Mohon tunggu...
Muhammad Eko Purwanto
Muhammad Eko Purwanto Mohon Tunggu... Dosen - ALUMNI S3 UNINUS Bandung

Kuberanikan diri mengubah arah pikiran dan laku. Menyadarinya tanpa belenggu, dan identitas diri. Memulai hidup, merajut hidup yang baru. Bersama Maha Mendidik, temukan diri dalam kesejatian. Saatnya berdamai dengan kesederhanaan. Mensahabati kebahagiaan yang membebaskan. Cinta, kebaikan, dan hidup yang bermakna, tanpa kemelekatan yang mengikat. Hidup berlimpah dalam syafaat ilmu. Mendidikku keluar dari kehampaan. Hidup dengan yang Maha Segalanya, Menjadi awal dan akhirnya dari kemulyaan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mendobrak Tradisi, Bagaimana Filsafat Pendidikan Melawan Konservatisme Ilmu di Abad-21?!

27 Agustus 2024   11:55 Diperbarui: 27 Agustus 2024   12:56 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam upaya mendobrak konservatisme ilmu, filsafat pendidikan juga harus mampu menciptakan iklim akademik yang mendukung kreativitas dan inovasi. Sebagaimana dikatakan oleh Albert Einstein, "Imajinasi lebih penting daripada pengetahuan." 

Oleh karena itu, filsafat pendidikan harus mampu mengembangkan kurikulum dan metode pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk berpikir di luar kerangka yang sudah ada, mengeksplorasi ide-ide baru, dan mengambil risiko untuk menciptakan sesuatu yang berbeda.

Di sisi lain, filsafat pendidikan juga harus mampu mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan yang universal, seperti empati, toleransi, dan kebijaksanaan. Sebagaimana diungkapkan oleh Confucius, "Pendidikan yang baik adalah yang dapat membangun karakter yang baik." 

Dengan demikian, filsafat pendidikan harus mampu mengintegrasikan aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik tidak hanya memiliki pengetahuan, tetapi juga kemampuan untuk bersikap dan berperilaku dengan bijaksana.

Gambar: Dok. Pribadi.
Gambar: Dok. Pribadi.

Dalam konteks Indonesia, filsafat pendidikan juga harus mampu menjawab tantangan ketimpangan sosial dan ekonomi yang semakin nyata. Sebagaimana dikatakan oleh Paulo Freire, "Pendidikan adalah praktik kebebasan." 

Oleh karena itu, filsafat pendidikan harus mampu mengembangkan model-model pembelajaran yang dapat memfasilitasi mobilitas sosial, mendorong pemerataan akses dan kualitas pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat.

Selain itu, filsafat pendidikan juga harus mampu menjembatani dunia akademik dengan kebutuhan pasar kerja. Sebagaimana diungkapkan oleh Alfred North Whitehead, "Tujuan pendidikan adalah untuk memberikan kecakapan hidup." 

Dengan demikian, filsafat pendidikan harus mampu mengembangkan kurikulum dan program pendidikan yang relevan dengan kebutuhan industri dan lapangan kerja, sehingga lulusan dapat memiliki kompetensi yang sesuai dengan tuntutan zaman.

Dalam upaya mendobrak konservatisme ilmu, filsafat pendidikan juga harus mampu mempromosikan prinsip-prinsip etika dan integritas akademik. Sebagaimana dikatakan oleh Bertrand Russell, "Pendidikan yang baik adalah yang dapat membangun karakter yang baik." Oleh karena itu, filsafat pendidikan harus mampu mengembangkan sistem evaluasi dan penilaian yang adil, transparan, dan bebas dari praktik-praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Di sisi lain, filsafat pendidikan juga harus mampu menjawab tantangan perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan. Sebagaimana diungkapkan oleh David Orr, "Pendidikan yang baik adalah yang dapat membangun kesadaran ekologis." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun