna untuk diri saya sendiri, atau mungkin orang lain yang tertarik membacanya. Idenya cukup sederhana, saya ingin terus memberi penguatan pada diri saya sendiri agar pendidikan menjadi kewajiban saya, selama saya menjalani hidup dan kehidupan di dunia ini ?!  

Saya sangat menyadari, bahwa seringkali pendidikan dipahami sebagai jalan menuju perbaikan kualitas hidup dalam konteks yang paling materialistis, yaitu peningkatan penghasilan dan status sosial. Namun, bila kita menyelidiki lebih dalam, pendidikan sebenarnya memiliki peran yang jauh lebih mulia dan esensial dalam kehidupan manusia. Pendidikan adalah alat untuk merekonstruksi kehidupan, membentuk jiwa dan pemikiran,serta mendewasakan kemanusiaan kita, agar selaras dengan tujuan keberadaan kita di alam semesta ini.

Ibn Tufail, seorang filosof muslim kenamaan, pernah mengatakan bahwa pengetahuan tanpa etika adalah kesesatan. Apa yang dia maksudkan adalah bahwa pendidikan tidak seharusnya berhenti di permukaan angka-angka dan gelar akademik, melainkan harus mengakar dalam pembentukan moral dan etika. Pendidikan harus menjadi cahaya yang menerangi jalan kita di dunia yang penuh godaan dan kebingungan !?

Pendidikan yang sejati adalah tentang menggali kebijaksanaan dari pengetahuan. Seperti yang diungkapkan oleh Al-Ghazali, kebijaksanaan adalah buah dari pohon pengetahuan yang tumbuh dari tanah pengalaman dan penghayatan. Pendidikan, dalam arti yang lebih mendalam, adalah tentang memahami hubungan kita dengan diri sendiri, sesama manusia, dan alam semesta.

Kita selalu saja dihadapkan pada pertanyaan, bagaimana pendidikan dapat digunakan untuk merekonstruksi kehidupan kita? Jawabannya terkandung dalam seni mendidik itu sendiri, yang melibatkan penanaman nilai-nilai kemanusiaan yang luhur, seperti: keadilan, kejujuran, dan cinta kasih. Filosof sufi Al-Farabi berpendapat, bahwa kebahagiaan manusia terletak pada pencapaian kesempurnaan moral dan intelektual yang seimbang. Ini menekankan bahwa pendidikan harus mencakup aspek holistik dari perkembangan manusia.

Sayangnya, kita seringkali terjebak dalam paradigma bahwa pendidikan adalah alat untuk kesuksesan materi. Pendidikan memang bisa menjadi sarana untuk itu, tetapi alangkah indahnya jika kita melihat pendidikan sebagai alat untuk mencetak insan kamil, manusia sempurna yang mengerti tujuan hidupnya. Pendidikan seharusnya memberdayakan kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih bijaksana.

Sumber Gambar: Dok. Pribadi.
Sumber Gambar: Dok. Pribadi.

Para pemikir muslim seperti Ibn Sina menjelaskan, bahwa ilmu pengetahuan dapat memperhalus jiwa manusia. Pendidikan memungkinkan kita untuk mengembangkan kapasitas berpikir kritis serta kemampuan untuk berempati dengan orang lain. Dengan pemahaman dan empati yang lebih mendalam, kita lebih mampu mencari solusi untuk tantangan yang dihadapi manusia dan dunia ini dengan cara yang harmonis.

Pematangan spiritual dan intelektual dalam pendidikan tidak hanya memberdayakan individu, tetapi juga komunitas. Pendidikan yang baik adalah dasar dari masyarakat yang sehat dan harmonis. Ketika individu mampu berpikir dan bertindak secara etis, maka komunitas secara keseluruhan akan berkembang menjadi lebih stabil dan makmur.

Tentu, hal yang sangat bijak, apabila kita memaknai ajaran perenial dari Rumi, yang mengajarkan bahwa cahaya pengetahuan seharusnya menuntun kita untuk menemukan diri kita yang sesungguhnya dan tujuan ilahi kita. Pendidikan bukan hanya tentang penyerapan informasi, tetapi perjalanan kebijaksanaan yang mengarahkan kita menemukan kedamaian batin dan memahami tempat kita di dunia ini.

Lebih jauh lagi, pendidikan yang baik mengajarkan kita pentingnya menjaga dan menghormati alam sekitar kita. Ibn Khaldun mengatakan, bahwa manusia adalah bagian integral dari alam; dengan demikian, menjaga keseimbangan alam adalah kewajiban kita. Pendidikan harus mampu mengajarkan nilai-nilai keberlanjutan dan tanggung jawab ekologis.

Upaya kita dalam merekonstruksi kehidupan, pendidikan harus diorientasikan kembali untuk menghargai keberagaman dan perbedaan. Ali bin Abi Thalib pernah menyatakan, bahwa manusia adalah saudara dalam iman atau saudara dalam kemanusiaan. Pendidikan seharusnya memupuk semangat persaudaraan dan saling pengertian di antara manusia dari berbagai latar belakang.

Dengan demikian, pendidikan menjadi lebih dari sekadar alat untuk memajukan diri secara finansial atau sosial; ia menjadi wahana mencari makna dan mengisi kekosongan dalam jiwa manusia modern. Ketika pendidikan dapat menyentuh dimensi-dimensi tersebut, hasilnya adalah individu yang mampu menjalani hidup dengan lebih bermakna dan membangun dunia yang lebih baik.

Seringkali, inspirasi yang dibutuhkan untuk melakukan perubahan besar terletak pada pendidikan itu sendiri. Setiap generasi memiliki kesempatan untuk memancing kesadaran kolektif melalui sistem pendidikan yang mencerminkan nilai-nilai tertinggi dan tujuan terpuji. Ini bukan tugas mudah, tetapi merupakan tanggung jawab yang tidak boleh diabaikan !?

Di dalam buku kehidupan yang kita tulis melalui tindakan dan keputusan kita setiap hari, pendidikan adalah pena yang terus menulis di atas kertas takdir. Dengan menciptakan sistem pendidikan yang fokus pada peningkatan kualitas kehidupan manusia dalam segala aspeknya, kita dapat membawa perubahan transformatif yang memberi manfaat jangka panjang bagi seluruh umat manusia.

Mari kita mengingat kembali pemikiran Ibnu Rusyd, bahwa manusia adalah makhluk berpikir yang dirancang untuk mengejar pengetahuan dan kebijaksanaan. Dengan pendidikan yang tepat, kita tidak hanya menciptakan insan berpengetahuan, tetapi juga pribadi-pribadi yang memiliki kesadaran tinggi terhadap perubahan diri dan peran mereka dalam tatanan kosmik ini.

Pada akhirnya, yuk kita berkomitmen pada diri kita sendiri, untuk memandang pendidikan sebagai proses yang lebih dari sekedar transmisi pengetahuan. Trapi, sebaliknya, adalah proses pengasuhan manusia seutuhnya menjadi pribadi yang bijaksana, berakal sehat, dan berhati luhur; siap untuk merekonstruksi kehidupan yang lebih baik dan lebih berarti di antara hamparan luas alam semesta ini ?! Wallahu A'lamu Bishshawwab.

Bekasi, 10 Oktober 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun