Mohon tunggu...
Muhammad Eko Purwanto
Muhammad Eko Purwanto Mohon Tunggu... Dosen - ALUMNI S3 UNINUS Bandung

Kuberanikan diri mengubah arah pikiran dan laku. Menyadarinya tanpa belenggu, dan identitas diri. Memulai hidup, merajut hidup yang baru. Bersama Maha Mendidik, temukan diri dalam kesejatian. Saatnya berdamai dengan kesederhanaan. Mensahabati kebahagiaan yang membebaskan. Cinta, kebaikan, dan hidup yang bermakna, tanpa kemelekatan yang mengikat. Hidup berlimpah dalam syafaat ilmu. Mendidikku keluar dari kehampaan. Hidup dengan yang Maha Segalanya, Menjadi awal dan akhirnya dari kemulyaan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Berbasis Projek di SMP Islam Al Azhar 8 Kemang Pratama

18 September 2023   23:05 Diperbarui: 18 September 2023   23:07 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Dok. Pribadi (Kelompok Siswa SMPIA 8 Kemang Pratama, menunggu giliran presentasi).

Oleh. Muhammad Eko Purwanto

Menyaksikan improvisasi, performa, dan kreativitas siswa dalam mempresentasikan karyanya melalui proses pembelajaran berbasis projek di SMP Islam Al Azhar 8 Kemang Pratama, sungguh luar biasa. Mereka dengan gayanya masing-masing menampilkan kemampuannya untuk menarik perhatian juri yang sedang menilai hasil karya kelompoknya. Kegiatan ini berlangsung pada hari Jum'at, 15 September 2023, yang merupakan projek ke-7 dari seluruh kelas IX, SMP Islam Al Azhar 8 Kemang pratama.

Kegiatan pembelajaran berbasis projek yang mengambil tema 'Suara Demokrasi' ini, adalah bagian dari kegiatan projek penguatan profil pelajar pancasila (P5). Dalam kegiatan pembelajaran tersebut, setiap kelompok mempresentasikan tentang nama angkatan, bakal calon ketua angkatan, jaket kebesaran angkatan, dan lain-lain. Perlu diketahui bahwa kelak diakhir semester genap nanti, para siswa SMP Islam Al Azhar 8 Kemang Pratama, kelas IX, sudah harus mengkahiri masa pembelajarannya di SMP Islam Al Azhar 8 Kemang Pratama, sehingga mereka merumuskan secara kelompok, apa nama angkatannya ? Siapa bakal calon ketua angkatan ? Apa warna, motif dan desain jaket angkatan ? Semua ini menjadi menarik untuk dipresentasikan.  

Sumber Gambar : Dok. Pribadi (Kelompok Siswa SMPIA 8 Kemang Pratama, bersama Kasek, Pengawas YPI Al Azhar, Ketua Jam'iyyah dan Kabid Sekretariat).
Sumber Gambar : Dok. Pribadi (Kelompok Siswa SMPIA 8 Kemang Pratama, bersama Kasek, Pengawas YPI Al Azhar, Ketua Jam'iyyah dan Kabid Sekretariat).

Kurikulum Merdeka

Pembelajaran berbasis projek ini merupakan bagian dari Kurikulum Merdeka (Kumer), dimana Kurikulum Merdeka adalah sebuah konsep kurikulum yang bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang kreatif, inovatif, dan berjiwa enterpreneur, serta memiliki kecerdasan emosional dan spiritual yang kuat. Konsep ini diperkenalkan sebagai alternatif pendidikan yang berfokus pada pengembangan potensi dan karakteristik unik setiap individu.

Kurikulum Merdeka menekankan pada pengembangan kecerdasan multiple, yaitu kecerdasan kognitif, psikomotorik, dan afektif. Selain itu, juga memberikan ruang yang lebih besar bagi siswa untuk mengeksplorasi minat, bakat, dan potensi mereka sendiri. Kurikulum ini juga diarahkan agar pelajar mampu menjadi pemimpin masa depan yang mandiri, kreatif, dan mampu menghadapi tantangan global. Beberapa karakteristik dari Kurikulum Merdeka antara lain:

Sumber Gambar : Dok. Pribadi (Kelompok Siswa SMPIA 8 Kemang Pratama, menunggu giliran presentasi).
Sumber Gambar : Dok. Pribadi (Kelompok Siswa SMPIA 8 Kemang Pratama, menunggu giliran presentasi).
  • Fleksibilitas. Kurikulum Merdeka memberikan ruang yang luas bagi siswa untuk memilih dan menyesuaikan mata pelajaran dan kegiatan pendukung sesuai dengan minat, bakat, dan tujuan mereka sendiri. Dengan demikian, siswa dapat mengikuti perkembangan dan minat mereka dengan lebih bebas.
  • Penguatan kompetensi dasar. Kurikulum Merdeka tetap mempertahankan inti kurikulum nasional dengan penguatan kompetensi dasar yang meliputi: kemampuan akademik, keterampilan hidup, kewirausahaan, dan kemampuan beradaptasi dan berinovasi.
  • Pembelajaran berbasis proyek. Kurikulum Merdeka menekankan pada pembelajaran yang terintegrasi antar bidang studi dan kehidupan nyata melalui proyek atau tugas-tugas terarah, yang memungkinkan siswa untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka pelajari dalam situasi nyata.
  • Pengembangan soft skills. Kurikulum Merdeka mengedepankan pengembangan kompetensi sosial, emosional, dan spiritual yang meliputi keterampilan berkomunikasi, kerjasama, kepemimpinan, kreativitas, dan kecerdasan emosional. Hal ini bertujuan untuk membentuk pribadi yang seimbang dan memiliki kecerdasan dalam menghadapi berbagai situasi dalam kehidupan di masyarakat.
  • Pendekatan holistik. Kurikulum Merdeka melihat pendidikan secara menyeluruh yang mencakup aspek fisik, intelektual, emosional, dan spiritual siswa. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan semua aspek ini seiring perkembangan dan potensi individu.

Jadi, Kurikulum Merdeka memiliki tujuan yang luas, yakni untuk mencetak generasi yang lebih siap menghadapi tantangan dan perubahan dalam masyarakat dan dunia kerja. Dengan memberikan kebebasan dan ruang gerak yang lebih besar kepada siswa, diharapkan mereka dapat menemukan minat dan bakat mereka sendiri, serta mengembangkannya secara optimal.

Sumber Gambar : Dok. Pribadi (Kelompok Siswa SMPIA 8 Kemang Pratama, gaya presentasi).
Sumber Gambar : Dok. Pribadi (Kelompok Siswa SMPIA 8 Kemang Pratama, gaya presentasi).

Pembelajaran Berbasis Proyek 

Seperti yang dikemukakan diatas, bahwa Kurikulum Merdeka adalah pendekatan pembelajaran yang aktif dan terpadu, di mana siswa secara nyata terlibat dalam melakukan proyek atau tugas-tugas terarah yang mencerminkan dunia nyata. Peserta didik tidak hanya mendapatkan pemahaman teoritis, tetapi juga memiliki pengalaman praktis dalam mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang mereka pelajari.

Pada pembelajaran berbasis proyek, siswa diberikan tanggung jawab dan kendali atas proyek yang mereka kerjakan. Hal ini melibatkan identifikasi tujuan, perencanaan, penelitian, pelaksanaan, evaluasi, dan presentasi hasil proyek tersebut. Proyek tersebut menekankan pada penerapan konsep-konsep yang dipelajari dalam konteks nyata, sehingga siswa dapat melihat relevansi dan manfaat praktis dari apa yang mereka pelajari.  Oleh karena itu, karakteristik utama dari pembelajaran berbasis proyek pada Kurikulum Merdeka, antara lain:

Sumber Gambar : Dok. Pribadi (Kelompok Siswa SMPIA 8 Kemang Pratama, presentasi Bakal Calon Ketua Angkatan).
Sumber Gambar : Dok. Pribadi (Kelompok Siswa SMPIA 8 Kemang Pratama, presentasi Bakal Calon Ketua Angkatan).
  • Konteks nyata. Proyek-proyek yang diberikan kepada siswa harus mencerminkan tantangan dan kebutuhan dunia nyata. Misalnya, siswa dapat memiliki proyek untuk merancang solusi kreatif terhadap masalah sosial atau lingkungan di komunitas mereka, atau mengembangkan produk atau inovasi baru.
  • Terpadu. Proyek-proyek harus melibatkan integrasi antara berbagai mata pelajaran dan disiplin ilmu, sehingga siswa dapat melihat hubungan dan keterkaitan antara berbagai konsep dan pengetahuan yang mereka pelajari.
  • Kolaboratif. Siswa diberikan kesempatan untuk bekerja secara kelompok dalam melaksanakan proyek. Melalui kolaborasi, mereka dapat mengembangkan keterampilan sosial, kemampuan bekerja dalam kelompok, serta menghargai berbagai perspektif dan kontribusi dari anggota kelompok lainnya.
  • Proses dan hasil. Pembelajaran berbasis proyek melibatkan tahap-tahap seperti: perencanaan, riset, pelaksanaan, dan evaluasi. Kelompok siswa tersebut juga dituntut untuk menyajikan hasil proyek mereka dalam bentuk presentasi, produk, atau dokumentasi lainnya.
  • Dapat disesuaikan. Proyek-proyek harus dapat disesuaikan dengan minat, kebutuhan, dan kemampuan siswa. Hal ini penting untuk memastikan bahwa siswa terlibat secara aktif dan memiliki motivasi yang tinggi dalam melaksanakan proyek tersebut.

Pada akhirnya, melalui pembelajaran berbasis proyek, siswa SMP Islam Al Azhar 8 Kemang Pratama akan lebih terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, mengembangkan keterampilan kritis, kreatif, dan kolaboratif, serta memiliki pemahaman yang lebih dalam dan relevan tentang konsep yang mereka pelajari. Pendekatan ini juga membawa siswa lebih dekat kepada pengalaman dunia nyata dan menumbuhkan minat serta motivasi belajar yang lebih tinggi ?! Wallahu A'lamu Bishshawwab.

Bekasi, 18 September 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun